Sembuh Menjadi Harapan Utama Keluarga Pasien ODGJ Asal Selaawi

Share posting

Oleh: Wishnoe Ida Noor

Sebanyak 35 pasien Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) yang berasal dari Kabupaten Garut dan di kumpulkan di Klinik Atma, Desa Cimurah, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, akan diberangkatkan ke Rumah Sakit Jiwa Marjoeki Mahdi Kota Bogor untuk dilakukan pengobatan dan terapi, Kamis (25/02). (Foto: Muhamad Azi Zulhakim/ Diskominfo Garut – grahabignews.com)

Garut – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut, bekerja sama dengan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Dinkes Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan Rumah Sakit Jiwa Marjoeki Mahdi (RSJMM) Kota Bogor, menyelenggarakan skrining dan evakuasi pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Klinik Atma, Desa Cimurah, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Kamis (25/2/2021).

Sebanyak 35 pasien ODGJ yang berasal dari beberapa kecamatan yang tersebar di Kabupaten Garut, akan dialihkan ke RSJMM Kota Bogor untuk dilakukan pengobatan serta terapi dalam rangka penyembuhan para pasien ODGJ.

Salah satu keluarga pasien ODGJ asal Kampung Jatiwangi, Kec. Selaawi Kab. Garut, Encep Syarifudin (38), berharap dengan adanya kerja sama Pemkab Garut dengan RSJMM Kota Bogor, bisa menjadi salah satu jalan untuk saudaranya yang berinisial R bisa sembuh dan bisa kembali hidup normal seperti sedia kala.

“Harapannya, mudah-mudahan ini salah satu jalan biar sembuh gitu, karena udah dibawa kemana-mana itu harapannya dari saya suapaya bisa sembuh seperti normal biasa orang-orang yang biasa lagi,” ujar Encep saat di Klinik Atma.

(Foto: Muhamad Azi Zulhakim/ Diskominfo Garut – grahabignews.com)

Ia menyampaikan bahwa sebelumnya saudaranya ini sehat, namun karena suatu hal akhirnya saudaranya terkena gangguan jiwa. “Dulunya ya sehat, awalnya itu mungkin karena jalan pintas itu ngelmu, wirid ada yang ngasih wiridan mungkin ya faktor ekonomi juga jadi pengen cepet kaya (melalui jalan pintas),” ucapnya.

Pada saat dibawa ke lokasi skrining dan evakuasi, kaki kanan R di pasung dengan rantai, Encep mengatakan bahwa saudaranya dipasung karena sering lari-lari dan mengamuk. “Saudara saya dipasungnya belum lama, kurang lebih 6 bulan, kalau penyakitnya hampir 10 tahun dengan gejala teriak-teriak, terus ngamuk-ngamuk, terus lari-lari kayak ada yang bawa kemana, terus panas (dibagian Kepala) kayak ada yang menusuk,” ungkapnya.

Encep mengungkapkan, bahwa selama 10 tahun R menderita ODGJ, baru dari tahun kemarin saudaranya diobati secara berkala. “Alhamdulillah, dibantu oleh BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), karena dulu tidak tahu program dan biayanya mahal jadi nggak diobatin. Pernah juga dibawa ke pengobatan alternatif,  tapi  semenjak mendengar bahwa Puskesmas ada program BPJS, maka berobat jalan di Puskesmas sekitar satu tahun lebih,” tutur Encep.

Sementara itu, Koordinator Dinas Sektoral dan Promotor Kesehatan RSJMM Kota Bogor, Iyep Yudiana, mengungkapkan, para pasien yang akan diberangkatkan ke Kota Bogor telah melalui beberapa tahapan mulai dari pemberkasan sampai penandatangan persetujuan dari pihak keluarga.

“Ada tahapan-tahapan pemeriksaan, yang pertama pemberkasan, kita cek jaminan rawatnya, identitasnya dan lain-lain. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan jiwa, termasuk skrining ulang Covid-19, kemudian langsung diperiksa oleh Dokter Spesialis Jiwa sama dokter UGD (Unit Gawat Darurat) kita lakukan pemeriksaan sampai pasien tersebut dinyatakan memang pertama indikasi rawat jiwa. Yang kedua jaminan pemberkasannya lengkap,” ujar Iyep.

Selanjutnya, tambah Iyep, diujung di meja kelima itu ada penandatanganan surat persetujuan dari keluarga bahwa keluarga menyetujui untuk melakukan perawatan di rumah sakit marjuki mahdi sekaligus disana ada edukasi kesehatan jiwa.

Iyep menyampaikan tujuan akhir dari kegiatan ini adalah pihaknya bersama Kemenkes RI turun tangan terjun langsung memberikan pelayanan kesehatan jiwa. “Tujuan akhirnya sebetulnya Rumah Sakit Marjoeki Mahdi Bogor di bawah Kementerian Kesehatan  ini turun tangan langsung terjun langsung untuk memberikan pelayanan kesehatan jiwa seperti tadi dilihat ada tiga yang dipasung dengan rante otomatis terbebaskan hari ini bukan hanya ini nanti setelah selesai pemeriksaan, dia juga ikut perawatan pengobatan di rumah sakit,” ungkapnya.

Ia mengimbau, ada 4 hal yang harus dilakukan oleh masyakat jika di rumahnya atau dilingkungannya ada pasien ODGJ. Pertama bawa pasien ke fasilitas kesehatan, kedua jangan lupa berikan obat kepada pasien, ketiga berdayakan pasien di masyarakat, dan keempat masyarakat menerima kembali pasien ODGJ.

“Kami dari promotor kesehatan jiwa di instalasi kesehatan jiwa rumah sakit mengimbau empat hal ke masyarakat, bawalah pasien ODGJ ke fasilitas layanan kesehatan, sekarang bukan saatnya lagi penanganan pasien jiwa itu dipasung. Lantas, bagi pasien-pasien yang sudah berobat jangan lupa minum obat, karena obat itu sebagai penyeimbang, sebagai pengontrol kesehatan jiwanya,” imbuhnya.

Selain itu, berdayakanlah pasien di masyarakat dan anggaplah pasien itu sebagai seseorang yang sudah pulih dan sama seperti yang lain untuk kembali ditengah-tengah masyarakat. “terpenting dan terakhir adalah tujuan paling akhir masyarakat menerima kembali pasien-pasien gangguan jiwa sebagai bagian dari mereka.” pungkasnya.

Bingung Ingin Kuliah yang Berkualitas? Klik aja Link di bawah ini !!!

http://pmb.fteknikuniga.ac.id


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *