Sosok Abah Umar,Mursyid Tarekat Syahadatain Yang Tawasulannya Diamalkan Dan Dikembangkan Oleh Pasulukan Loka Gandasasmita
Artikel Eksklusif
Oleh : H Derajat
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Wasshalaatu wassalaamu ‘alaa Muhammadin wa aalihi ma’at tasliimi wabihii nasta’iinu fii tahshiilil ‘inaayatil ‘aammati wal-hidaayatit taammah, aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin”.
Sejarah Abah Umar bagian kesatu :
Sejarah Abah Umar bagian kedua :
Sejarah Abah Umar bagian ketiga (tamat) :
Bagi Guru maupun murid-murid Tarekat di Pasulukan Loka Gandasasmita tentunya sudahlah tidak asing lagi mengamalkan Nadzham Tawasulan yang diambil dari Mursyid terdahulunya yaitu Abah Umar. Sosok Abah Umar dan perjuangannya diringkas dalam 3 artikel di atas. Tentunya bukanlah perjuangan yang ringan untuk menegakkan suatu Aqidah dan wirid untuk mengantarkan para muridnya ke Gerbang Cinta Allah dan menemukan hakikat Ketuhanan.
Yang mulia Habib Luthfi Bin Yahya mengatakan bahwa beliau pun pernah berguru kepada Habib Umar alias Abah Umar Panguragan ini, dan beliau menyatakan bahwa Abah Umar adalah Quthbul Aqtab terlama di Tanah Jawa sebagaimana beliau pernah berkata :
Demikianlah riwayat yang dapat kami paparkan tentang Mursyid kami Abah Umar.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِمَشَايِخِنَا وَلِمَنْ عَلَّمَنَا وَارْحَمْهُمْ، وَأَكْرِمْهُمْ بِرِضْوَانِكَ الْعَظِيْمِ، فِي مَقْعَد الصِّدْقِ عِنْدَكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allâhumma-ghfir li masyâyikhinâ wa liman ‘allamanâ wa-rhamhum wa akrimhum biridlwânikal ‘adhîm fî maq’adish shidqi ‘indaka yâ arhamar râhiîmin.
Wahai Allah ampunilah guru-guru kami dan orang yang telah mengajar kami. Sayangilah mereka, muliakanlah mereka dengan keridhaan-Mu yang agung, di tempat yang disenangi di sisi-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara penyayang. (Imam al-Haris al-Muhasibi, Risâlah al-Mustarsyidin, Dar el-Salam, halaman 141).