JEJAK

Share posting

Sebuah catatan perjalanan

Oleh : Denny. AR

Denny. AR adalah wartawan senior dan Koordinator Reforter GrahaBigNews untuk wilayah Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut. (foto istimewa-grahabignews.com)

Aku seperti air sungai berteman sampah, limbah, dan tak pedui sumpah serapah, terus, terus mengalir kesamudra tak habis-habisnya ( Herri H. Harris)

Tujuan utamanya sih, acara pembubaran panitia kegiatan hari jadi Republik Indonesia, sekalian rekreasi ke pantai, biar semuanya menjadi fresh kembali setelah hampir sebulan lamanya focus pada acara kegiatan  dengan berbagai lomba dan pagelaran seni yang  alhamdulilah terbilang sukses tanpa ekses,semuanya berjalan lancar mulus sesuai dengan rencana.

Tepat pada pukul. 13 00 wib  rombongan sudah siap ditempat yang sudah ditentukan, tiga mobil yang akan membawa mereka ketempat tuan sudah berderet, sementara motorpun berjejer sesuai aturan kebelakang, tetapi karena ada sesuatu hal  aku tidak ikut robongan tapi akan menyusul dua jam kemudian. Merekapun berangkat.

Tepat pukul.18.00 WIB kami berangkat dengan mengendarai dua motor. Aku dan Gino berboncengan sementara Dion sendiri, karena dipacu waktu kami berangkat agak tergesa-gesa, ingin menyusul rombongan.

Setelah di cek lewat perangkat handphone jarak antara kami dengan rombongan sekitar 45km, tapi sayang, laju motor kami terhambat oleh cuaca. Kabut yang tebal menghambat lajunya kendaraan kami. Jarak pandang Cuma 3 meter kedepan terpaksa motor kami melaju dengan pelan, namun ahirnya rombonganpun tersusul di sebuah area rumah makan,mereka sedang beristirahat  karena Ine dan Ndew terkena serangan mabuk kendaraan, sambil bercanda dan minum kopi kami beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan.

Setelah dirasa semuanya beres kamipun melanjutkan perjalanan dengan ceria, meski malam sudah merangkak naik namun keceriaan semakin bertambah karena memang kendaraan dijalanan begitu ramai dan sedikit padat mungkin karena hari libur.

Suara gemuruh deburan ombak sudah terdengar jelas dan hawa mulai terasa panas,menyambut kedatangan kami. Tak susah mencari penginapan karena jauh-jauh hari Gino sudah membokingnya, kebetulan yang punya penginapan Amiranda adalah sahabat Gino, jadinya kami tinggal masuk saja, dengan harga diskon tentunya.

Depan penginapan Amiranda yang anggun kami semua turun dan langsung menyerbu kamar sambil merapihkan barang  bawaan masing-masing.

Terlihat Dea  dengan Tiya yang merupakan ketua rombongan yang bertanggung jawab pada acara ini sudah siap untuk menikmati suasana pantai dengan mesranya, juga Piko dengan ledya sudah terlihat santai berdua digazebo sambil merasakan pegal katanya. Lain lagi dengan Dion dan Rina dia sibuk menyiapkan mie instan karena memang Dion terkenal jawara makan, semuanya terlihat sibuk menikmati suasana malam yang indah dan pantas dinikmati sambil bercengkrama,

Disalah satu sudut halaman  ada  yang sibuk menyiapkan api unggun untuk membakar jagung, sementara  di ruang karaoke nampak sedang dipersiapkan oleh Uwing, dia memang jago dalam hal elektronik, dan berbagai tingkah polah mareka mewarnai suasana malam ini begitu indah ceria dan bahagia penuh dengan kegembiraan.Ada juga yang bermain gitar dan bernyanyi bersama didepan api unggun dengan nyanyian “Rasa sayange” menambah semarak suasana. Malam ini benar-benar  milik mereka gembira ceria dan penuh canda.

Malam semakin dalam, suasana kian sepi, orang-orang sudah kembali kekamarnya masing-masing, hanya terdengar deburan ombak dari kejauhan dan angin hangat yang menderu mengusap pepohonan. Aku terdiam larut dalam hayalan yang panjang, karena ditempat inilah beberapa tahun yang lalu sempat tegoreskan sejumput kenangan bersama dia yang kini entah dimana keberadaannya atau bagaimana nasibnya, sementara malam kian dalam, hanya cicak-cicak bernyanyi di dinding,burung malam berdendang dilengangnya,semua memasuki pada alamnya.

Matahari mulai bangkit dari peraduannya, suara burung didahan randu kicaunya merdu mengiringi aktivitas orang-orang disektarnya, termasuk rombongan kami, rame-rame antri depan kamar mandi, mereka sudah tak sabar ingin segera mengitari wilayah wisata ini, yang terekenal dengan segala keindahannya.

Sepanjang pantai yang memanjang berderet gazebo-gazebo tempat orang-orang duduk bersantai sambil menatap lepas ke laut luas,diusapi dengan angin laut yang berhembus. Keindahan Alam ini memang luar biasa, alam ciptaan Tuhan memang sangat mempesona, dan penuh misteri

Sekitar pukul 11.00 WIB rombongan kami melaju lagi pada satu tempat yang tidak kalah indahnya, meskipun ditempat itu sedikit bising karena ramainya para pengunjung dan hawanya lumayan panas, disana kami makan siang dengan ikan bakar yang sengaja dipesan dari warung sekitarnya yang husus menyediakan ikan bakar khas warga setempat dengan lahap kamipun menikmati hidangan yang jarang tersebut lalu kamipun berpencar dengan tujuan masing-masing, ada yang berbelanja untuk oleh-oleh cedera mata, ikan kering dan macam-macam keinginan

Dari sebuah warug terdengar lagu kemesraan yang dinyanyikan oleh sekelompok anak muda iramanya sangat menyentuh, aku bedoa mudah-mudahan kemesraan yang terjalin ini tidak cepat berlalu, kebersamaan memang indah, segala jadi terasa ringan jika dikerjakan secara bersama.

Mata hari di Garut Selatan mulai menggelincir, kegelapanpun mulai turun, sinar diganti lampu-lampu yang kerlap-kerlip, mobil rombonganya telah meninggalkan area pantai, sementara aku masih berdiri mematung   menatap ombak yang makin bergemuruh, hari hari bergulir lagi dengan catatan yang baru begitu cepat.

Aku tengadah kelangit sambil berbisik dalam hati, sampai dimanakah perjalananku dalam kehidupan ini,sudahkah aku menjadi orang yang dibutuhkan oleh sesama, karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang dibutuhkan atau berguna bagi sesamanya. Aku kian terdiam, sudahkan aku jadi mata air untuk melepas dahaga yang kehausan…sudahkan aku jadi matahari yang menerangi orang kegelapan…..

Hari ini aku telah kehilangan hari dengan jejak yang kian melemah dan aku semakin terpojok karena aku belum bisa melakukan apa-apa untuk sesame, tapi dengan cepat aku melangkah menuju kendaraan yang terparkir untuk segera melanjutkan perjalanan kembali. kurobek-robek semua yang dialami siang dan malam tadi, kutebarkan bersama angin……aku pulang…!***

Jalan yang ku lalui begitu ramai hiruk pikuk, juta tujuan

Saat aku bertelanjang dada, gerah

meja korea berserakan harapan bercampur debu,

puntung juga pemuas hasrat

diam bisu semuanya, berangkat adalah pilihan disimpang jalan

tapi hatiku meragu pilu

 

Pantai indah ajakan sahabat berpesta pora dimegahnya alam

Diamku genderang perang dalam kesepian

Gemuruh alam pakidulan menghadirkan kenangan lama

Diam bisu semuanya,

menghindar adalah pilihan disimpang jalan

Tapi jiwaku menangis perih

 

Riang canda mereka diombaknya seiring suara camar dilautan

Kutatap nostalgia di bucahnya ombak putih memanjang

Goresan mesra melintas dipasir-pasir terhampar panjang

Panas jiwa kala karang dihantam angin liar

Diam bisu semuanya, sendiri adalah mencatat langkah lalu

Tapi akalku menerkam, buang,,!

 

Saat angin malam mulai menyergap dihiruk pikunya bocah-bocah penat

Sukma melayang meraba raba perjalanan nafas disayang heulang

Bertahun yang lalu pada dermaga menjorok yang gelap

Dua kali bolak balik kacamata tertinggal, hasrat melimpah

Tanda jalanpun kian melebar tebuka

Diam bisu semuanya,sendiri adalah keinginan tak sampai, kecewa

Tapi asmaraku bergunam kutunggu besok…

 

Sayang heulang 05/09/2021

 

Penulis adalah wartawan senior dan Koordinator Reforter GrahaBigNews untuk wilayah Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut.

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *