Abu Hurairah Periwayat Hadits, Sahabat Rasulullah Yang Tangguh

Share posting

kisah Abu Hurairah, sahabat Rasulullah yang meriwayatkan ribuan hadits yang mempunyai daya ingat panjang

Oleh : H Derajat

Ilustrasi-islampos.com

Sumber ;

https://pasulukanlokagandasasmita.com/bografi-abu-hurairah-sahabat-periwayat-hadits-terbanyak/

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillâhirrahmânirrahîm

Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.

Siapa yang tak pernah mendengar nama Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, seorang sahabat yang namanya tertulis abadi dalam milyaran lembar kitab hadits. Laki-laki haus ilmu yang berkontribusi besar dalam penyebaran hadits Nabi SAW.

Nama asli Abu Hurairah adalah Umair bin Amir bin Abd Dzi asy-Syara bin Tharif bin Attab Ibn Abi Sha’b bin Munabbih bin Sa’ad bin Tsa’labah bin Salim bin Fahm bin Ghanm bin Daus bin ‘Adtsan bin ‘Abdillah bin Zahran bin Ka’ab ad-Dausy.

Abu Hurairah adalah kunyah beliau, ia pernah berkata: “Namaku pada masa jahiliyah adalah Abdu asy-Syamsi bin Shakhr, lalu Rasulullah menamaiku dengan sebutan ‘Abdrurrahman. Dan Rasulullah SAW memberiku kunyah Abu Hurairah dikarenakan aku memiliki kucing yang sering aku bawa dalam bajuku.”

Beliau berasal dari Yaman, datang ke Madinah pada saat Rasulullah SAW sedang di Khaibar pada tahun ke 7 Hijriyah. Ia melakukan perjalanan ke sana, lalu bertemu dengan Nabi SAW kemudian kembali bersama ke Madinah, dan terus bersama-sama dengan Nabi SAW sampai ia wafat.

Kedatangannya bertemu Rasulullah SAW untuk pertama kali ketika beliau SAW bersama dengan para sahabat selesai beristirahat sepulang dari perang khaibar. Saat Rasulullah SAW datang langsung menuju masjid shalat dua raka’at dan menemui beberapa sahabat, kemudian dilihatlah oleh Rasulullah SAW seseorang yang mempunyai kulit agak gelap, lebar pundaknya serta memiliki celah di antara dua gigi depannya dan langsung membai’at Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW mengatakan;

مِمَّنْ أَنْتَ ؟ قُلْتُ : مِنْ دَوْسٍ، قَالَ: مَا كُنْتُ أَرَى فِي دَوْسٍ أَحَدًا فِيْهِ خَيْرٌ

“Dari mana engkau?”, Abu Hurairah menjawab, “Aku berasal dari Ad Daus”, Rasulullah mengatakan, “Sungguh aku dulu tidak menyangka ada kebaikan di  Daus” [HR. Ibnu Saad, dan Abi dawud At-Thayalisi].

Sebagian riwayat menyebut bahwa Abu Hurairah lahir 19 tahun sebelum hijrah Nabi SAW. Namun baru masuk Islam kurang lebih pada tahun ke-7 hijriyah, setelah perang Khaibar. Masa beliau hidup bersama Rasulullah SAW praktis kurang lebih hanya sekitar 2-3 tahun saja.

Meskipun hanya berjumpa Nabi dalam waktu singkat, Abu Hurairah mampu meneguk begitu banyak ilmu dari sang Nabi akhir zaman tersebut. Hal ini dikarenakan Abu Hurairah sering mendampingi beliau SAW. Abu Hurairah juga berani menanyakan kepada Rasulullah SAW sesuatu yang tidak pernah ditanyakan oleh orang lain.

Sahabat-sahabat dari Kaum Anshar dan Muhajirin sering disibukkan dengan pekerjaannya, sedangkan Abu Hurairah adalah Ahlus Shuffah yang tidak memiliki rumah maupun kebun. Sehari-harinya ia terus menemani Rasulullah SAW dan menggali ilmu dari beliau. Maka tak heran bila Abu Hurairah begitu mengetahui seluk-beluk kehidupan Rasulullah SAW.

Para ulama hadits telah bersepakat bahwa Abu Hurairah adalah sahabat yang meriwayatkan hadits terbanyak. Riwayatnya bahkan melebihi riwayat orang-orang terdekat Rasulullah seperti ‘Aisyah dan Khalifah yang empat (arba’ati khulafâir râsyidîn).

Tercatat dalam sejarah, bahwa Abu Hurairah telah meriwayatkan sebanyak 5.734 hadits. Dan lebih dari 800 orang perawi yang meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah.

Imam asy-Syafi’i berkata, “Abu Hurairah adalah seorang hafidz dalam meriwayatkan hadits pada zamannya.” Tercatat dalam tarikh bahwa Abu Hurairah telah meriwayatkan sebanyak 5.734 hadits.

Abu Hurairah pernah meriwayatkan hadits dari Abu Bakar, Umar, Fadl bin Al-‘Abbas, Ubay bin Ka’ab, Usamah bin Zaid, ‘Aisyah, Bashrah al-Ghaffari, dan Ka’ab al-Akhbar. Telah meriwayatkan darinya Al-Muharrah (Anaknya), dari kalangan shahabat yaitu Ibnu Umar, Ibnu ‘Abbas, Jabir, Anas, Watsilah bin al-Asqa’.

Dari  Kibar Tabi’in yaitu Marwan bin Hakam, Qabishah bin Dzu’aib, ‘Abdullah bin Tsa’labah, Sa’id bin al-Musayyab, ‘Urwah bin Zubair, Salman al-Aghar, Al-Aghar Abu al-Muslim, Syuraih bin Hana’i, Khabbab, Abu Sa’id al-Maqburi, Sulaiman bin Yasar, Sinan bin Abu Sinan, serta yang lainnya yang tidak bisa disebutkan semuanya. Karena tercatat lebih dari 800 orang perawi yang meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah.

Pada riwayat al-Bukhari kitab Shahihnya melalui sanad Sa’id al-Maqburi dari Abu Hurairah ra., bahwa dia berkata:

قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ، مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلُنِيْ عَنْ هَذَا الْحَدِيْثِ أَحَدٌ أَوْلَى مِنْكَ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيْثِ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَآ إِلٰهَ إلَّا اللّٰهُ خَالِصًا مِنْ نَفْسِهِ ۞

Aku bertanya, “Wahai Rasulullah siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafa’atmu pada hari kiamat?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:  “Aku telah menduga wahai Abu Hurairah, bahwa tidak ada orang yang mendahuluimu dalam menanyakan masalah ini, karena aku lihat betapa perhatian dirimu terhadap hadits tentang orang yang paling berbahagia dengan syafa’atku pada hari kiamat, adalah siapa yang mengucapkan lâ ilâha illâ Allâh dengan ikhlas dari hatinya.” (HR. Bukhari)

Dalam riwayat Ahmad dari shahabat Ubay bin Ka’ab, ia mengatakan bahwa Abu Hurairah termasuk orang yang berani bertanya kepada Rasulullah SAW tentang sesuatu yang tidak ada seorang pun yang menanyakannya selain dia.

Abu Hurairah bertekad untuk menyebarkan ilmu yang dimilikinya kepada orang-orang. Meskipun ‘Umar bin Khattab pernah menegurnya agar tidak banyak meriwayatkan hadits, Abu Hurairah tidak mempedulikannya, ia terus meriwayatkan hadits.

Perjalanan keilmuan Abu Hurairah ternyata tidak semulus yang dibayangkan. Sebelumnya, Abu Hurairah juga sering lupa akan hadits-hadits yang telah didengarnya. Ia pun mengadukan hal itu kepada Rasulullah SAW seraya bercerita:

قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ، إنِّيْ أَسْمَعُ مِنْكَ حَدِيْثًا كَثِيْرًا أَنْسَاهُ ؟ قَالَ: “اُبْسُطْ رِدَاءَكَ”، فَبَسَطْتُهُ فَغَرَفَ بِيَدَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: “ضُمْهُ”، فَضَمَمْتُهُ فَمَا نَسْيْتُ شَيْئًا بَعْدَهُ ۞

Aku berkata: “Ya Rasulullah, aku banyak mendengar hadits darimu, namun aku banyak lupa?”. Rasulullah SAW pun berkata: “Bentangkanlah surbanmu”, lalu aku membentangkannya, maka beliau menciduk dengan kedua tangannya, dan berkata: “Genggamlah di dadamu”. Maka aku genggamlah surban itu, semenjak saat itu aku tidak pernah lupa hadits.”

Keilmuan Abu Hurairah tak diragukan lagi, orang-orang dari berbagai penjuru mulai mendatanginya untuk belajar kepadanya. Dikabarkan sekitar 800 ribu ulama ahli hadits meriwayatkan hadits darinya.

Abu Daud berkisah  “Aku tengah mengumpulkan sanad Abu Hurairah, lalu aku bermimpi bertemu dengannya di Asbahan, ia pun berkata padaku “Aku adalah sahabat pertama yang meriwayatkan hadits”.

Do’a Rasulullah SAW bukanlah sembarang do’a, nyatanya ingatan Abu Hurairah tidaklah memudar meski usianya telah dimakan waktu. Melalui lisan Abu Hurairah-lah hadits-hadits Nabi SAW dapat tersebar ke seluruh penjuru dunia. Dialah Abu Hurairah, sang penjaga hadits.

Pada tahun 678 M atau tahun 59 H, Abu Hurairah jatuh sakit, dan meninggal di Madinah, lalu dimakamkan di Baqi. Sahabat yang mulia ini diberikan umur yang panjang oleh Allah Ta’ala. Diriwayatkan bahwa beliau wafat di umur 78 tahun, maka jarak dari wafatnya Rasulullah SAW dengan wafatnya Abu Hurairah sekitar 47 tahun.

Diriwayatkan dari Nafi’ rahimahullâh, bahwa saat Abu Hurairah wafat, aku dan Ibnu Umar radhiyallâhu ‘anhu ikut mengiringi jenazah, dan ibnu Umar tak lepas mendoakan Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu lalu ia berkata,  “Orang ini adalah orang yang paling hafal hadits Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam“. [Thabaqat Ibnu Sa’ad, 4/253].

Mari kita membaca Surat al-Fatihah untuk beliau…

أَلْفَاتِحَةَ إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى رَسُوْلِ اللّٰهِ مُحَمَّدٍ ابْنِ عَبْدِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِلَى رُوْحِ خُصُوْصًا عَبْدِ الرَّحْمٰنِ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ وَأُصُوْلِهِمْ وَفُرُوْعِهِمْ وَذَوِي الْحُقُوْقِ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ، أَنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ لَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ وَيُعْلِيْ دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ، وَيَنْفَعُنَا بِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ وَنَفَحَاتِهِمْ وَبَرَكَاتِهِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اَلْفَاتِحَةَ أَثَابَكُمُ اللّٰهُ …

Al-fâtihata ilâ hadhratin nabiyyil mushthafâ rasûlillâhi muhammadin ibni ‘abdillâhi shallallâhu ‘alaihi wa sallama wa ilâ rûhi khushûshan ‘abdirrahmân abî hurairah wa ushûlihim wa furû’ihim wa dzawil huqûqi ‘alaihim ajma’în, annallâha yaghfiru lahum wa yarhamuhum wa yu’lî darajâtihim fil-jannah, wa yanfa’unâ bi asrârihim wa anwârihim wa ‘ulûmihim wa nafahâtihim wa barakâtihim fid-dîni wad-dunyâ wal-âkhirah, al-fâtihata atsâbakumullâh…

 

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *