Detinasi Wisata Situ Bageundit Harus Terkelola Persampahannya Melalui Program TPS3R

Share posting

Oleh: Rudi Herdiana

Kabid Pengelola Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kab. Garut, Taupik Buldani. (Foto: Rudi Herdiana – grahabignews.com)

Garut – Kabupaten Garut tersohor dengan destinasi wisata, bahkan sekarang Situ Bageundit telah dibangun dengan berbagai fasilitas umum yang cukup megah dengan kucuran dana mencapai Rp. 100 Milyar.

Guna menjaga destinasi Wisata unggulan tersebut, Bupati Garut mengintruksikan terhadap SKPD terkait, agar menjaga dan mengelolanya, sehingga Situ Bageundit ramai pengunjung.

Dikatakan Kabid Pengelola Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kab. Garut, Taupik Buldani, Senin (08/08) bahwa semua destinasi wisata di Kabupaten Garut, harus terkelola persampahannya, namun berhubung keterbatasan anggaran maka pelaksanaannya secara bertahap.

Sesuai intruksi Bupati Garut, tambah dia, bahwa destinasi wisata di Kab. Garut harus terkelola persampahannya di Tahun 2023. Di mana yang menjadi prioritas guna di tunjang sarana dan prasarananya, yaitu Situ Bageundit, Candi Cangkungan dan Destinasi Wisata Sayang Heulang.

Direncanakan untuk implementasi pengelolaan sampah di Situ bageundit, sesuai intruksi Bupati Garut harus diprioritaskan, tapi yang sudah berjalan saat ini baru tahap pengangkutan sampah dari Tempat pembuangan Sampah(TPS) ke Tempah Pembuangan Akhir (TPA).

“Diwajibkan di setiap destinasi wisata harus ada pengolahan sampah untuk mengurangi volume sampah di tempat wisata. Bahkan jika memungkinkan bisa selesai di lokasi, sehingga tidak ada pengangkutan sampah ke TPA,” ucap Kabid.

Dalam pengelolaan persampahan di Situ Bageundit untuk tahun anggaran 2023 telah diajukan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah – Reduce Reuse Recycle (TPS3R). “Semoga rencana Pembangunan TPS3R di Destinasi Wisata Situ Bageundit bisa terealisasi,” harapnya.

“Program TPS3R terdiri dari satu unit bangunan, mesin pencacah, mesin pengelola sampah, alat pengangkut, berikut tong sampah. Kemudian dilaksanakan pelatihan dan pembinaan cara pengelolaan sampai sampai stimulus biaya operasional selama satu tahun,” tandas Taupik.

Mengingat lokasi destinasi wisata, tentu banyak pengunjung yang bakal membuang sisa sisa makanan, maka perlu disediakan tempat sampah di tempat kerumanan pengunjung, sehingga pengunjung tidak buang sampah sembarangan, apalagi ke dalam Situ.

“Potensi wisata unggulan Garut, harus semaksimal mungkin dapat membuat aman dan nyaman pengunjung, salah satunya terkelolanya persampahan,” imbuh Taupik.

Di akhir wawancara, dirinya mengungkapkan, kedepannya harus ada petugas sampah yang dikelola, baik oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwaisata Garut ataupun oleh Kelompok Pengelola Pariwisata (Kompepar). “Untuk pengeolalan sampah, idealnya ada restribusi yang disatukan dengan restibusi tiket masuk,” pungkasnya.


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *