Wakil Bupati Garut: Pasien Meninggal Negatif Virus Covid-19

Share posting

Oleh: Wishnoe Ida Noor

Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman (Foto: Rizal/Humas Jabar – grahabignews.com)

Garut – Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman, menyatakan, pasien perempuan meninggal dunia yang sempat dirawat di ruang isolasi dan ditangani tim medis RSU dr. Slamet Garut adalah bukan pasien suspect Covid-19, mengingat tidak ada catatan riwayat kontak tentang pasien itu sebelum ditangani selama tiga jam di RSU dr. Slamet.

Hal tersebut berdasarkan informasi melalui Kasi Komunikasi dan Kemitraan Diskominfo Kabupaten Garut, Yan Agus Supianto. Berikut ini secara lengkap kami transformasikan kembali kepada para pembaca setia GrahaBigNews.

“Tidak ada riwayat kontak, jadi pasien ini tidak bisa dikategorikan ODP (Orang Dalam Pemantauan) atau PDP (Pasien Dalam Pengawasan), artinya pasien ini tidak pernah ke luar, ada di Kabupaten Garut,” kata dr. Helmi dalam konferensi persnya di Garut Command Center, Kompleks Pendopo Garut,  Senin (16/03/2020), usai melakukan teleconference dengan Gubernur Jawa Barat.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menggelar video conference terkait penanganan dan pencegahan penyebaran COVID-19 bersama 27 kepala daerah kabupaten/kota di Jabar Command Center, Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (16/3/20). (Foto: Rizal/Humas Jabar – grahabignews.com)

Alasan pasien  dirawat  di ruang Isolasi, kata Helmi, karena ada riwayat suaminya pernah berangkat ke Jakarta, Bekasi dan Karawang, meski sebenarnya tidak membawa istrinya, bahkan suaminya pulang sebulan yang lalu (16/02), sedangkan masa inkubasi pasien hanya 14 hari, sehingga tim medis menyatakan kontaknya negatif. “Pasien dinyatakan meninggal karena penyakit pneumonia berat,” ujarnya.

Berkaitan dengan penanganan Covid-19, merujuk arahan Gubernur Jabar, Wabup Helmi, menuturkan, Kabupaten/kota dipersilakan menentukan statusnya dan diperbolehkan menggunakan anggaran BTT (Belanja Tidak Terduga) dari APBD, mengingat kasus ini sudah masuk pandemi global, bahkan sudah dinyatakan KLB (Kejadian Luar Biasa) oleh Bupati Garut.

“Sifatnya bolehlah dikatakan KLB karena ini sudah masuk wabah, meski sampai saat ini tidak ada Corona positif, tapi ini cukup dijadikan sebagai alasan daerah ini sebagai daerah wabah, daerah yang boleh menggunakan dana BTT,” ungkap Helmi.

Disinggung tentang dampak terhadap dunia ekonomi dan kepariwisataan, wabup menegaskan, meski banyak pembatalan kunjungan ke Garut, sebenarnya hanya objek wisata yang padat yang ditutup sementara. “Dan biasanya padatnya hanya Sabtu dan Minggu, kalau hari-hari biasa tidak padat, karena wisatawan kita adalah wisata alam yang tersebar, sehingga tidak bertumpuk,” pungkasnya.


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *