Corona Pembunuh Paling Bengis Oleh Octa Libraliana Dan Karya Sastra SKS Lainnya Di GrahaBigNews
Oleh : Lilis Yuliati, S.Pd., M.Pd.,

Garut – Berikut ini kami transformasikan karya sastra yang berisikan tentang Corona, di racik dan di tulis lewat bahasa kata dari berbagai rasa oleh para penulis puisi dari Komunitas Sastra Kidung Semilir (SKS), diantaranya karya Octa Libraliana, Achmad Masih, Andreas Hali Larantukan, dan Sonny Langkamau.
Semoga dengan aktifnya mengisi konten Puisi yang ada di GrahaBigNews, kian menjadi aktif di dalam menggali potensi dalam berimajanisasi dari suatu ekspektasi yang di implementasikan lewat karya sastra yang indah dan syarat makna.
CORONA PEMBUNUH PALING BENGIS
Karya : Octa Libraliana
Tanpa dentum
Tanpa berisik
Datang dengan senyap
Tanpa suara
Menyusup dalam diam
Menyerang dengan cepat
Membunuh tanpa senjata
Dan tak terlihat
Ribuan orang menjadi korban
Mematikan tanpa kenal ampun
Kejam dan sadis
Corona, pembunuh paling bengis
Bogor, 31 Maret 2020
BANGSAT
Karya : Achmad Masih
Terang menyelinap tak terlihati
Seret paksa setengah nikmat
Membelah ranjang jadi dua
Bangsat bernama corona
Dunia kau belah-belah
Dalam irisan setipis nyawa
Kami sekarat tanpa ada luka
Menggelepar diam lalu musnah
Jangan tanyakan Tuhan dimana
Coba jawab, engkau ini siapa
Kemarin siapa dalam hati
Pintu jendela kau kunci
Hidup itu pilihan
Patuh, kuwajiban
Matipun sudah janji
Tak mungkin diingkari
® achmadmasih2020
SUASANA
Oleh : Andreas Hali Larantukan
Beginilah kita yang tak tentu arah
Langkah pun kini masih tertahan di kediaman
Sebab kemesraan hanya akan membawa petaka
Saling memberi ruang adalah suatu harapan
Terkapar setelah terjatuh menjadi sebuah pertanda
Hilangnya kesadaran bahkan melenyapkan jiwa
Determinisme kembali beraksi
Bahkan kini semakin ganas dan berevolusi
Alam mampu memberi kemungkinan
Tak pandai mengeluh atau mengamuk
Manusia hanya akan dimungkinkan
Sesekali dihancurkan dan dilululantakan
Manusia adalah populasi yang bereksperimen
Menjawab sebab menjadi keutamaan
Kamu dan aku harus menyadari
Merawat kehidupan tak seperti bereksploitasi tanpa rasa
Waibalun, 05 April 2020
UNTUKMU PENGUBAH DUNIA
Karya : Sonny Langkamau
Duniaku sunyi tak lagi tersenyum
Semakin jauh dan kian menjauh
Ah, entahlah
Senyum yang dulu terukir, kini berbalut kain
Tangan yang dulu bersama, kini telah berjauhan
Jarak telah menjadi pemenang melawan persaudaraan
Ah, aku benci keadaan ini
Pertiwiku, kemana senyum tulus itu?
Kemana tawa dan kisah indah itu?
Sunyi tak terjawab..
Dunia memberitakanmu
Kau menang dan kami kalah
Siapa dia, kedatangannya menjadikan duniaku sepi?
Siapa dan mengapa harus dia?
Corona, hadirmu memberi banyak luka
Lihat, duniaku kini ketakutan
Tidak cukupkah kau renggut senyum dari wajah mereka?
Tak cukupkah duka mereka karena terinfeksi oleh dirimu?
Larantuka, 03 April 2020
OA BAREK
Karya : Bram Nonvivara Wahang
“Barek! Ko pikir corona yang membuat tata mati langkah untuk mendapatkanmu kah oa? Lebih mudah bagi tata no ini membasmi ribuan virus corona di jagad ini, daripada menghapus setitik noktah cinta di halaman hati tata. Jangankan menghapus kenangan tentangmu, bergeser ke halaman berikut agar engko tertutup oleh lembar kenangan itu po tata rasa te kuat oa”, begitu kata-kata terakhirku yang ku utarakan buatmu di semusin senja yang menua.
Kini aku mengenangmu dalam kepul hayal. Dan wajahmu lincah bermain di manik mata. …..Sungguh aku tak sanggup membunuh cinta yang sedang terbit di matamu. Sedang sinarnya menohok manis, dalam, begitu renyah….
Waiwadan,30032020….