JAWABAN TELAK ALLAH SWT TERHADAP DO’A YANG KITA PANJATKAN

Share posting

Sebuah perenungan Mursyid terhadap do’a

Oleh  H Derajat

Ilustrasi google search-wajibbaca.com

Bismillahirrohmanirrohim

Allahumma sholli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad.

Sempatkanlah untuk membacanya agar engkau tahu apa yang dikehendaki Allah SWT atas do’a yang kita panjatkan.

Pengilhaman atau intuisi Mursyid Abang Bulganon Amir, tentang hakekat dalam berdoa. Ketika Insan Ruuhi memohon dan bermunajat

kepada Tuhan, Allah.

“Ya Allah hadirkanlah keadilan Engkau untuk diriku, keluargaku, dan umat-umat ciptaan-Mu?”

Allah berkata, “Tidak! Karena Aku ciptakan dirimu yang didalamnya telah tersedia rasa Keadilan-Ku, sebagai contoh Keadilan-Ku adalah Aku ciptakan manusia berlainan jenis. Itu salah satu tanda-tanda bukti Keadilan-Ku, sedangkan Keadilan-Ku amat berbeda dengan keadilan dirimu.”

“Keadilan-Ku adalah adanya suatu perbedaan dan perubahan, seperti adanya siang dan malam; langit dan bumi; baik dan buruk; benar dan salah; laki dan perempuan; serta adanya kaya dan miskin; sehat dan sakit, kuat dan lemah.” Sedangkan keadilan dimatamu hanyalah sesuatu yang dirimu anggap “Timbangannya sama atau rata.”

“Ya Allah ambillah, jauhkanlah, hilangkanlah, dan sirnakanlah kesombongan dari diriku?”

Allah berkata, “Tidak! Bukan Aku yang harus mengambilnya. Namun, dirimulah yang harus menyerahkannya kepada Ku.”

“Ya Allah sempurnakanlah kekurangan diriku, istriku, dan anakku yang cacat?”

Allah berkata, “Tidak! Ruh-Ku telah Ku-tiupkan diatas segala Kekuasaan-Ku dan Jiwapun telah Aku hadirkan dengan sempurna, tubuhmu hanyalah titipan Ku, bersifat sementara yang Ku jadikan dari tanah dan akan kembali pula ke tanah. Tubuhmu pun tidak akan mampu menolong dirimu sendiri, karena yang akan kembali kepada Ku hanyalah Ruh-Ku dan Jiwamu yang akan mempertanggungjawabkannya.”

“Ya Allah berikan dan limpahkanlah hambamu ini suatu kesabaran dalam segala halnya?”

Allah berkata, “Tidak! Tidak akan Aku berikan kesabaran itu pada dirimu. Kamu harus meraihnya sendiri. Kesabaran itu hanya didapat dan diperoleh dari suatu perjuangan dan pengorbanan dirimu serta ketabahan dirimu dalam menghadapi cobaan, masalah, rintangan, sakit, dan sesuatu yang tidak enak dan tidak disukai dirimu.”

“Ya Allah berilah dan limpahkanlah hamba-Mu ini keberkahan dan kebahagiaan lahir maupun bathin?”

Allah berkata, “Tidak! Tidak akan Ku-beri keberkahan dan kebahagiaan itu. Karena keberkahan dan kebahagiaan itu sudah Aku berikan dalam dirimu dan dirimu akan dapat merasakannya jikalau dirimu dapat mensyukuri dan menghargai akan suatu keberkahan dan kebahagiaan yang paling terkecil dari yang telah dirimu rasakan, makanya hal itu tergantung dari dirimu.”

“Ya Allah jauhkanlah hamba-Mu ini dari kesusahan, kesulitan, dan penderitaan?”

Allah berkata, “Tidak! Justru kesusahan, kesulitan, dan penderitaanmu itu yang akan menjauhkanmu dari jerat serta budak duniawi dan sekaligus untuk mengingatkan serta menyadarkanmu akan segala kekurangan dan keterbatasan serta ketidakberdayaan dirimu. Jika dirimu menyadari dan dapat mensyukuri hal itu, maka kesusahan, kesulitan, dan penderitaanmu itu adalah salah satu sarana untuk mendekatkan dirimu pada-Ku.”

“Ya Allah berikanlah hamba-Mu ini akan segala hal yang menjadikan hidup ini nikmat?”

Allah berkata, ”Tidak! Nikmat mana lagi yang tidak dapat dirimu syukuri! Aku berikan dirimu dunia dengan segala isinya dan Aku berikan suatu kehidupan dengan segala aturan yang telah Aku cukupi diatas kodrat irodat Ku, agar dirimu dapat menikmati segala halnya. Berarti nikmat Ku yang tiada terukur sudah tersedia dan ada dalam dirimu, kini tergantung sejauh mana dirimu dapat menikmatinya.”

“Ya Allah berikanlah kemuliaan bagi hambamu ini dan jangan Engkau hinakan diri hamba dihadapan sesama makhluk?”

Allah berkata: “Tidak! “Kemuliaan ataupun kehinaan tidak akan Aku berikan untuk dirimu, karena Ku jadikan dirimu diatas Kemuliaan Ku, jika dirimu tidak mengenalnya dan tidak mensyukurinya maka kelak yang akan dirimu rasakan adalah suatu kehinaan didunia ini.”

“Ya Allah bantu dan bimbinglah diriku untuk dapat MENCINTAI orang lain dan sesama makluk-Mu. Sebesar dan sebagaimana ENGKAU mencinta diriku?”

Allah berkata, “Oh. Insan Nulkarim. Akhirnya dirimu mengerti! Tidak sia-sia dan tidak percuma Aku hadirkan Ruh-Ku dan Aku berikan Jasad, Akal, dan Jiwa untuk hidupmu. Pengertian dan kesadaran dirimu diatas segala Kekuasaan-Ku itulah yang kelak akan membawa hidupmu penuh kemudahan disegala bidang, ketenangan, kecukupan, kenikmatan, dan kebahagian yang tiada akan habis-habisnya sekaligus akan mengangkat harkat dan derajat dirimu diatas dunia ini dengan sesama makhluk ciptaan-KU.”

**

Kadang kita berpikir bahwa Allah tidak adil, dikarenakan kita telah bersusah payah beribadah, memanjatkan doa, meminta, berusaha, pagi-siang-malam. Namun tak ada hasilnya.

Kita mengharapkan diberi dan mendapatkan pekerjaan, puluhan bahkan ratusan lamaran telah kita kirimkan. Namun tak jua ada jawaban sama sekali, sementara disisi lain ada orang yang dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan.

Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan jabatan, hasilnya juga nihil. Namun justru disisi lain ada orang yang mudah sekali mendapatkannya tanpa bersusah payah.

Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai. Namun kenyataannya banyak pula yang berakhir dengan penolakan dan kegagalan. Disisi lain ada orang yang dengan mudahnya bersama sampai akhir hayatnya dan ada juga orang yang dengan mudahnya berganti-ganti pasangan.

Kita menginginkan harta yang berkecukupan dan berlebihan. Namun kebutuhan dan keinginanlah yang terus meningkat dan berlebihan, sehingga terasa diri kita selalu kurang.

Mencermati kisah testemoni dibawah ini, untuk perenungan. Sebagaimana anak kecil yang sedang demam, pilek, dan batuk. Sang anak yang sedang panas badannya merasa haus dan merasa dengan minum es dapat mengobati rasa demamnya, lalu meminta dan merengek sambil menangis kepada orang tuanya untuk mendapatkan Ice Cream. Sang anak mengira, bahwa es itu akan melawan dan mendinginkan rasa panas pada tubuhnya. Maklumlah anak kecil.

Permintaan sang anak kepada orang tuanya tiada ubahnya sebagaimana kita berdoa, memohon kepada Allah yaitu sambil merengek dan menangis agar dibelikan es cream oleh orangtuanya. Sedangkan sang orang tua, tentu lebih tahu kalau es cream dapat memperparah penyakit anaknya. Tentunya sang orang tua dengan segala dalih kalau perlu dengan membujuk dan membohongi sang anak untuk tidak memberi atau membelikan ice cream itu kepada anaknya.

Orang tua, tentunya ingin sekali anaknya sembuh. Setelah sembuh sang orang tua tidak akan keberatan untuk membelikan dan membolehkan sang anak meminum ice cream yang lezat itu.

Begitu pula dengan Allah, segala hal yang kita minta atau doa, Allah Maha Mengetahui apa yang paling terbaik buat kita. Permintaan dan doa, mungkin tidak sekarang akan Allah kabulkan. Namun, Allah pasti mengabulkan jika baik dan sesuai untuk kita. Karena Allah Maha Mengetahui yang terbaik buat kita, sedangkan kita tidak tahu mana yang terbaik.

Mari kita sembuhkan dulu diri sendiri dari demam, pilek, dan batuk. Sambil terus berdoa, berusaha, dan berserah diri serta tahu akan keterbatasan diri. Mengetahui akan siapa diri kita? Darimana kita berasal? Dan mau kemana? Amin.

Desember 2005

Wassalam,

M.R.A. Syamsoe Bulganon Amir Hasbullah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *