Catatan Kaki : Sosialisasi Paket Pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi Tersier Di Leuwigoong Kanan Kab. Garut Tahap II Libatkan 2 Kecamatan
Masalah Air Bisa Lebih Tajam Daripada Sembilu
Oleh : Pemimpin Redaksi, Wishnoe Ida Noor
Garut – Sosialisasi Pembangunan Irigasi Tersier DI. Leuwigoong Kanan Kab. Garut (Tahap II) TA 2021 PPK Irigasi dan Rawa 1 SNVT PJPA BBWS Cimanuk-Cisanggarung, usai dilaksanakan pada hari Jum’at (13/032021) yang diselenggarakan di Aula Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.
Catatan kaki dari redaksi GrahaBigNews, bahwa kegiatan yang melibatkan pemerintahan dari 2 Kecamatan, yaitu Kecamatan Cibatu dan Sukawening bersama unsur Forkopimcam masing-masing, baik Kapolsek, Danramil, Babinmas, Babinsa, para Kepala Desa, para Kepala UPT Dinas UPR, Kepala UPT Dinas TPH, Kepala UPT Dinas BP4K, Kepala UPT Dinas Kehutanan dan petugas P3A+IP3A Bentukan Bendung Copong Daerah Irigasi Leuwigoong.
Secara pentahelix, kegiatan tersebut diharapkan bisa berjlan dengan baik, dan lancar serta dirasakan manfaatnya bagi warga di kedua Kecamatan tersebut dari 6 Desa di Kecamatan Cibatu, dan 5 Desa di Kecamatan Sukawening.
Seperti yang dijelaskan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa SNVT PJPA Cimanuk-Cisanggarung, Andry Octo Arisandi, ST., dalam sambutannya mengatakan, bahwa kami dari BBWS dan perwakilan dari kontraktor serta konsultan, bahwa kegiatan ini sudah ditandatangani kontraknya pada tanggal 18 Februari 2021 dan sekarang masih dalam tahap pengukuran Bank.
Sosialisasi Paket Pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi Tersier Di Leuwigoong Kanan Kab. Garut Tahap II lanjut Octo, ada beberapa titik saluran tersier yang akan dibangun, diantaranya 6 Desa di Kecamatan Cibatu, dan 5 Desa di Kecamatan Sukawening, jelas Octo.
Pihaknya berharap, bahwa dalam waktu pengukuran ini selama 6 bulan, bapak-bapak bisa bersinergi dengan baik dar BBWS dan pada kesempatan ini juga disampaikan tentang program dari Bapak Presiden RI, terkait padat karya yang dilaksanakan sebelum hari Raya Idul Fitri,” ungkapnya.
Pekerjaan ini akan melewati desa-desa yang nanti dilakukan pekerjaannya, dan pada tahap pelaksanaan pekerjaannya bisa bersinergi dengan pihak operator untuk tenaga padat karyanya, karena ini sudah menjadi program dari usat PUPR, agar perekonomian pada masa pandemic Covid-19 ini bisa data membantu masyarakat di Desa untuk kadar program perekonomiannya.
Octo juga membicarakan sekilas terakit perekrutan tenaga padat karya yang melibatkan warga di masing-masing wilayah dalam pembangunan ini yang terdampak dari pandemic Covid-19 ini dapat di diskusikan jumlahnya berapa, nanti bisa disampaikan, dan pihaknya akan bersinergi dengan para Muspika, dan Kepala Desa serta mudah-mudahan dengan rencana yang baik diakhiri dengan hasil yang baik pula.
Sambutan yang tak kalah mengandung pilosofi begitu dalam disampaikan oleh Camat Cibatu, Drs., Sardiman Tanjung, bahwa masalah air bisa lebih tajam daripada sembilu.
Camat Cibatu yang mewakili pemerintahan di 2 Kecamatan menyambut baik dengan program ini, bukan hanya jajaran pemerintahan saja, melainkan secara vertical juga menyambutnya. Namun demikian apa yang perlu kami sampaikan bahwa kalau berbicara Cibatu, berbicara air dan irigasi tidak perlu terjemahan yang lain, karena Cibatu dengan jumah 11 Desa, Cibatu tidak sama dengan Sukawening, dan Leuwigoong.
Sehingga, kita memerlukan kajian, dan tidak cukup dengan kontraktor sebagai pihak ke tiga, tapi pejabat pembuat komitmen tentu harus mengevaluasi apa yang menjadi prinsif di Kecamatan Cibatu, karena sekilas kalau berbicara tentang irigasi di Cibatu adalah sesuatu yang sangat diharapkan dan harapan tersebut tidak akan sama dengan Kecamatan Sukawening, dan Leuwigoong, karena pemilik kotakan sawah bisa panen sepanjang tahun yang berbeda dengan Kecamatan Cibatu yang bisa panen 1 tahun 1 kali, jelasnya.
“Secara psikologi tentu tidak sama untuk itu perlu sambung rasa, dan komitmen satu sama lain, karena air bisa lebih tajam dari sembilu, tentunya olah pikir dan olah kemampuan kita dalam menjalin komunkasi di lapangan yang oleh konsutan sudah dipelajari serta oleh pihak ke tiga inipun saya kira menjadi catatan yang tidak dikesampingkan,” tegasnya.
“Harapan kami, karena ini adalah visi Pemerintah Pusat dengan program Nawa Cita tentu mohon dukungannya, sebab bagaimanaun program tersebut adalah program yang tidak perlu diperdebatkan lagi. Demikian juga dengan keberadaan kita, dimana ada tahap lanjutan irigasi tersir leuwigoong kanan BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Kementerian PUPR RI, dan visi misi pemerintahan Bapak Joko Widodo dengan Nawa Cita, saya kira kesinambungan harus menjadi sesuatu yang penting dan tidak bisa ditawar lagi dengan cacatan kebersamaan kita tidak cukup dengan para tamu undangan pada acara ini, melainkan kebersamaan dengan para pengguna air yang akan mendapatkan dan merasakan dampaknya pasca irigasi tersier bending Leuwigoong Kanan ini bisa eksis mungkin 2 tahun atau 3 tahun yang akan datang, dan pemahaman itu akan disampaikan oleh Tim BBWS Cimanuk-Cisanggarung ,” ungkapnya.
Menurutnya, bahwa kebersamaan ini tidak mungkin dilakukan secara pace to pace pelaksana atau pihak ke tiga atau konsultan membangun kebersamaan dengan seuruh petani pengguna air, dan kehadiran Bapak serta Ibu ini akan menjadi agen. Terutama di Kecamatan Cibatu ini, dalam pelaksanaan pembangunan irigagi tersier Leuwigoong Kanan ini ada 6 Desa.
Sementara sambutan Ketua P3A Raksa Tirta Bendung Copong Daerah Iriasi (DI) Leuwigoong Kabupaten Garut, Tantan Asmara, S.Pd.I., menandaskan dengan adanya acara ini, kesinambungan, keharmonisan serta kekondusifitasan di lapangan bisa direalisasikan. “Mengapa hal ini saya sampaikan, jangan sampai ketika terjadi trable di lapangan hal-hal yang tidak diharapkan bisa di eliminier dengan adanya membangun kesinambungan, dan konumikasi yang baik serta koordinasi antara P3A dengan pihak Desa, ada mitra Babinmas, dan Babinsa,” tandasnya.
Tantan memandang, bahwa dengan adanya koordinasi, dan komunkasi antara semua pihak, transfaransi dalam anggaran, diharapkan bisa dipertanggungjawabkan dengan baik dan para penerima manfaat yaitu masyarakat bisa merasakan dampak dari pembangunan irigasi tersier Leuwigoong Kanan ini di Kecamatan Cibatu dari 6 Desa ini.
Di sisi lain Tantan juga berharap, jika kesinambungan bisa dibangun dengan baik, permasalahan-permasalahan yang menghambat aliran air pada warga, baik itu karena sarananya yang sudah kurang memadai ataupun tumpukan sampah, jika dikerjakan bersama-sama dan adanya pemahaman yang sama antara pihak pejabat pembuat komitmen, konsultan dan pihak ke tiga, Insya Alloh akan berjalan dengan baik.
Sambutan terakhir disampaikan oleh Ketua Pemberdayaan SDM Petani Pemakai Air Bendung Copong Daerah Irigasi Leuwigoong Kabupaten Garut, Cecep M. Tapip atau yang lebih akrab disapa abah Cecep, mengatakan bahwa, petani adalah para pejuang pangan masarakat yang slelalu gigih berjuang mengolah alam dan menanam segala sesuatu untuk kebutuhan mencukupi makanan yang berupa pangan.
Menurut Abah, bahwa tampa para Petani, sekuat apa pun peradaban tak akan bisa berdiri dengna sempurna, karena pangan merupakan kebutuhan sehari-hari yang diperlukan semua mahluk Hidup dari mulai hewan dan manusia pengisi jagat raya, maka tak salah kalau petani disebut mahluk yang paling mulia di Jagat raya ini.
Diplomasi yang disampaikan Abah Cecep membawa semua tamu undangan untuk mencoba merenungkan sejenak, bahwa semua yang di tanam petani akhirnya bermamfaat buat kehidupan manusi.
Manfaat tersebut dapat kita rasakan, lanjut Abah Cecep dari mulai hasil Sawah, kebun, Hutan, sungai dan danau itu ahirnya dimakan Manusia dan semua mahluk yg di ciptakan untuk penyeimbang alam ini
Menurutnya, bahwa petani itu sangat santun dan menjalankan aqidah Agama dengan taat dan sabar serta membaca alam (iqro alam) dengan rasa dan perasaan yang lembut, segala sesuatu yang dilakukan oleh para petani tak surut dengan amal ibadah, antara petani tidak saling bertikai, bahkan selalu tukar pikiran untuk merawat dan menjaga tanaman nya dr mulai penyediaan air dll selalu komunikasi.
Sisi yang mengharukan dan patut dicontoh dalam hidupnya petani lanjutnya, petani jarang memikirkan perutnya sendiri, coba amati kalau ada petani lagi panen sayur/buah-buahan, lantas ada petugas Negara dari mulai Kuwu, Penyuluh Pertanian, Pegawai Kesehatan, Babinsa atau Babinmas, petani selalu menyapa dengan santunnya. “Bapak, ibu, pulang dari mana? Mampir dulu, barangkali Bapak atau Ibu mau sekedar mencicipi hasil panen kami,”.
Dia (petani) tidak memikirkan untuk menjualnya, itu yang patut diteladani oleh kita, tapi berbeda dengan kaum gaji, dikala mendapatkan gaji ke-13 dan tunjangan lainnya, pernah mendengar tidak, mereka mengimformasikan, bahwa dirinya sudah mendapatkan gaji ke-13 terlebih memberikan tawaran barangkali mau mencicipi?, tanya Abah dan mendapat aplouus dari seluruh tamu undangan diiringi senyum simpul mereka.
Terkait dengan di mulainya pekerjaan irigasi tahap II Tersier Daerah Irigasi Leuewigoong, dirinya berharap semua pihak mampu bekerjasama dengan sinergis antara pemborong, Petani pemakai air dengan petugas-petugas lainnya.
Terkait pembangunan padat karya, pihaknya menghimbau agar dilaksanakan dengan baik bagaimana mekanismenya, dan harus diingat, bahwa pekerjaan irigasi harus extra hati-hati dengan mengutamakan kualitas dan kuantitas, jadilah orang-orang profesional dibidangnya serta harus di utamakan jangan asal tunjuk demi mengejar Progres.
Sebagai catatan, bahwa Desa dari Kecamatan Cibatu yang menghadiri acara tersebut, yaitu Desa Sukalilah, Karyamukti, Wanakerta, Padasuka, Wananekar, Kertajaya, dan Desa Cibunar. Sedangkan Desa di Kecamatan Sukawening yaitu Desa Sukaluyu, Sukahaji, Maripari,dan Desa Mejarhurip.
Bingung Ingin Kuliah yang Berkualitas? Klik aja Link di bawah ini !!!