Unik Ditelisik Dari Dunia Usaha Menjadi Pencipta Lagu, Perspektif Amey Gancell Di Masa Pandemi Covid-19

Share posting

Wawancara Eksklusif

Oleh : Wishnoe Ida Noor

Unik Ditelisik Dari Dunia Usaha Menjadi Pencipta Lagu, Perspektif Amey Gancell Di Masa Pandemi Covid-19 (foto istimewa-grahabignews.com)

Garut – Diakhir pekan, Sabtu (14/08/2021) GrahaBigNews menjumpai sosok wanita tangguh berinspiratif, dan inovatif di kawasan Cimanuk 56 Pedes Garut dalam obrolan ringan terkait perspektif dirinya akan kondisi dimasa pandemi Covid-19, baik dampaknya pada bidang ekonomi, pendidikan, dan lainnya dikemas lewat aktifitasnya yang tak bisa diam di tempat, berolahraga, menciptakan lagu, serta kuliah.

Unik untuk ditelisik ketika sosok Amey Gancell kini aktif mengembangkan sayapnya pada dunia seni dengan belajar menjadi seorang pencipta lagu. Setelah kelar merilis album Syahadat dan Asa di titik nadir bergendre Pop, Amey hadir kembali dengan lagu ciptaannya sendiri,  diantaranya Kepastian, Husnudhon, Melepas kepergian, Hadirmu, dan lainnya.

Amey Gancell dengan Produknya bersama Bersama Bupati Garut, H. Rudy Gunawan, S.H.,M.H., (foto istimewa-grahabignews.com)

Obrolan diawali terkait dampak Covid-19, menurutnya  sangat luar biasa, dan secara psikis tentu saja bisa diprediksi sendiri bahwa para pelaku usaha mengalami ketidaklancaran arus kas terutama dirasakan oleh dirinya yang nota benenya single fighter dengan anak 4.

Amey menandaskan, bahwa diera globalisasi yang mengiring kita untuk beradaptasi dengan teknologi yang memang tidak semua bisa mengimplementasikan peraturan yang diberlakukan oleh Pemerintah yang sebelumnya bersifat fakultatif (himbauan) menjadi imperatif (paksaan).

Amey Gancell sedang KKL di Pengadilan Negeri Garut (foto istimewa-grahabignews.com)

Bagaimana dengan pemikiranya terkait Prokes yang sekarang kian ketat diberlakukan? Menurutnya protokol kesehatan itu tidak hanya dititik beratkan pada body oriented (jasadiah) saja, tetapi prokes bathiniah itu juga harus diperhatikan sebagai preventif terjadinya fenomena hilangnya imunitas spiritual, dan runtuhnya tradisi silaturahmi yang merupakan kedigdayaan sosial.

Amey Gancell foto bersama dengan Crew Aluino Project dalam single album “Asa Di Titik Nadir” Cipt.&vokal : Amey Gancell (foto istimewa-grahabignews.com)

Sehingga lanjutnya kita dituntut untuk memfilter, mana yang harus dipertahankan, dilepaskan, dan di ikhlaskan. Semua itu dia ekspresikan melalui syair lagu husnudhon yang akan segera di rilis albumnya yang berkolaborasi dengan  para seniman Garut, serta Bandung, dan dia juga menciptakan lagu untuk komersil, guna memenuhi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditunda atau diwakilkan.

Cover Single Album, ” Asa Di Titik Nadir”-youtube ( foto oleh Helga Gumelar Aluino Project -grahabignews.com)

Demikian juga terhadap dampak pendidikan yang nota benenya Amey Gancell salah satu mahasiswi Sekolah Tinggi Hukum Garut (STHG) semester VII, tidak semua transformasi ilmu yang diberikan oleh para pendidik melalui belajar online setara Daring bisa diserap secara maksimal, sehingga kedekatan emosional, etika antara Dosen dengan mahasiswanya, dan alasan teknis menjadi salah satu kendala. “Apalagi saya seorang ibu dengan 4 anak yang salah satunya anak-anak masih kecil duduk di SD dan TK yang dituntut mendampingi setiap pembelajaran online yang diberlakukan, sehingga kendalanya sangat kentara sekali terlebih saya bukan basic seorang pendidik yang dibekali ilmu formal teknik bagaimana mendidik seorang murid, terlebih jika banyak kegiatan dan factor mood,” tandasnya.

Amey Gancell bersama para Dosen Sekolah Tinggi Hukum Garut (STHG) (foto istimewa-grahabignews.com)

Disinggung dampak Covid-19 pada usahanya dibidang elektronik dengan Gancell Komputernya, bukan tidak mensyukuri nikmat Alhamdulillah sampai saat ini masih bertahan, dan bersabar  dalam posisi yang tidak menyenangkan, karena ketersediaan barang dari supplier tidak berimbang dengan penjualan, dan permodalan mengingat situasi ekonomi yang memprihatinkan.

Amey Gancell di ruang kerjanya kawasan Cimanuk 56 (foto oleh Ari Fauzi Aluino Project-grahabignews.com)

Namun semua itu tak membuatnya patah semangat, karena menurut Amey Gancell bahwa hidup itu untuk dijalani bukan untuk dihindari yang tertuang dalam QS: Al-insyiroh, bahwa setelah kesulitan ada kemudahan.

Hal itu dibuktikan dengan berbagai upaya tak hanya dibidang elektronik semata melainkan dunia seni, dan olahraga, barbershop meski tertatih tetap dilakoninya dengan terus menjalin komunikasi dan silaturahmi, baik dengan para senior pelaku usaha, hukum, seniman, dan komunitas yang terkait.

Amey Gancell menjadi Instruktur Senam di Pengadilan Negeri Garut (foto istimewa-grahabignews.com)

“Hidup dengan agama akan terarah. Hidup dengan ilmu akan mudah, dan hidup dengan seni akan indah serta hidup dengan olahraga akan sehat karena nikmat sehat adalah anugerah,” ujarnya.

Amey Gancell bersama Seniman Garut, Ki Dien & Kang Tete (foto istimewa-grahabignews.com)

Itu semua menurutnya tetap dalam kontek menyempurnakan ikhtiar agar hidup dan berkehidupan yang tertuang dalam pasal 28 A  UUD 1945, bahwa setiap orang berhak untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya. Diperjelas sebagaimana firman Allah dalam QS; Annisa ayat 32, bahwa sesungguhnya karunia Alloh akan datang kepada mereka yang senantiasa berusaha dengan bersungguh-sungguh dalam berikhtiar.

Amey Gancell bersama Kanit Satbinmas Polres Garut (foto istimewa-grahabignews.com)

Tak heran jika dirinya terus giat berolahraga sebagai peningkatan imunitas, karena dengan sehat kita bisa berpikir positif dan usaha. Melalui jaringan silaturahmi dengan para inohong Garut tanpa mengesampingkan promosi usahanya:

Amey Gancell bersama Kabag Perdata Pengadilan Negeri Garut, Ibu Yeti (foto istimewa-grahabignews.com)

1.Gancell Komputer,

2.Sanggar Amey ; Senam, Modelling Class, pembuatan video clip

3.Produk Amey: Madu Amey, Handsanitizer, disinfektan, selft healty, chemical cleaning (fourye)

4.Barbershop

Amey Gancell bersama Direktur Eisa Global Mandiri & Ibu Rita Wijaya, promo tentang Mesin untuk Isolasi Mandiri Covid-19 (foto istimewa-grahabignews.com)

Diakhir obrolannya, Amey Gancell berharap dalam situasi pandemi bahwa budaya penantian mengharap BLT secara bertahap dihilangkan sebagai upaya untuk menghindari mental pengemis atau berharap diberi, lebih baik dialihkan kepada pendidikan untuk memberikan peluang usaha, termasuk dirinya yang membutuhkan investor untuk pengembangan usaha.

Amey Gancell bersama Kepala Kepegawaian Pengadilan Negeri Garut (foto istimewa-grahabignews.com)

“Semoga pandemi ini segera berakhir, dan perekonomian pulih kembali, sehingga rakyat sejahtera, Negara kondusif terlebih di bulan Agustus merupakan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia, adalah kemerdekaan yang mutlak yang bisa dinikmati oleh rakyat. Karena merdeka menurut versi saya, merdeka itu ketika hidup bebas tanpa interpensi, bebas berekspresi, bebas dari hutang budi, dan materi. Tidur nyenyak tanpa tagihan, Merdeka…!!!, ” pungkas Amey Gancell  diantara kelakarnya.

Amey Gancell Bersama ketua Pengadilan Negeri Garut Pak Mashuri Effendi .S.H., M.H. (foto istimewa-grahabignews.com)
Amey Gancell bersama jajaran Pengadilan Negeri Garut (foto istimewa-grahabignews.com)

 

 

 

 

 

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *