Cerpen

Kasih Tak Sampai (Part II)

Share posting

Cerbung  Oleh : Denny.AR

ilustrasi-google

Dalam sebuah rumah megah yang tertata rapih dikomplek mewah sebuah perusahaan pertambangan asing,  kini Alin tinggal bersama sang suami yang sama sekali tidak dicintainya, namun Alin berusaha menerima apa yang telah mejadi jalan hidupnya meski pahit terasa.

Dari hari kehari hanya berteman air mata dan kedukaan yang panjang, namun Alin tidak pernah memperlihatkan kedukaannya pada siapapun apalagi kepada suaminya. Alin berusaha untuk tegar, “ kalaulah ketersiksaan ini merupakan pengabdian pada orang tua dan menjadi salah satu ibadahku maka kuatkanlah aku yaa Tuhan ,“ bisik hati Alin ketika dia sendiri diruang tamu, karena suaminya sudah beberapa hari ini tugas keluar kota.

Air matanya tak  bisa  dibendung, Alin ingat hari-hari indah bersama Bimo, harapan yang pernah digayutkan diangan-angan indah kini semuanya musnah terbang entah kemana. Ingin rasanya Alin menengok pusara Bimo, Alin ingin menumpahkan segala kesedihannya pada Bimo meski hanya diatas puasaranya, tapi hal tersebut kayaknya hal yang tidak mungkin.

Posisi Alin kini sudah lain. Alin kini sudah menjadi istri seorang laki-laki yang sama sekali tidak dicintainya, namun bagaimanapun Alin tetap melakukan kewajiban sebagai seorang istri yang baik, meskipun hatinya merintih dalam ketersiksaan yang panjang. Apalagi jika teringat ketika malam pertamanya, dari situlah ketersiksaannya dimulai.

Alin yang tidak begitu  paham sebenarnya malam pertama, ahirnya harus menelan kepedihan, sedang suaminya yang duda tentu saja sudah berpengalaman.

Saat itu Alin hanya terdiam diperlakukan kasar oleh suaminya. Alin menelan malam yang penuh sakit, hatinya sakit juga fisiknya sakit, namun suaminya tidak mau mengerti. Hampir semalaman melampiaskan nafsu birahinya. Dan yang membuat Alin tidak suka ketika suaminya menciuminya dengan bau aroma yang asing bagi Alin yang membuat Alin ingin muntah.

Belakangan Alinpun jadi tahu, bahwa aroma tersebut adalah bau Alkohol, yang memang sudah menjadi kebiasaan suaminya jika ingin berhubungan selalu menegak minuman keras terlebih dahulu, padahal seumur hidup Alin paling anti dan benci pada hal semacam itu.

Ketika bersama  Bimo Alin sudah berkomitmen bahwa kelak rumah tangganya harus bersih dari yang namanya polusi rokok apalagi minuman keras. Bimo dan Alin sudah meng-angankan rumah tangganya kelak akan melakukan pola hidup sehat dan religius.

Tapi kini justru suaminyalah yang melakukan hal sangat Alin benci, namun sekali lagi Alin tak bisa protes karena Alin mulai hapal karakter suaminya yang keras kepala dan ingin menang sendiri.

Tiba-tiba Alin ingat sesuatu yang selama ini menjadi benda pusaka, yang selalu menemaninya dalam kesepian yaitu surat terahir dari Bimo yang Alin terima setelah Bimo pergi untuk selamanya dari Ulfa sahabatnya sesama pendaki :

Untuk : Permataku

Alin sayang…seterimanya surat ini, mungkin aku telah pergi jauh…jauhhh sekali ntah mengapa malam ini tiba-tiba aku ingin berangkat mendaki,

tadinya aku mau menemuimu sekedar berpamitan namun waktunya sangat mepet hingga aku langsung berangkat. Maafkan aku sayang…(mudah-mudahan kamu paham) arti dari semua ini.Janganlah kamu menangis bila ternyata kelak nasib memisahkan kita..hidup adalah tantangan untuk kita taklukan..

Alin..Aku tidak akan menyalahkan siapapun dalam kejadian ini. Harta adalah imaginasi manusia siapapun itu termasuk orang tuamu..setiap orang tua pasti menginginkan anaknya bahagia,mereka yakin dengan harta yang banyak maka hidupmu akan bahagia( wajar,kan.)

Jangan tanyakan aku dapat kabar dari mana tentang rencana perkawinanmu dengan duda kaya itu….yang jelas aku tahu semua ceritanya dari awal sampai ahir, Aku semakin yakin bahwa cintamu begitu besar untukku, begitupun cintaku padamu seperti matahari yang tak pernah ingar janji, tapi tak pernah menagih janji.

Jika ditakdirkan aku mempunyai pusara, maka tengoklah pusaraku meski hanya sekali saja seumur hidupmu, di sana pasti kau akan baca betapa besarnya cintaku padamu….

Alin..sayang malam semakin gelap, Nampak bidadari dari tebing sudah melambaikan tangannya, aku harus  segera berangkat memasang tali dan menancapkan paku kesetiaanku padamu ditebing ini…..

Alin menangis dalam sendiri…….ada Tanya dalam hatinya “kenapa surat Bimo tidak selesai….

(bersambung…)

 

Catatan :

Penuis adalah wartawan senior&Koordinator Reporter GrahaBigNews untuk wilayah Karangpawitan Kab. Garut

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Share posting
wishnoe ida

Share
Published by
wishnoe ida

Recent Posts

Peserta Ujian Kesetaraan Paket C di PKBM Nurul Ikhsan, Berjalan Lancar dan Penuh Semangat

Oleh: Wida Heryani & Rudi Herdiana Grahabignews, Garut - Ujian kesetaraan Paket C di kabupaten… Read More

8 jam ago

Jelang Purnabakti, Peltu Azhar Tetap Sigap Bantu Sukseskan TMMD ke 120

Oleh: Rudi Herdiana Grahabignews, Garut - Di akhir masa kedinasannya Peltu Azhar masih sigap mengabdikan… Read More

3 hari ago

Leuwi Asri menjadi sponsor Utama Kontingen Kecamatan Bayongbong pada PORKAB Garut 2024

Oleh: Gun Gun Imat Grahabignews, Garut - Perusahaan swasta Leuwi Asri menjadi sponsor utama ajang… Read More

3 hari ago

Semangat Lansia Desa Cintadamai Bantu Personel Satgas TMMD ke 120 Kodim 0611/Garut

Oleh: Rudi Herdiana Grahabignews, Garut - Memasuki hari ke 7, ada yang menarik dalam pembangunan… Read More

3 hari ago

Puluhan Pelajar Ikuti Penyuluhan Bela Negara dan Wawasan Kebangsaan TMMD ke 120 Kodim 0611/Garut

Oleh: Rudi Herdiana Grahabignews, Garut  - Sebanyak 80 pelajar SMP dan SMK Rasana Rasyidah mengikuti… Read More

4 hari ago

Sasaran Non Fisik TMMD ke 120 Kodim 0611/Garut Penyuluhan Kesehatan Pada Masyarakat

Oleh: Rudi Herdiana Grahabignews, Garut - TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 120 TA 2024… Read More

4 hari ago