Paguyuban Pasundan Bukti Cinta Kepada Bangsa
Oleh: Rudi Herdiana
grahabignews.com, Garut – Guna mempererat silaturahmi, Paguyuban Pasundan Cabang Garut, gelar Halal Bi Halal di Gedung Pendopo Garut, Kamis (25/05).
Acara tersebut, dimeriahkan dengan penampilan kreasi seni anak-anak. Bahkan, ketika anak TK menari para tamu undangan bersorak, karena kelucuan saat tampil.
Dalam sambutannya, Ketua Paguyuban Pasundan Kabupaten Garut, Abdusy Syakur Amin, mengungkapkan bahwa Paguyuban Pasundan yang sudah berdiri sejak tahun 1913, dan sudah memperlihatkan kecintaan terhadap Indonesia pada saat Sumpah Pemuda.
Tambah dia, meski berdiri telah lama, namun saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan.
“Yayasan Pendidikan Dasar Pasundan ini, telah memberikan kontribusinya untuk pembangunan pendidikan, khususnya di Kabupaten Garut,” jelas dia.
Diakui Abdusy Syakur, terdapat SMK dari Cisewu sampai ke Malangbong, terdapat 11 sekolah. Malah, ada lembaga yang didirikan pada tahun 1956.
“Untuk memotivasi kita semua, bahwa kita memiliki lembaga yang hebat, lembaga yang sudah membuktikan dirinya membantu negara kita,” tandasnya.
Usai acara, Sekda Garut, H. Nurdin Yana kepada Insan Pers mengajak masyarakat untuk memelihara bahasa maupun kebudayaan Sunda dari sejak dini, yang sesuai dengan ketentuan yang ada.
Sekda merasa kagum atas penampilan-penampilan yang ditampilkan oleh anak-anak sekolah dari Yayasan Pendidikan Dasar Pasundan.
“Kegiatan seperti ini harus terus berlangsung, mengingat budaya Sunda saat ini hampir terkikis oleh budaya luar,” jelas dia.
Setuju atau tidak, lanjut Sekda, di rumah kebanyakan kita mendidik anak bukan menggunakan bahasa Sunda, tetapi kebanyakan menggunakan bahasa nasional.
Untuk itu, Nurdin berharap, kondisi tersebut harus menjadi perhatian semua, dimulai dari keluarga terkecil mendidik anak-anaknya, agar tidak terlalu asing dengan bahasanya sendiri.
“Mari kita mendidik anak-anak kita, supaya anak-anak kita bisa menggunakan bahasa Sunda, sehingga tidak asing terhadap bahasa Sunda,” lanjutnya.
Sementara Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Paguyuban Pasundan Jawa Barat Banten, Didi Turmudzi, menjelaskan, Paguyuban Pasundan mulai didirikan pada tahun 1913 oleh para siswa kedokteran yang kemudian diabadikan menjadi sebuah jalan di Bandung.
“Salah satu pendiri Paguyuban Pasundan, menjadi nama jalan di Bandung, yaitu Jalan dokter Junjunan,” ucapnya.
Didi menerangkan terkait sejarah tatar Sunda atau biasa dikenal Bumi Pasundan, di mana nama itu bermula dari Sunda Kelapa, yang berubah menjadi Batavia, Jayakarta yang sekarang dikenal dengan nama Jakarta.
Selain itu, imbuh Didi, bahwa daerah Sunda, memiliki subkultur, di antaranya yaitu Subkultur Sunda Kelapa, Subkultur Banten, dan Subkultur Priangan.