Berita

DLH Garut Gelar Rapat Evaluasi Strategi Tingkatkan Kinerja Pengolahan Sampah

Share posting

230 Ton Sampah per Hari Masuk TPA Pasirbajing

Pengelolaan sampah tahun ini baru mencapai 31.5%,  sehingga diperlukan satu intervensi strategi meningkatkan kinerja pengolahan sampah ini

Oleh ; Wishnoe Ida Noor

DLH Garut Gelar Rapat Evaluasi Strategi Tingkatkan Kinerja Pengolahan Sampah (Foto : Moch. Ahdiansyah & M. Azi Zulhakim/Diskominfo Garut-grahabignews.com).

Grahabignews.com, Garut – Sekira 230 ton sampah per hari masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasirbajing, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut.

Ke 230 ton sampah itu diangkut oleh 38 armada yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut, 10 kendaraan pengangkut sampah yang ada di kecamatan, termasuk sampah yang dibuang langsung oleh masyarakat umum ke TPA Pasirbajing.

“Jadi oleh 10 kendaraan yang di kecamatan plus 38 yang ada di LH, total ke TPA itu dan beberapa yang dari umum ada juga ya, ada sekitar totalnya 230 ton perhari yang masuk sampah ke TPA,” ujar Kepala DLH Kabupaten Garut, Jujun Juansyah, seusai memimpin Rapat Evaluasi Kinerja Pengelolaan Sampah, di Kantor DLH Garut, Jalan Terusan Pahlawan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (12/07/2023).

Jujun mengungkapkan, jika berdasarkan hasil dari Rapat Evaluasi Pengelolaan Sampah yang diikuti perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) hingga konsultan kajian, kinerja DLH Garut untuk penanganan sampah ini naik sekitar 1.5% di tahun 2023.

Meski begitu, kata Jujun, kinerja pengelolaan sampah ini masih jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Garut, di mana tahun 2023 ini seharusnya sudah mencapai 45% untuk pengelolaan sampah ini, tapi tahun ini baru mencapai 31.5%. Sehingga diperlukan satu intervensi bagaimana strategi untuk meningkatkan kinerja pengolahan sampah ini.

“Tentu saja korelasinya adalah terkait dengan lingkup pelayanan, artinya semakin besar lingkup pelayanan, semakin luas yang dilayani, semakin banyak penanganan yang dilakukan, artinya semakin banyak sampah yang diangkut ke TPA,” katanya.

Meski demikian, ia menilai hal tersebut bukan solusi yang terbaik, karena menurutnya, TPA ini memiliki kapasitas yang terbatas. Oleh karenanya, solusi yang terbaik adalah sampah ini harus selesai di hulunya disertai upaya pengurangan sampah di rumah tangga.

Guna mewujudkan hal tersebut, lanjut Jujun, DLH Kabupaten Garut akan membuat satu gerakan pengurangan sampah secara masif melalui edukasi kepada masyarakat, mulai dari kesepakatan terkait pengelolaan sampah, siapa yang mengolahnya, model sarana dan prasarana, sumber anggaran, hingga menentukan tempat mengumpulkan sampah itu sendiri.

Kepala DLH Garut, Jujun Juansyah, (Foto : Moch. Ahdiansyah & M. Azi Zulhakim/Diskominfo Garut-grahabignews.com).

Seksi itu, pihaknya akan menjadikan beberapa RW di Kabupaten Garut sebagai pilot project untuk gerakan tersebut untuk mendongkrak percepatan bagaimana tingkat kesedaran dan partisipasi masyarakat ini lebih baik.

“Ini kami langsung edukasi ke masyarakat di 19 RW ini yang jadi pilot project kami, sehingga harapan ke depan bahwa kami mungkin di awal Agustus akan lebih intens, lebih masif,” lanjutnya.

Jujun menegaskan, urusan sampah ini bukan hanya tugas dari pemerintah, melainkan tugas bersama mulai dari masyarakat secara individu hingga pihak lainnya.

Pihaknya mengimbau agar masyarakat mematuhi Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Garut Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, bahwasanya masyarakat harus membuang sampah mulai dari jam 9 malam hingga jam 5 pagi.

“Sehingga nanti pada saat pengangkutan dilakukan dari jam 5 (pagi) sampai jam 8 (pagi) tidak ada lagi sampah di jam 9, jam 10, jam 11. Sehingga kesannya bahwa tidak ada lagi sampah yang seolah sampah tidak ditangani kan seperti itu, walaupun kami tetap melakukan penyisiran juga pada saat jam 10 – jam 11,” imbaunya.

Di samping itu, pihaknya juga akan mencoba mereplikasi pojok edukasi lingkungan (Puding) di RW-RW sebagai pilot project gerakan yang akan dilakukan,  sehingga masyarakat mulai belajar memilah mana sampah organik dan anorganik.

“Diharapkan secara bersama-sama bahwa kita bisa menghasilkan atau menggolkan tujuan daripada bagaimana Garut ini menjadi bebas sampah diharapkan tahun 2025,” tandasnya.

 


Share posting
wishnoe ida

Recent Posts

ATR/BPN Kab. Garut Siap Bertransformasi Sertifikat Tanah

Oleh: Rudi Herdiana Grahabignews, Garut - Kementerian ATR/BPN mengubah sertipikat tanah menjadi sertipikat elektronik (sertipikat… Read More

12 jam ago

Desa Rancasalak Garut Juara I Lomdeskel Jawa Barat 2024

Oleh: Rudi Herdiana Grahabignews, Garut - Desa Rancasalak, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, berhasil meraih Juara… Read More

15 jam ago

KPU Kabupaten Garut Jalin Kerjasama Dengan Jurnalis Garut

Oleh: Rudi Herdiana Grahabignews, Garut - Guna menjalin kerjasama dengan jurnalis se-Kab. Garut, KPU Kabupaten… Read More

2 hari ago

Rhesa Yogaswara Daftar Jadi Bacalon Bupati Garut dari Partai Gerindra

Oleh: Rudi Herdiana Grahabignews, Garut - Rhesa Yogaswara, mendaftar ke Partai Gerindra DPC Kabupaten Garut… Read More

1 minggu ago

PDAM Tirta Intan Garut Gelar FGD Kesesuaian RISPAM, RPJMD, dan Renbis dalam FGD

Oleh: Rudi Herdiana Grahabignews, Garut - Perusahaan Umum Air Minum Daerah (Perumda) Tirta Intan Garut… Read More

1 minggu ago

Penanaman Pohon di Mekarmukti, Langkah Kecil untuk Masa Depan Penuh Kebaikan

Oleh: Rudi Herdiana Grahabignews, Garut – Desa Mekarmukti, Kecamatan Cilawu, untuk kesekian kalinya menjadi kegiatan… Read More

1 minggu ago