Dimana Aku mencari-Mu Ya Allah

Share posting

Artikel Eksklusif

Oleh : H Derajat

Ketua Pasuluka Loka Gandasasmita

Selamat berhari libur sahabatku, dalam kitab al-Zuhd, Imam Ahmad bin Hanbal mencatat riwayat tentang Nabi Musa yang bertanya kepada Allah. Berikut riwayatnya:

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ، حَدَّثَنِي أبِي، حَدَّثَنَا سَيَّارٌ، حَدَّثَنَا جَعْفَرٌ، عَنْ عِمْرَانَ الْقَصِيرِ قَالَ: قَالَ مُوسَى بْنُ عِمْرَانَ: أَيْ رَبِّ، أَيْنَ أَبْغِيكَ؟ قَالَ: ابْغِنِي عِنْدَ الْمُنْكَسِرَةِ قُلُوبُهُمْ؛ إِنِّي أَدْنُو مِنْهُمْ كُلَّ يَوْمٍ بَاعًا، وَلَوْلَا ذَلِكَ لَانْهَدَمُوا

Abdullah bercerita, ayahku bercerita kepadaku, Sayyar bercerita, Ja’far bercerita, dari ‘Imran al-Qashiri, ia berkata:

Musa bin ‘Imran berkata: “Wahai Tuhan, di mana aku mencari-Mu?”

Allah menjawab: “Carilah Aku di sisi orang-orang yang hancur hatinya. Sesungguhnya Aku dekat dengan mereka setiap hari (sejarak) satu bâ’(sekitar dua lengan). Jikalau tidak demikian, mereka pasti roboh (binasa).” (Imam Ahmad bin Hanbal, al-Zuhd, Kairo: Dar al-Rayyan li al-Turats, 1992, h. 95)

Saudaraku terkasih, tidaklah sulit mencari Allah. Carilah Dia yang kalian rindukan itu dalam diri orang yang sedang susah, carilah Dia pada diri orang yang sedang sakit, carilah Dia dalam diri orang yang sedang kena musibah atau kesulitan.

Dengan demikian, siapapun yang berkehendak menemukan Allah, ia harus membantu orang-orang yang kesusahan. Karena di sanalah ridha dan rahmatNya berada. Saking pentingnya, Allah menekankan perintah tersebut dengan kiasan yang paling tinggi, dengan menggunakan Nama-Nya. Dalam sebuah hadits diceritakan (HR. Imam Muslim):

عن أبي هريرة، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: يَا ابْنَ آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي، قَالَ: يَا رَبِّ، كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ؟ فَيَقُولُ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ، وَلَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ، وَيَقُولُ: يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِي، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ كَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ؟ فَيَقُولُ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا جَاءَكَ يَسْتَطْعِمُكَ فَلَمْ تُطْعِمْهُ، أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي، فَيَقُولُ: يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي، فَيَقُولُ: أَيْ رَبِّ كَيْفَ أَسْقِيكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ؟ فَيَقُولُ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا اسْتَسْقَاكَ فَلَمْ تَسْقِهِ، وَلَوْ سَقَيْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي

Dari Abu Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman di hari kiamat: “Hai anak Adam, Aku telah sakit, tapi kau tidak menjenguk-Ku. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana caraku menjenguk-Mu, sedangkan Kau Tuhan yang Maha Kuasa? Allah menjawab: Apakah kau tidak mengetahui bahwa seorang hamba-Ku bernama Fulan sakit tapi kau tidak mau menjenguknya. Sekiranya kau menjenguknya, pasti kau dapati Aku di sisinya.

Wahai anak Adam, Aku minta makan kepadamu, tapi kau tidak mau memberikan makan kepada-Ku. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana caraku memberi makan kepada-Mu, sedang Kau Tuhan yang Maha Kuasa? Allah berfirman: Apakah kau tidak tahu adanya seorang hamba-Ku, si Fulan, telah datang meminta makan kepadamu, tapi kau tidak memberinya makan. Sekiranya kau memberinya makan, pasti kau akan menemukan balasannya di sisi-Ku.

Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu, tapi kau tidak mau memberi-Ku minum. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana caraku memberi-Mu minum, padahal Kau Tuhan yang Maha Kuasa? Allah berfirman: Apakah kau tidak tahu bahwa hamba-Ku, si Fulan, minta minum kepadamu tapi kau tidak mau memberinya minum. Sekiranya kau memberinya minum, pasti kau akan menemui balasannya di sisi-Ku.” (Imam Abu al-Hasan Muslim bin al-Hajjaj al-Naisaburi, Shahîh Muslim, Riyadl: Dar al-Salam li al-Nasyr wa al-Tauzi’, 2000, h. 1126).

Dalam hadits tersebut, Allah mengingatkan orang yang tidak menjenguk-Nya, serta tidak memberiNya makan dan minum. Hamba-hambanNya bertanya, bagaimana cara kami menjenguk-Mu, serta memberi-Mu makan dan minum, padahal Kau adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Jawaban Allah menunjukkan pentingnya berbagi dengan sesama, dan pentingnya membantu orang yang membutuhkan. Sehingga siapa pun yang melakukan itu, ia seperti menjenguk Allah, dan Allah akan membalasnya dengan pahala yang besar.

Maka dari itu, salah satu cara paling mudah mencari Tuhan adalah dengan cara mencari orang-orang yang kesusahan dan membantunya.


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *