Artikel

Mind Control Melalui Sosial Media

Share posting

tidakkah kita menyadari bahwa saat ini adalah era pembusukan otak manusia ?

Oleh : Pasulukan Loka Gandasasmita

BAHAYA MENGANCAM DI DEPAN  MATA

Kita saat ini tidak menyadari bahwa kita sering berkomunikasi bukan dengan manusia tetapi AI, Algoritma, BOT atau apapun namanya tetapi yang jelas bukan manusia.

Di zaman serba digital ini, anak-anak tumbuh dengan gawai di tangan mereka. Internet bisa jadi tempat belajar dan hiburan, tapi juga penuh dengan konten negatif yang bisa perlahan memengaruhi cara berpikir dan berperilaku anak. Konten seperti kekerasan, kata-kata kasar, atau hal yang tidak sesuai usia mereka dapat “menyusup” tanpa disadari.

Pesan dari Badan Narkotika Nasional (BNN) mengingatkan kita semua: “Konten negatif dapat merusak perilaku anak secara senyap. Tidak hanya yang mereka lihat, tetapi juga yang mereka serap.” Karena itu, peran orang tua jadi sangat penting dalam menjaga dan membimbing anak di dunia digital.

  1. Temani Anak Saat Online

Jangan biarkan anak menjelajah dunia digital sendirian. Coba terlibat dalam aktivitas online mereka—misalnya menonton video edukatif bersama, membantu mereka mencari informasi untuk tugas, atau sekadar ngobrol tentang apa yang mereka lihat di media sosial. Dengan begitu, anak merasa aman dan tahu bahwa orang tuanya peduli.

  1. Manfaatkan Fitur Kontrol Orang Tua

Sekarang banyak aplikasi dan perangkat yang punya fitur “Parental Control”. Gunakan fitur ini untuk menyaring konten yang tidak pantas atau membatasi waktu layar anak. Namun ingat, teknologi ini hanyalah alat bantu—pendampingan dan komunikasi tetap yang paling penting.

  1. Bangun Komunikasi yang Hangat

Anak-anak akan lebih terbuka jika mereka merasa didengar. Dengarkan cerita mereka tentang pengalaman di internet—termasuk hal yang membuat mereka tidak nyaman. Jadikan setiap percakapan sebagai kesempatan untuk mengajarkan nilai, etika, dan cara berpikir kritis dalam bermedia digital.

  1. Jadi Teladan Digital

Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Jika orang tua bijak dalam menggunakan media sosial, tidak menyebar berita palsu, dan menghargai privasi orang lain, anak pun akan meniru hal baik itu. Jadilah panutan digital bagi mereka.

Kerja Sama Orang Tua dan Guru

Mendidik anak di dunia digital bukan tugas orang tua saja. Guru dan sekolah juga punya peran besar dalam membentuk karakter anak agar mampu menggunakan teknologi secara cerdas dan beretika. Melarang anak memakai gawai bukan solusi, tapi membekali mereka dengan kemampuan untuk menyeleksi dan memahami konten adalah langkah yang jauh lebih efektif.

Apa Kata Penelitian?

Beberapa penelitian dunia juga memperkuat pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak di dunia digital:

National Library of Medicine (2024) menyebutkan bahwa terlalu banyak waktu di depan layar bisa mengganggu tidur, konsentrasi, dan menurunkan kemampuan akademik anak.

Cambridge Judge Business School (2024) menemukan bahwa multitasking digital (misalnya menonton sambil main HP) dapat membuat anak lebih impulsif dan sulit fokus.

Frontiers in Developmental Psychology (2024) melaporkan 1 dari 4 anak sudah mengalami pengalaman tidak menyenangkan di dunia maya, seperti melihat konten yang mengganggu.

Johns Hopkins Medicine dan Child Mind Institute juga mencatat bahwa media sosial dapat menimbulkan tekanan emosional, membuat anak merasa cemas, dan menurunkan rasa percaya diri.

ScienceDirect (2025) menegaskan bahwa gaya pengasuhan digital terbaik adalah yang aktif dan melibatkan anak, bukan yang hanya memberi larangan.

Kesimpulan

Internet memang punya sisi negatif, tapi juga banyak manfaat kalau digunakan dengan bijak. Orang tua dan guru bisa membantu anak memahami dunia digital dengan pendampingan, komunikasi, dan contoh yang baik.

Mari kita bantu anak-anak tumbuh menjadi generasi digital yang cerdas, sopan, dan bertanggung jawab — bukan hanya pengguna teknologi, tapi juga pelaku positif di dunia maya.

Mari kita kupas melalui kanal berikut ini :

Mengurangi kinerja otak akan mengakibatkan cepat pikun, cepat tua, bahkan memendekkan usia kita dan banyak penyakit akibat pikiran yang kacau.

Di era digital yang semakin berkembang, istilah Brain Rot atau “pembusukan otak” menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial. Istilah ini menggambarkan penurunan fungsi kognitif akibat konsumsi konten digital yang tidak berkualitas dan berulang-ulang. Bahkan, Brain Rot menjadi “Word of the Year 2024” menurut Oxford. Namun, apakah fenomena ini benar-benar berbahaya? Bagaimana dampaknya terhadap kesehatan mental dan kehidupan sehari-hari?

Apa Itu Brain Rot?

Meskipun tidak ditemukan dalam terminologi psikologi resmi, Brain Rot merujuk pada penurunan kemampuan berpikir kritis, daya ingat, dan fungsi eksekutif akibat paparan konten media sosial yang dangkal. Konten seperti prank, tantangan ekstrem, dan video pendek yang hanya berfokus pada sensasi bukan substansi, disebut sebagai pemicu utama fenomena ini.

Menurut para psikolog, paparan konten semacam ini dapat menyebabkan:

  1. Menurunnya daya ingat
  2. Kehilangan fokus dan konsentrasi
  3. Penurunan kemampuan analisis
  4. Tidak berkembangnya kemampuan berpikir kritis dan kompleks
  5. Ketergantungan pada validasi sosial

 Mengapa Media Sosial Bisa Menyebabkan Brain Rot ?

Media sosial adalah pisau bermata dua. Di satu sisi, ia memberikan akses ke informasi dan edukasi, tetapi di sisi lain, penggunaan yang tidak terkontrol dapat berdampak negatif. Konten yang hanya berorientasi pada hiburan instan membuat otak terbiasa dengan stimulus cepat dan tanpa tantangan berpikir yang mendalam.

Bagaimana Brain Rot Mempengaruhi Kehidupan Sehari-hari

  1. Gangguan Kognitif

Menurunnya daya ingat dan kesulitan dalam pengambilan keputusan.

Tidak terbiasa menganalisis informasi secara mendalam.

  1. Gangguan Emosi

Mudah stres dan cemas akibat paparan informasi yang tidak sehat.

Mengalami ketergantungan pada media sosial sebagai bentuk eskapisme.

Mudah frustrasi ketika keinginannya tidak terpenuhi

  1. Dampak Sosial

Berkurangnya interaksi sosial yang bermakna.

Kurang mampu menyelesaikan konflik dengan komunikasi yang efektif.

 Bagaimana Cara Mencegah Brain Rot?

Untuk menghindari dampak negatif Brain Rot, kita perlu mengatur penggunaan media sosial secara bijak. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  1. Batasi waktu penggunaan media sosial Pakar menyarankan penggunaan media sosial sebaiknya tidak lebih dari 1-1,5 jam sehari.
  2. Pilih konten yang berkualitas Konsumsi informasi dari sumber terpercaya dan kurangi konten yang hanya menawarkan hiburan instan.
  3. Latih keterampilan berpikir kritis Coba biasakan membaca artikel, buku dan literasi, mengikuti diskusi mendalam, atau melakukan refleksi terhadap informasi yang diterima.
  4. Tingkatkan interaksi sosial di dunia nyata Luangkan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan keluarga dan teman secara langsung.

Share posting
wishnoe ida

Recent Posts

Polres Garut Perketat Pengamanan Jalur dan Obyek Wisata Hari Ke-6 Operasi Lilin Lodaya 2025

Oleh : Nurdiansyah Fadillah, S.Pd Grahabignews.com.Garut – Memasuki hari ke-6 pelaksanaan Operasi Lilin Lodaya 2025,… Read More

19 jam ago

Sebiji Atom Cinta Allah

Jika Allah menampakkan cintaNya kepada mu, maka engkau akan buta, bisu, bahkan tuli sehingga orang… Read More

1 hari ago

Bupati Garut Tinjau Langsung Perbaikan Jalan Bojonglarang Yang Telah Lama Rusak

Oleh : Nurdiansyah Fadillah, S.Pd Grahabignews.com.Garut – Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, melakukan tinjauan langsung… Read More

1 hari ago

Kunjungan Tokoh Nasional Indonesia Prof. Emil Salim ke Garut

Oleh : Wishnoe Ida Noor Grahabignews.com.Garut  - Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, Menerima kunjungan Tokoh… Read More

2 hari ago

BNNK Garut Perkuat Strategi Kemanusiaan dan Sinergi P4GN Melalui Pendekatan War on Drugs

Oleh : Wishnoe Ida Noor Grahabignews.com.Garut – Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Garut menyelenggarakan kegiatan… Read More

2 hari ago

Bupati dan Wabup Garut Usai Monitoring Kesiapan Ibadah Natal di Gereja Perkotaan Garut

Oleh : Wishnoe Ida Noor Grahabignews.com.Garut  - Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin dan Wakil Bupati… Read More

2 hari ago