BNNK Garut Perkuat Strategi Kemanusiaan dan Sinergi P4GN Melalui Pendekatan War on Drugs
Oleh : Wishnoe Ida Noor
Grahabignews.com.Garut – Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Garut menyelenggarakan kegiatan Press Release akhir tahun yang berlangsung di Kantor BNNK Garut, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (24/12/2025).
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Plt. Kepala BNNK Kabupaten Garut, Ai Suspiati, guna menyampaikan capaian kinerja serta kebijakan strategis lembaga sepanjang tahun 2025.
Ai Suspiati menjelaskan bahwa berdasarkan pedoman dan kebijakan pemerintah pusat tahun 2025, BNNK Garut tidak melaksanakan fungsi penyelidikan dan penyidikan mandiri sebagai bentuk optimalisasi anggaran yang dialihkan ke daerah atau provinsi dengan tingkat kerawanan sangat tinggi.
“Nah untuk Kabupaten Garut dengan adanya optimalisasi anggaran, maka tidak adanya tindakan ataupun penangkapan, dan mungkin kita juga tau rekan-rekan media juga tau, untuk penangkapan dilaksanakan oleh Polres Garut. Hampir tiap hari adanya penangkapan untuk kasus narkotika,” ucapnya.
Terkait pelaksanaan tes urine di berbagai instansi, BNNK Garut memastikan bahwa hingga saat ini tidak ditemukan hasil yang positif menyalahgunakan narkotika.
Ia menerangkan, adapun temuan indikasi dalam tes urine dijelaskan murni karena faktor penggunaan obat medis akibat sakit atau tindakan kesehatan tertentu seperti operasi gigi, sehingga hasil tersebut bukan merupakan penyalahgunaan.
“Karena orang tersebut ataupun yang ditest urin tersebut sedang sakit ataupun pernah melaksanakan ataupun adanya tindakan operasi untuk minimal juga kita kalau berobat dan adanya tindakan kesehatan untuk operasi gigi itu tetap akan hasilnya positif,” katanya.
Ia menegaskan, dengan mengusung semangat War on Drugs for Humanity, BNN menegaskan bahwa perang melawan narkoba adalah upaya kemanusiaan untuk melindungi dan menyelamatkan manusia melalui sikap tegas terhadap bandar namun tetap mengedepankan nilai Hak Asasi Manusia (HAM) melalui rehabilitasi.
Dalam strategi P4GN, BNN memprioritaskan perluasan program pencegahan yang meliputi penguatan pendidikan anti narkoba, peer educator, pengembangan Desa Bersinar, integrasi kurikulum, serta KIE digital bagi generasi muda.
Strategi penanganan dilakukan melalui dua langkah utama yakni supply reduction dan demand reduction. Pada bidang supply reduction, BNNK Garut telah melaksanakan Layanan Asesmen Terpadu oleh Tim Asesmen Terpadu (TAT) sebanyak 3 kali terhadap 3 orang tersangka atas permohonan dari Satres Narkoba Polres Garut.
Sementara itu, pada bidang demand reduction, BNNK Garut mencatat capaian Indeks Ketahanan Diri Remaja (DEKTARI) sebesar 58,90 yang masuk kategori tinggi, melampaui target 55,72. Selain itu, Indeks Kemandirian Partisipan berada di angka 3,80 (Sangat Mandiri) dan Indeks Kota Tanggap Ancaman Narkoba (IKOTAN) mencapai 5,2 (Sangat Tanggap).
Dalam upaya pemberdayaan masyarakat, BNNK Garut telah membentuk 89 penggiat anti narkoba, melaksanakan tes urine di 3 lingkungan dengan total 100 peserta, serta memberikan sosialisasi P4GN kepada 6.912 orang.
Di bidang rehabilitasi, program yang terlaksana meliputi layanan rawat jalan di Klinik Pratama BNNK Garut kepada 19 klien sesuai target dan layanan rehabilitasi sosial di Lapas Kelas IIA Garut kepada 38 klien. Selain itu, BNNK Garut meluncurkan berbagai inovasi seperti Sambang Informasi Edukasi Bahaya Narkotika (SIEBAN), Khutbah Jumat Bersinar (KHUJUMAR), Warung Edukasi Bahaya Narkotika (WAEBAN), Taman Pulau Edukasi Bahaya Narkotika (TAPUJAEBAN), dan Sistem Integrasi Inovasi dan Pelayanan BNNK Garut (SIIP).
Kepala Bakesbangpol Kabupaten Garut, Nurrodhin, dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa peredaran narkotika merupakan extra ordinary crime yang tidak hanya soal keuntungan, melainkan juga bagian dari proxy war untuk menghancurkan masa depan bangsa.
“Satu hal yang sangat menonjol kalau berkaitan dengan perang proksi atau proxy war itu untuk menghancurkan suatu bangsa tidak usah lagi sekarang dengan peperangan dengan menggunakan senjata, tapi proxy war dengan menghancurkan masa depan bangsa itu sendiri,” katanya.
Ia menerangkan, Pemerintah Kabupaten Garut bekerja sama dengan BNN telah berupaya maksimal, termasuk melaksanakan kampanye di Garut Selatan yang dihadiri oleh Menteri Desa dan Kepala BNN RI.
“Dengan tujuan yang sama, bahwa kita harus menyepakati sebuah rancangan yang luar biasa untuk mengatasi peredaran narkotika di Kabupaten Garut,” katanya.
Ia menyampaikan, dukungan penuh dari Menteri Desa diharapkan dapat memperkuat pelembagaan Desa Bersinar, sehingga pada tahun anggaran 2026 dana desa dapat diarahkan untuk memfasilitasi program pencegahan peredaran narkotika.
“Sehingga harapannya tahun anggaran 2026 ini Pemerintah Kabupaten Garut melalui kerja sama dengan Kementerian Desa bisa juga mengarahkan bagaimana dana desa ini bisa dijadikan juga fasilitasi untuk program peredaran narkotika,” ujarnya.
Kepala Tim Pemberantasan BNNK Garut selaku Penyidik Ahli Muda, Ipan Soeparsono menyatakan bahwa berdasarkan hasil pemetaan bersama instansi terkait seperti Polres dan Kejaksaan, wilayah perkotaan ditetapkan sebagai zona merah.
“Dari hasil yang tadi disampaikan itu ternyata daerah kota mungkin dominan untuk penyalahgunaan peredaran narkoba. Karena apa? Mungkin terlalu banyak disini yang persoalannya cukup kompleks, sehingga pasar narkoba sangat diminati di daerah perkotaan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, hal ini didasarkan pada tingkat kerawanan dan kompleksitas persoalan di kota yang membuat pasar narkoba sangat diminati, sehingga pengawasan di daerah perkotaan menjadi prioritas utama tim pemberantasan.

