Kisah Anak Kecil Yang Menumbangkan “Ulama“ Sombong Dan Tersesat

Share posting

Artikel Eksklusif

Oleh : H Derajat


ilustrasi-islamsampaimati-bid.blogspot.com

Semoga Allah membukakan hati kita, agar mengerti dimana keberadaanNya sehingga mengalir rasa cinta kita kepadaNya. Aamiin.

Alkisah di masa Imam Abu Hanifah ada anak masih kecil sekitar umur 7 tahun, dan seorang ulama yang memiliki Ilmu luas dan tiada bandingannya namanya Dahriyah.

Seluruh Ulama pada waktu itu tidak ada yang mampu menandinginya di saat berdebat, terutama dalam bab Tauhid.

Maka muncullah sifat kesombongannya, bahkan akhirnya ia berani mengatakan bahwa ALLAH itu tidak ada.

Sayangnya belum ada Ulama yang mampu mengalahkan dia dalam berdebat, sampai tiba pada suatu pagi ketika para Ulama dikumpulkan di suatu Majlis milik Syaikh Himad, guru Imam Abu Hanifah, yang pada hari itu Abu Hanifah kecil hadir juga di majlis itu.

Maka Dahriyah naik ke mimbar lalu berkata dengan sombong dan congkaknya:

Siapakah di antara kalian hai para Ulama yang akan sanggup menjawab pertanyaanku?

Sejenak suasana hening, para Ulama semua diam, namun tiba-tiba berdirilah  Abu Hanifah dan berkata :

Abu Hanifah :   “Omongan apa ini…? Maka barang siapa tahu pasti ia akan menjawab pertanyaanmu”.

Dahriyah : “Siapa kamu hai anak ingusan, berani kamu bicara denganku. Tidakkah kamu tahu, bahwa banyak yang berumur tua, bersorban besar, para pejabat, dan para pemilik jubah kebesaran, mereka semua kalah dan diam dari pertanyaanku, kamu masih ingusan dan kecil berani menantangku…!”

Abu Hanifah : “ALLAH tidak menyimpan kemuliaan dan keagungan kepada pemilik sorban yang besar dan para pejabat dan para pembesar, tetapi kemuliaan hanya diberikan kepada Al-Ulama”.

Dahriyah : “Apakah kamu akan menjawab pertanyanku…?”

Abu Hanifah :   “Ya aku akan menjawab pertanyaanmu dengan taufiq ALLAH.”

Dahriyyah :   “Apakah ALLAH itu ada…?”

Abu Hanifah :   “Ya ada”

Dahriyah :  “Dimana Dia…?”

Abu Hanifah :   :DIA, tiada tempat bagi DIA.”

Dahriyyah :   “Bagaimana bisa disebut ada bila Dia tak punya tempat…?”

Abu Hanifah :  “Dalilnya ada di badan kamu, yaitu Ruh. Saya tanya, kalau kamu yakin Ruh itu ada, maka di mana tempatnya…? Di kepalamu, di perutmu atau di kakimu…?”

Dahriyah diam seribu bahasa dengan muka malu.

Lalu Abu Hanifah minta air susu pada Gurunya, Syaikh Himad, lalu  bertanya kepada Dahriyah : :Apakah kamu yakin di dalam susu ini ada manis…?”

Dahriyah :   “Ya saya yakin di susu itu ada manis.”

Abu Hanifah :   “Kalau kamu yakin ada manisnya, saya tanya apakah manisnya ada di bawah, atau di tengah, atau di atas…?”

Lagi-lagi Dahriyah diam dengan rasa malu.

Lalu Abu Hanifah menjelaskan :   “Seperti Ruh atau manis yang tidak memiliki tempat, maka seperti itu pula tidak akan ditemukan bagi ALLAH tempat di Alam ini baik di Arsy atau Dunia ini.”

Lalu Dahriyah bertanya lagi : “Sebelum ALLAH itu apa dan setelah ALLAH itu apa…?”

Abu Hanifah : “Tidak ada apa-apa sebelum ALLAH dan sesudahnya tidak ada apa-apa.”

Dahriyah : “Bagaimana bisa dijelaskan bila sebelum dan sesudahnya tak ada apa-apa…?”

Abu Hanifah :   “Dalilnya ada di jari tangan kamu, Apakah sebelum jempol dan apakah setelah kelingking…?  Dan apakah kamu bisa menerangkan jempol duluan atau kelingking duluan…?”

Demikianlah sifat ALLAH. Ada sebelum semuanya ada dan tetap ada bila semua tiada. Itulah makna kalimat Ada bagi Hak ALLAH.

Lagi-lagi Dahriyah dipermalukan, lalu ia berkata : “Satu lagi pertanyaanku, apa perbuatan ALLAH sekarang…?”

Abu Hanifah :   “Kamu telah membalikkan fakta, seharusnya yang bertanya itu di bawah mimbar dan yang ditanya di atas mimbar.”

Akhirnya Dahriyah turun dari mimbar dan Abu Hanifah naik ke atas mimbar.

Dahriyah : “Apa perbuatan ALLAH sekarang…?”

Abu Hanifah :   “Perbuatan ALLAH sekarang adalah menjatuhkan orang yang tersesat seperti kamu ke bawah jurang Neraka dan menaikkan yang benar seperti aku ke atas mimbar keagungan.”

Maha Suci ALLAH yang telah menyelamatkan keyakinan Islam melalui seorang anak kecil.

Maka risalah ini aku tutup dengan do’a Ahlul Bait :

بسم الله الرحمن الرحيماللهم صل على محمد وآل محمداَلْحَمْدُ للهِ الَّذى اَذْهَبَ اللَّيْلَ مُظْلِماً بِقُدْرَتِهِ، وَجاءَ بِالنَّهارُ مُبْصِراً بِرَحْمَتِهِ، وَكَسانى ضياءه وَاَنا فى نِعْمَتِهِاَللّهُمَّ فَكَما اَبْقَيْتَنى لَهُ فَاَبْقِنى لاَِمْثالِهِ، وَصَلِّ عَلَى النَّبِىِّ مُحَمَّد وَآلِهِ، وَلا تَفْجَعْنى فيهِ وَفى غَيْرِهِ مِنَ اللَّيالى وَالاَْيّامِ بِارْتِكابِ الَْمحارِمِ وَاكْتِسابِ الْمَآثِمِ، وَارْزُقْنى خَيْرَهُ وَخَيْرَ ما فيهِ وَخَيْرَ ما بَعْدَهُ، وَاصْرِفْ عَنّى شَرَّهُ وَشَرَّ ما فيهِ وَشَرَّما بَعْدَهُ.اَللّهُمَّ اِنّى بِذِمَّةِ الاِْسْلامِ اَتَوَسَّلُ اِلَيْكَ، وَبِحُرْمَةِ الْقُرْآنِ اَعْتَمِدُ عَلَيْكَ، وَبِمُحَمَّد الْمُصْطَفى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ اَسْتَشْفِعُ لَدَيْكَ، فَاعْرِفِ اَللّهُمَّ ذِمَّتِىَ الَّتى رَجَوْتُ بِها قَضاءَ حاجَتى يا اَرْحَمَ الرّاحِمينَ.اَللّهُمَّ اقْضِ لى فِى الْخَميسِ خَمْسًا لا يَتَّسِعُ لَها اِلاّ كَرَمُكَ، وَلا يُطيقُها اِلاّ نِعَمُكَ: سَلامَةً اَقْوى بِها عَلى طاعَتِكَ، وَعِبادَةً اَسْتَحِقُّ بِها جَزيلَ مَثُوبَتِكَ، وَسَعَةً فِى الْحالِ مِنَ الرِّزْقِ الْحَلالِ، وَاَنْ تُؤْمِنَنى فى مَواقِفِ الْخَوْفِ بِاَمْنِكَ، وَتَجْعَلَنى مِنْ طَوارِقِ الْهُمُومِ وَالْغُمُومِ فى حِصْنِكَ وَصَلِّ عَلى مُحَمَّد وَآلِ مُحَمَّد، وَاجْعَلْ تَوَسُّلى بِهِ شافِعاً يَوْمَ الْقِامَةِ نافِعاً اِنَّكَ اَنْتَ اَرْحَمُ الرّحِمينَ .

Bismillâhir Rahmânir Rahîm

Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad

Alhamdulillâhil ladzî adzhabal layla muzhiman biqudratihi, wa jâa bin-nahâri mubshiran birahmatihi, wa kasânî dhiyâahu wa ana fî ni’matihi.

Allâhumma fakamâ abqaytani lahu fabqinî liamtsalihi, wa shalli ‘alan nabiyyi Muhammadin wa âlihi, wa lâ tafja’nî fîhi mâ ghayrihi minal layâlî wal ayyâmi birtikâbil mahârimi waktisâbil maâtsim, warzuqnî khayrahu wa khayra mâ fîhi wa khhayra mâ ba’dahu, washrif ‘annî syarrahu wa syarra mâ fîhi wa syarra mâ ba’dahu.

Allâhumma inni bidzimmatil Islâm atawassalu ilayka, wa bihurmatil Qur’âni a’tamidu ‘alayka, wa bi-Muhammadinil mushthafâ shallallâhu ‘alayhi wa âlihi

astasyfi’u ladayka, fa’rifillâhumma dzimmatiyal latî rajawtu biha qadhâa hâjatî yâ Arhamar râhimîn.

Allâhummaqdhilî fil khamîsi khamsan lâ yattasi’u lahâ illâ karamuka, walâ yuthîquhâ illâ ni’amuka:

Salâmatan aqwâ bihâ ‘alâ thâ’atika Wa ‘ibâdatan astahiqqu bihâ jazîla matsûbatika

Wa sa’atan fil halâli minar rizqil halâl Wa an tu’minaniî fî mawâqifil khawfi bi-amnika, wa taj’alanî min thawâqil humûmi wal ghumûmi fî hishnika

Wa shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, waj’al tawassulî bihi

syâfi’an yawmal qiyâmati nâfi’an, innaka Antal Arhamur râhimîn.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Segala puji bagi Allah, Yang Mengusir Malam yang gelap dengan kodrat-

Nya Yang Menghadirkan Siang yang terang dengan rakhmat-Nya

Yang Menutupku dengan cahayaNya, dan membawa padaku nikmat-Nya

Ya Allah, sebagaimana telah Kau lestarikan aku di siang ini, lestarikan aku pada siang lain seperti ini

Sampaikan shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya

Jangan Kau celakakan aku hari ini dan hari yang lain malam atau siang dengan perbuatan yang terlarang dan kelakuan yang tercela

Berikanlah padaku kebaikannya, dan kebaikan apa pun di dalamnya

Palingkan dariku kejelekannya dan kejelekan apa pun di dalamnya dan kejelekan apapun sesudahnya

Ya Allah, dengan perlindungan Islam, aku tawasul pada-Mu dengan kemuliaan Al Qur’an, aku bersandar pada-Mu dengan Muhammad al-Musthafa saw, aku mohon pertolongan-Mu

Ya Allah, berikan perlindungan padaku yang dengannya kuharapkan untuk mencapai hajatku, wahai Yang Terkasih dari segala yang mengasihi

Ya Allah, tetapkan bagiku pada hari Kamis, lima hal yang tak kan tercapai kecuali dengan kemurahanMu, yang tak kan tergapai kecuali dengan kenikmatanMu:

Keselamatan yang memperkuat ketaatan pada-Mu

Ibadah yang memastikan kelimpahan pahala-Mu

Keleluasaan lantaran rezeki yang halal

Kau tenteramkan aku di tempat ketakutan dengan perlindunganMu

Kau lindungi aku dari gundah-gulana dengan benteng-Mu.

Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Jadikanlah tawasulku dengannya syafaat yang berguna di hari kiamah

Sungguh, Engkaulah Yang Terkasih dari segala yang mengasihi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *