Ceng Sobirin, Sang “Alarm Shubuh” Kini Telah Tiada

Share posting

Oleh: Gun Gun Imat & Hilman Gumilar

Garut – Selasa 13 Juli 2021 malam, ketika suasana Kampung Cilimus Desa Sukarame Kecamatan Bayongbong hening dan masyarakat hendak bersitirahat, tiba-tiba suara pengeras suara di Masjid Al-Iman berbunyi, dan salah seorang mengumumkan kabar duka lewat pengeras suara. Ustadz Sobirin Jalaludin Karim (Ceng Birin) wafat. Sontak tetangga keluar rumah dan langsung menuju rumah duka.

Ceng Birin sapaan akrab beliau dikenal sebagai tokoh masyarakat dan tokoh agama yang tak kenal lelah menyiarkan agama islam di lingkungannya lewat pengajian dan lantunan ayat suci al-qur’an ketika menjelang shubuh.

Dengan suara yang indah ciri khasnya, Ceng Birin semasa hidup selalu menjadi “alarm” bagi umat Islam di Kampung Cilimus. Beliau juga dikenal sebagai sosok pencetak murid-murid mengaji yang baik, terbukti murid-muridnya selalu menorehkan prestasi di sekolah terutama di bidang Agama Islam.

Salah satu muridnya Hilman, ketika diwawancara menjelaskan bahwa beliau adalah seorang panutan, penyabar dan ulet. “kami (murid-murid) merasa sangat kehilangan sosok seperti beliau. Kesabaran dalam mengajar menjadi inspirasi bagi kami.

“Beliau tegas, tak jarang kami dulu sering dihukum beliau ketika tidak berjamaah sholat shubuh di Masjid, dan hukuman itu tidak membuat kami dendam, justru menjadi motivasi bagi kami untuk menjadi pribadi yang lebih baik,” ucapnya.

Disampaikan putra sulungnya, Jajang Abdul Ghani mengucapkan terima kasih kepada semua masyarakat dan murid-muridnya yang telah membantu proses pemulasaraan jenazah. Jajang juga berpesan semoga murid-murid almarhum dapat meneruskan perjuangan dalam menyiarkan agama Islam di lingkungan.

“Almarhum di saat-saat terakhir juga mengucapkan “rek ngawuruk heula” (mau mengajar ngaji dulu), setelah itu tidak ada lagi kata yang terucap dari almarhum. Di saat-saat terakhir pun beliau masih ingat kepada kewajibannya untuk terus bersyiar,” ujarnya.

Diakhir prakatanya, Jajang mngucapkan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat almarhum semasa hidup, baik yang terasa maupun tidak terasa.

Kini lantunan suara merdunya yang menjadi “alarm” di Kampung Cilimus Desa Sukarame Kec. Bayongbongt tidak akan terdengar lagi, namun jasa-jasa beliau akan tetap dikenang. Selamat Jalan Guru.


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *