Lapas Kelas II Garut, Terapkan Teknologi E-Money dan Sikujang

Share posting

Oleh: Rudi Herdiana

kanan: Kepala Lapas Kelas IIB Garut Rusdedy. (Foto: Rudi Herdiana – grahabignews.com)

Grahabugnews, Garut – Menyandang predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tahun 2024, tidaklah mudah dan tentu kita harus bersinergi.

Hal tersebut, diungkapkan Kepala Lapas Kelas IIB Garut Rusdedy, saat memberikan sambutan dalam pelaksanaan kegiatan Penguatan pembangunan zona integritas menuju WBK dan WBBM.

Menurutnya, jajaran Lapas selalu mendukung penuh upaya pemberantasan korupsi yang didasarkan pada asas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalisme, profesionalisme dan asas akuntabilitas.

“Zona integritas tentu harus didukung sepenuhnya, akan tetapi buka hanya bentuk formalitas atau ceremonial saja, namun harus di dilaksanakan dengan sepenuh hati,” imbuhnya.

(Foto: Rudi Herdiana – grahabignews.com)

Sementara Inspektur wilayah II Kememtrian Hukum dan Ham Republik indonesia Lilik Sujadi, mengatakan bahwa suasana kerja membentuk budaya kerja yang memcerminkan perpaduan antara semua elemen yang ada.

Lapas kelas IIB garut, lanjut Lilik, saat ini masih mempunyai software yang bagus, sosok disiplin yang tinggi, adaktif dan komunikatif serya budaya kerja yang bagus. Namun ketika software bagus di dalam nya tidak bagus, tidak akan bagus juga.

“Masih ada persengkolan dan masih ada penyuapan tidak akan bagus juga kelihatanya. penyedian teknologi di lapas IIB Garut, saya sangat dukung dengan adanya Wartel dan E money,” tuturnya.

Man Power lebih baik kunci dari semuanya. Layanan Publik itu tidak sekedar administrasi. Tapi kepuasan publik nya yang utama dari pelayanan yang di lakukan ucapnya.

(Foto: Rudi Herdiana – grahabignews.com)

Di tempat yang sama diadakan Juga Penandatanganan kerjasama dan nota kesepahaman dengan PT. Bank Rakyat indonesia BRI dan PT Rahman Cipta teknologi.

Lapas kelas IIB Garut, menggandeng Bank BRI cabang Garut untuk menyediakan kartu Brizzi sebagai alat transaksi dalam lapas. Ini adalah upaya untuk mendukung pelaksanaan PBU dan mengurangi peredaran uang tunai di dalam lapas.

Dalam kerangka PBU, uang tunai tidak diperbolehkan beredar di dalam lapas. Keluarga yang berkunjung diharuskan menggunakan kartu Brizzi untuk melakukan transaksi dengan para penghuni lapas.

Lapas telah memasang mesin Electronic Data Capture (EDC) untuk mendukung transaksi nontunai di dalam lapas. Meskipun sudah ada mesin EDC, perlu ditingkatkan optimalisasi penggunaannya.

BRi Cabang Garut siap untuk mendukung implementasi program Brizzi di Lapas Kelas IIB Garut. Dia mencatat bahwa Brizzi sebagai E-Money dari Bank BRI memiliki persediaan yang cukup. Kerjasama antara lapas dan bank telah berlangsung lama, dan mereka akan terus mendorong optimalisasi program ini.

Dengan adanya kartu E-Money, diharapkan tidak akan ada uang tunai yang beredar di dalam lapas. Hal ini dapat membantu mengurangi potensi terjadinya tindakan pencurian atau penyalahgunaan uang

kerjasama yang kuat antara Lapas Kelas IIB garut dan Bank BRI, dalam upaya untuk memanfaatkan E-Money dalam pembayaran dan kompensasi bagi warga binaan, diharapkan program Bebas Peredaran Uang (PBU) dapat sukses terimplementasi dengan lebih optimal dan memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat.

Adapun Kerjasama dengan PT Rahman Cipta Teknologi, yaitu kerjasama di bidang teknologi. Dimana lapas Kelas II B sendiri akan terus mengembangkan teknologi dengan tujuan mempermudah kunjungan daring seperti dengan adanya aplikasi Sikujang (Sistem Kunjungan Jatingan) di lapas kelas II B Garut.

tegas dia, Narapida mempunyai hak untuk tetap Berkomunikasi dengan keluarganya melalui jalur yang legal.terjadinya peredaran narkoba dan penipuan dalam lapas karena narapidana masih pegang handphone.Dengan sarana dan prasarana yang di ada di lapas kelas II B Garut, maka semua terpantau.

“Rekaman percakapan bisa di update setiap hari. Kerjasama di bidang teknologi akan terus dilakukan pengembangan karena yang di hadapi adalah telnologi disana bisa di lihat lebih cerdas mana petugas atau tahanan,” pungkasnya.


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *