Isra Mi’raj Di Desa Sukajaya Usai Digelar Dengan Hidmat Kuatkan Keimanan Dan Keutamaan Sholat Berjama’ah
Liputan Eklusif
Oleh : Wishnoe Ida Noor
Garut – Kegiatan bernuansa agamis di pelosok, sampai saat ini tak lekang di telan masa masih tetap eksis dilaksanakan. Berbagai kegiatan di dalam memperingati hari-hari besar Islam diantaranya peringatan Isro Mi’roj. Bahkan khususnya di Desa kami, Desa Sukajaya Kecamatan Cisewu, ada program peringatan Isro Mi’raj yang dilaksanakan secara berkeliling tiap DKM PHBI.
Menurut scedulle, bahwa di Desa Sukajaya sudah di di tetapkan jadwal pengajian bulan Rajab atau sering disebut dengan Rajaban. Jadwal hari pertama yaitu di DKM Ataqwa kp. Sawah Lega Dusun Padasuka waktu dari jam 13.00 sampai 16.00, dihadiri oleh Kades Sukajaya, Pujarsono, S.Hut., BPD, Ustz Rukmana. Ketua PHBI Desa Sukajaya Kecamatan Cisewu, H. Rodiat, S.Pd.I dengan Ketua MUI, Daslim Saepul Abidin, S.Pd.I., Ketua DKM Cakin, Apih Cakin, serta tamu undangan lainnya.
Kades Sukajaya, Pujarsono, S.Hut., yang baru menjalankan tugasnya 6 bulan di Desa tersebut dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, terutama pada tiap DKM, sehingga kegiatan pengajian keliling dalam rangka Rajaban ini bisa dilaksanakan dengan baik.
Selaian itu selaku Kades, dirinya juga menyampaikan pesannya, agar selama menjalankan tugas di Desa Sukajaya mohon dukungannya diringi do’a, kritik serta sarana demi kemajuan pembangunan di Desa yang dipimpinnya, karena menurutnya tanpa dukungan semua pihak dan seluruh masyarakat Desa Sukajaya, roda pemerintahan di Desa tidak akan berjalan.
Selepas itu, acara dilanjutkan dengan tausiah yang disampaiakan oleh Ketua PHBI Desa Sukajaya Kecamatan Cisewu, H. Rodiat, S.Pd.I., tentang isro dan mi’roj, mengajak hadirin untuk meng- imani dan yaqinkan siapa yang meng-isrokan tentunya Alloh SWT yang Maha Kuasa.
Siapa yang diisrokan itu, tenunya nabi kita, Muhammad SAW, dan apa hasilnya dari Isro Mi’roj yaitu Sholat lima waktu. “ Imani, itu kewajiban. Kerjakan dengan ikhlas terutama lagi bisa berjamaah, sebab berjamaah sholat itu hajinya orang miskin,” tandas H. Rodiat.
Secara detail di jelaskan kisah Isro Mi’raj surat Al-Isro ayat 1 dalm tafsir jalalain bahwa dalam Indonesian – Tafsir Jalalayn
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ [Al-Israa : 1]
(Maha Suci) artinya memahasucikan (Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya) yaitu Nabi Muhammad saw. (pada suatu malam) lafal lailan dinashabkan karena menjadi zharaf. Arti lafal al-isra ialah melakukan perjalanan di malam hari; disebutkan untuk memberikan pengertian bahwa perjalanan yang dilakukan itu dalam waktu yang sedikit; oleh karenanya diungkapkan dalam bentuk nakirah untuk mengisyaratkan kepada pengertian itu (dari Masjidilharam ke Masjidilaksa) yakni Baitulmakdis; dinamakan Masjidilaksa mengingat tempatnya yang jauh dari Masjidilharam (yang telah Kami berkahi sekelilingnya) dengan banyaknya buah-buahan dan sungai-sungai (agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda Kami) yaitu sebagian daripada keajaiban-keajaiban kekuasaan Kami. (Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) artinya yang mengetahui semua perkataan dan pekerjaan Nabi saw. Maka Dia melimpahkan nikmat-Nya kepadanya dengan memperjalankannya di suatu malam; di dalam perjalanan itu antara lain ia sempat berkumpul dengan para nabi; naik ke langit; melihat keajaiban-keajaiban alam malakut dan bermunajat langsung dengan Allah swt. Sehubungan dengan peristiwa ini Nabi saw. menceritakannya melalui sabdanya, “Aku diberi buraq; adalah seekor hewan yang berbulu putih; tingginya lebih dari keledai akan tetapi lebih pendek daripada bagal; bila ia terbang kaki depannya dapat mencapai batas pandangan matanva. Lalu aku menaikinya dan ia membawaku hingga sampai di Baitulmakdis. Kemudian aku tambatkan ia pada tempat penambatan yang biasa dipakai oleh para nabi. Selanjutnya aku memasuki Masjidilaksa dan melakukan salat dua rakaat di dalamnya. Setelah itu aku keluar dari Masjidilaksa datanglah kepadaku malaikat Jibril seraya membawa dua buah cawan; yang satu berisikan khamar sedangkan yang lain berisikan susu. Aku memilih cawan yang berisikan susu, lalu malaikat Jibril berkata, ‘Engkau telah memilih fitrah (yakni agama Islam).’ Nabi saw. melanjutkan kisahnya, kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit dunia (langit pertama), lalu malaikat Jibril mengetuk pintu langit; ditanyakan lagi kepadanya, ‘Siapakah kamu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Siapakah yang bersamamu itu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Dia telah diutus untuk menemui-Nya.’ Kemudian pintu langit pertama dibukakan bagi kami; tiba-tiba di situ aku bertemu dengan Nabi Adam. Nabi Adam menyambut kedatanganku, dan ia mendoakan kebaikan untukku. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang kedua, malaikat Jibril mengetuk pintu langit yang kedua. Lalu ditanyakan kepadanya, ‘Siapakah kamu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Siapakah orang yang bersamamu itu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Dia telah diutus untuk menemui-Nya.’ Maka pintu langit yang kedua dibukakan bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan dua orang anak bibiku, yaitu Nabi Yahya dan Nabi Isa. Lalu keduanya menyambut kedatanganku, dan keduanya mendoakan kebaikan buatku. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang ketiga, maka malaikat Jibril mengetuk pintu langit yang ketiga, lalu ditanyakan kepadanya, ‘Siapakah kamu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Siapakah orang yang bersamamu itu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Dia telah diutus untuk menemui-Nya.’ Maka dibukakanlah pintu langit ketiga bagi kami, tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Yusuf; dan ternyata ia telah dianugerahi separuh daripada semua keelokan. Nabi Yusuf menyambut kedatanganku, lalu ia mendoakan kebaikan bagiku. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang keempat, maka malaikat Jibril mengetuk pintu langit. Lalu ditanyakan kepadanya, ‘Siapakah kamu?’ Malaikat Jibril menjawab. ‘Jibril.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Siapakah orang yang bersamamu itu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Dia telah diutus untuk menemui-Nya.’ Maka pintu langit yang keempat dibukakan bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Idris, ia menyambut kedatanganku dan mendoakan kebaikan bagiku. Kemudian malaikat Jibril membawaku ke langit yang kelima, lalu malaikat Jibril mengetuk pintu langit yang kelima, maka ditanyakan kepadanya, ‘Siapakah kamu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Dan ditanyakan lagi kepadanya, ‘Siapakah orang yang bersamamu itu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Muhammad.’
Usai memberikan ceramah, acara dilanjutkan dengan seteh do’a tutup pada pukul 16.00 WIB dilanjutkan dengan sholat berjama’ah dilakssnakan dengan hidmat diikuti kurang lebih 200 orang di mesjid Ataqwa.
Selepas itu, bagi pembaca GrahaBigNews patut di transformasikan, bahwa di Desa Sukajaya dalam acara pengajian keliling dalam rangka memperingati Isro Mi’roj ini, ada tradisi bahwa setiap peringatan tiap DKM, jamaahnya memmbuat kustik dan di bagikan bubar ngaji. Apa itu kustik? Yaitu bungkus sangu sakedik.
Sedangkan para tokoh berjamaah makan bersama di rumah pimpinan ustad, yaitu bapak DKM Cakin, Apih Cakin, dan Ketua MUI Kecamatan Cisewu, Daslim Saepul Abidin, S.Pd.I.