SDN Pataruman 2 Butuh Sarana Prasarana Bagi Siswa Inklusif
Oleh: Hidir Hidayat,S. Pd
Garut – SDN Pataruman 2 Tarogong Kidul yang berlokasi di Jl. Cimanuk sangat berharap banyak terhadap perhatian Pemerintah dalam sarana dan prasarana. Hal ini disebabkan ada kelas anak berkebutuhan khusus (ABK) yang menangani anak-anak tunagrahita yang kebanyakan autis di sekolah tersebut.
Diungkapkan Neneng Ratna Suminarti, S.Ag, pelopor kelas autis di sekolah tersebut kepada GrahaBigNews, Sabtu (22/2), bahwa Selama ini kami welcome terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Dengan kemampuan yang kami miliki, hasil pelatihan-pelatihan atau Diklat dan browsing internet.
Sementara untuk guru pendamping, lanjurnya khusus berlatar belakang ke PLB-an hampir 10 tahun ini belum terealisasi. Jadi diharapkan untuk para pemangku kebijakan khususnya di Kab.Garut, tolong untuk lebih diperhatikan, sarana dan prasarana juga media pembelajaran untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
“Di SDN Pataruman 2 ini majemuk diantaranya ada yang tunagrahita, namun kebanyakan autis kurang lebih dengan yang SL itu 32 lebih ada yang berat-berat juga,” ujar Neneng sebagai pelopor anak ABK (Anak berkebutuhan khusus) di SDN Pataruman 2.
Menurut pengakuan Neneng, latar belakang dulu tahun 2007 ada launching berdasarkan perjanjian bahwa ada program dari Provinsi Jawa Barat berkaitan sekolah yang ditunjuk penyelenggara siswa Inklusif.
Sekarang, guru baru dilibatkan dalam mengadakan pelatihan atau workshop, memang pernah mendapat bantuan tepatnya pada bulan Maret 2019 sebesar 50 juta, tapi bukan untuk sarana dan prasarana melainkan untuk sosilasasi bagaimana guru bisa menangani anak-anak berkebutuhan khusus.
“Untuk bantuan khusus inklusinya belum terealisasi sampai sekarang. Untuk itu kami sangat berharap perhatian dan bantuan dari Pemerintah guna melengkapi sarana-prasarana di sekolah kami,” pungkas Neneng.
Kepala Sekolah SDN Pataruman 2, Aisah, S.Pd.M.M berharap siswa ABK di SDN Pataruman 2 mendapatkan pengetahuan yang lebih intensif, sama dengan siswa lain yang sempurna.
“Dengan adanya murid ABK, kami dengan segenap jiwa raga menangani siswa yang inklusif ini, dibantu dengan guru yang lain dan betul-betul harus diperhatikan apalagi mereka juga memiliki prestasi,” tegas Aisah.