Dory Octa Tanadjaja : SKS Ingin Berliterasi Hingga Ke Pelosok Daerah Mengangkat Pariwisata Dan Kritik Membangun Pada Pemerintah Lewat Puisi

Share posting

Oleh : Lilis Yuliati, S.Pd., M.Pd & Wishnoe Ida Noor

Saat acara peluncuran buku Negeri Rindukan Damai di Bulan Bahasa Jogyakarta.(foto file SKS –grahabignews.com)

 

Bogor  – Kamis (09/4), GrahaBigNews melakukan wawancara eksklusif jarak jauh dengan sosok Dory Octa Tanadjaja, seorang penulis sastra puisi di Komunitas Sastra Kidung Semilir (SKS). Dalam silaturrahmi ini, dirinya bercerita terkait keberadaan SKS dan kiprah dirinya yang dipercaya oleh Susy Wiranatakusumah, selaku pendiri  SKS.

“Saya mulai bergabung di SKS tahun 2016. Sekarang dipercaya oleh Mom Susy untuk menjadi  pengurus Koordinator wilayah Bogor dan  Sukabumi, selain menjadi Admin di group inti SKS dan group-group anakan SKS” ujarnya membuka percakapan santun, komunikatif dan ramah.

Dory Octa Tanadjaja atau popular dengan nama Octa Libraliana ini menjelaskan, bahwa SKS adalah kumpulan penulis dari berbagai daerah di tanah air.

Dory Octa Tanadjaja : SKS Ingin Berliterasi Hingga Ke Pelosok Daerah Mengangkat Pariwisata Dan Kritik Membangun Pad Pemerintah Lewat Puisi (foto file pribadi-grahabignews.com)

“SKS bukanlah komunitas sastra besar, seperti grup-grup sastra yang bertebaran di ranah facebook dengan anggota ratusan bahkan ribuan orang, tapi SKS hanyalah komunitas kecil dengan anggota tidak lebih dari seratus orang, namun SKS selalu adakan pertemuan rutin setiap peluncuran buku dan SKS juga  mengedepankan kekeluargaan” ungkap Octa.

Anggota SKS lanjutnya, terdiri dari berbagai profesi mulai dari IRT, penjahit, pedagang kecil, mahasiswa, karyawan dan guru. Namun, SKS punya misi yang mungkin terlalu berlebihan atau lebay kata anak zaman now, yaitu ingin berliterasi hingga ke pelosok daerah dengan mengangkat pariwisata daerah itu sendiri lewat puisi.

Bersama Pendiri SKS, Susy Wiranatakusumah (foto file pribadi-grahabignews.com)

Anggota SKS aktif menulis, dibuktikan dengan rutin membukukan karya anggota-anggotanya dua kali dalam setahun dengan thema yang lumayan menggebrak, baik menggebrak pemerintahan maupun rakyat melalui puisi, tandasnya

Sebagai contoh kata dia, buku NEGERI RINDUKAN DAMAI, dibuku ini penulis SKS mewakili suara-suara rakyat yang meneriakan kegundahan, kemarahan dan keinginan  atas apa yang terjadi di negeri ini.

“Dan saya pribadi bangga bisa bergabung di SKS dalam asuhan ibu Susy S. Wiranatakusumah. Karena, dari SKS saya banyak belajar tentang puisi dan arti persaudaraan walau bukan sedarah”, pungkasnya jujur dan tulus.

Salam literasi,

Salam SKS.


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *