5 Puisi #SKS- CORONA
Oleh : Lilis Yuliati, S.Pd., M.Pd.

Garut – Senin (13/4) Kali ini 5 puisis yang sampai ke Redaksi GrahaBigNews melalui komunitas Sastra Kidung Semilir (SKS), masih seputar tema Corona.
Kepada rekan-rekan SKS yang sudah mengirimkan karya sastra puisinya melalui GrahaBigNews, terimakasih termasuk 5 diantaranya yang sekarang akan kami tayangkan, yaitu karya dari Eti Patmah Yudawisastra, Lilis Yuliati, Thomas Wolor, John dewa bayu samudra, dan Alfin Tukan.
ELEGI CORONA
Karya: Eti Patmah Yudawisastra
Virus kematian
Hari ini mengangkasa
Dari negeri ke negeri
Menusuk ke ulu hati
Kemana mencari kesembuhan
Ketika vaksin-vaksin membisu
Sembunyi di antara ribuan takut
Dunia beku sesunyi kuburan
Adakah dia sengaja datang
Kala kehidupan semakin gemerlap
Lupakan hakikat sebagai makhluk yang mestinya saling menyayangi
Bukan merusak ataupun saling membunuh
Lalu kelam menjadi selimut bumi
Menadah air mata langit
Yang terus menerus menghujani keangkuhan
Hingga sungai-sungai meluapkan pilu
Kami diam
Dari rumah ke rumah
Menyimpan sesak ke kantung-kantung asa
Semoga di sana ada tempat untuk mengadu
Tentang lelakon yang terpanggang Corona buas
Menghempas nafsu-nafsu menyulap kebijakan-kebijakan
Menjadi sabun-sabun cuci tangan
Membusa dalam sakit yang murka
Leles, 3 April 2020
PERGILAH CORONA
Karya: Lilis Yuliati
Menggigil sekujur tubuh
Ketika tangis mulai terisak dalam diam
Mencekam menghimpit dalam kegelisahan
Meninggalkan rasa takut menyelimuti anak negeri
Kehadiranmu
Memporak porandakan keakuan bangsa
Meninggalkan duka menyisakan tangis
Menguris luka tertancap di dada
Kegelisahan mengguncang anak negeri
Memaksa mengisolasi diri menjauh di karantina
Menjauh selamat mendekat takkan selamat
Tercerai berai dalam ikatan sanak saudara
Menjauhlah
Pergilah korona dari bumi tercinta
Kembalilah pada Maha Pencipta
Pergilah bersama do’a mengiringimu dalam untaian kalam Illahi
Banyuresmi, 7 April 2020
EPISODE ALAS KAKI
Thomas Wolor
Kita telah tanggalkan bersama
Debu bercampur deru
Mungkin ini
Kita harus beranjak terhenti
Sesaat
Apa mungkin kita telah terjamu
Ketika kakimu dan kakiku
Di atas kain usang ini
Oh..
Kaki tak sadar, ia telah bicara tentang dunia
Tentang Virus Corona
Di balik alas kaki usang ini.
Adonara, 27 Maret 2020
PERANGMU MEMUAKKAN
Karya : John dewa bayu samudra-
Sejauh ku merangkak melumat kata sejarah
Ketika senjata meminta peluru mencabut nyawa
Di atas tanah pertiwi merah darah, Jepang menjajah
Namun, belum usai, Kawan
Resah takut menghantui kini
Kembali mencabut ruh tanpa nurani
Bak badai di jaman nabi
Wabah menikam tak kasihani
Serakah manusia, Kawan
Entah Jepang, Cina pun Amerika
Senjata pemusnah raga tercipta
Konspirasi dini demi harta dunia
Nyawa pergi tanpa doa saudara
Bedebah!! Bangsat!!
Suara nasar memanggil lalat
berjatuhan
Raga dada tersekat
Senjata biologis sangat hebat
Hingga kini pun terkurung takut
Mati…
Mayat pergi
Tak akan kembali
Seperti dulu lagi
Larantuka, 4 April 2020
BUMIKU SEPI
Alfin Tukan
Bumiku sepi kini
Alam pun tak bersahabat lagi
Hujan pun tak lagi turun
Pertanda apakah ini?
Sungguh geram tahun ini
Sungguh kejam bulan ini
Sungguh ego matahari pada bumiku
Marahkah sang Khalik pada bumiku?
Bumiku sepi
Tak seperti yang telah lalu
Tangisan jiwa sana sini
Bumiku seakan merasa takut
Kini sepi bumiku
Di negaraku sepi
Di kota pun sepi
Di desaku apa lagi diam tak bersuara
Sampai kapan bumiku berduka
Sampai kapan bumiku menangis
Sampai kapan bumiku menderita
Entah sampai kapan…
Ilepati, 28 April 2020