Gas 3 Kg Bersubsidi Pemerintah Di Jual Mahal Dampak Oknum Tidak Bertanggungjawab
Liputan Eksklusif
Oleh : Laela & Abah Cecep
Purwakarta – Pengawasan terhadap distribusi Gas 3 Kg masih dirasa kurang terlepas dari kurangnya personil atau lalai fakta di lapangan yang tidak bisa di pungkiri dengan berbagai modus, penjualan di atas harga eceran tertinggi yang sudah ditentukan alias mahal, rata-rata dampak dari perbuatan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Hal tersebut dibenarkan banyak warga diantaranya Nyai (52) warga Purwakarta yang terkadang merasa jengkel setiap kali habis gas dan tabung yang dimilikinya hanya satu.
Nyai mengaku, harus mengingat kemana untuk membeli gas yang diperlukan sesuai keuangannya, terkadang di tempatnya biasa membeli habis, harus mencari tempat jual gas lain, bisa ke berbagai tempat atau warung, harga mahal tetap harus di beli guna memenuhi kebutuhan di dapur memasak makanan atau sekedar masak air untuk minum.
Masyarakat miskin seperti dirinya sudah sejak lama merasakan hal tersebut, tanpa bisa berbuat apa-apa, katanya bersubsidi, kenyataan masih tetap mahal, paham orang berjualan mau untung, tapi jangan terlalu mahal.
Ingat yang miskin, terlebih saat situasi seperti sekarang, diakui Nyai pernah nangis tapi tidak membantu, diupayakan bisa beli, pernah juga sangat sedih, gas terbeli bahan masakan sudah mulai membusuk.
Orang kecil kalangan miskin nurut saja, yang penting bisa makan minum untuk sekedar ganjal perut agar hidup berlangsung, hidup dengan perjuangan semampunya Alhamdulillah semoga berkah, berharap kemudian hari lebih baik.
Dan orang-orang yang kemampuan lebih, peka dengan kenyataan sekitar yang masih sangat banyak memerlukan uluran tangan para Dermawan Budiman.
Katanya, mau ada bantuan dari Pemerintah tapi belum ada, mudah-mudahan segera turun dan gas tidak sulit di dapat, syukur-syukur tidak mahal,” Ungkap wanita tersebut polos, seraya memohon jangan expos gambar dirinya karena takut.
Fakta dilapangan hasil pantauan media ini, banyak di temukan tempat penjualan gas tanpa plang atau pemilik pangkalan bukan warga sekitar, di duga diantaranya milik keluarga besar yang seharusnya memberi contoh baik dan paham tentang aturan tidak semena-semena mengambil keuntungan dari Program Pemerintah untuk warga miskin.
Lagi-lagi warga miskin obyek keuntungan dengan berbagai modus para oknum. Pemerintah perlu dukungan semua pihak termasuk warga agar program berjalan baik dan pembangunan lebih merata.
Tidak ada lagi warga miskin yang teriak dan memelas karena situasi dan kondisi maraknya oknum-oknum mengedepankan keuntungan pribadi, keluarga oknum atau pihak lainnya yang semestinya lebih Arip bijaksana, bersosial amanah, hidup lebih berkah, semoga kemudian indah untuk semuanya dengan Pungsi masing-masing mendukung Indonesia Maju.