Lingga Dwipa Sang Editor, Penulis Buku Hujan Dan Sunyi
Oleh : Lilis Yuliati, S.Pd., M.Pd. & Wishnoe Ida Noor
Bogor– Sabtu (25/4) Alhamdulillah di hari ke-2 kita melaksanakan ibadah puasa, GrahaBigNews transformasikan informasi terkait wawancara eksklusif dengan sosok kreatif, smart, humoris, dan banyak membantu rekan-rekan SKS dalam penerbitan buku. Lebih kerennya lagi dia adalah editor dan penulis buku Hujan dan Sunyi.
Sahabat budiman GrahaBigNews, bahwa dunia kesusastraan adalah dunia yang sangat menarik untuk digeluti. Tidak terhalang oleh usia tua muda atau jenis kelamin. Meski di tengah pandemi covid – 19 masih mewabah di Indonesia, tapi semua ini tidak menyurutkan bagi anak-anak bangsa untuk tetap berkarya dan berkreasi di bidang sastra.
Seperti halnya dengan Lingga Dwipa dari Bogor ini masih tetap eksis dengan kecintaannya di dunia sastra, GrahaBigNews melakukan wawancara jarak jauh dengannya dengan harapan semoga menjadi ajang silaturrahmi antar sesama pembaca juga bermanfaat dengan bertambahnya wawasan seputar penglaman dan perkembangan Sastra di tanah air ini.
Menurut pendiri SKS Bunda Susy S. Wiranatakusumah sedikit bercerita, bahwa sosok Lingga Dwipa selain kreatif, humoris, dia juga banyak membantu kepada para penulis pemula, sehingga para pemula merasa percaya diri.
“Saya bergabung dengan SKS, sekitar tujuh tahunan”, ungkap Lingga Dwipa nama panggilan di dunia kesusastraan mengawali percakapan dengan GrahaBigNews.
Lingga mengungkapkan latar belakang bergabung dengan SKS, merasa tersesat dalam dunia puisi. Karena sejatinya, dia tidak pernah tahu bagaimana caranya menulis puisi, singkatnya hanya seorang penikmatnya saja, kata Lingga mengenang awal mula bergabung dengan Sastra Kidung Semilir (SKS) .
“Saya ditakdirkan kenal sama Mami Susy, lalu diajak bergabung dengan SKS dan di sanalah saya menemukan berbagai macam jenis puisi dan bentuknya. Begitupun dengan tujuan bergabung dengan SKS saat itu, hanya untuk mencintai puisi saja,” Jelas tangan kanan Momy Susy ini.
Lebih lanjut Lingga menjelaskan, bahwa perkembangan sastra di SKS, banyak kemajuan. Jika dulu titik berat puisi, hanya sekitaran masalah pribadi saja bahkan bisa dibilang curhat. Kalau sekarang, bisa lebih dikatakan komprehensif, menyeluruh, menyentuh semua aspek kehidupan, bisa dilihat dari puisi-puisi yang beraneka ragam tema. Dari mulai masalah sosial, kebangsaan dan lain-lain.
“Harapan saya dengan bergabung di SKS, semoga kesusastraan di SKS lebih keren lagi, begitupun dengan kesusastraan di Indonesia semoga lebih maju lagi, jayalah negeriku”, ujar Lingga bersemangat.
Lingga memberikan analoginya terkait keberadaan SKS sebelum mengakhiri penjelasannya pada GrahaBigNews, bahwa keberadaan SKS, hanya satu perahu kecil dari banyak perahu besar yang tengah mengarungi lautan kesusastraan Indonesia. Dan itu sangat bagus sekali untuk meramaikan kesusastraan Indonesia.