Ketua Pemberdayaan SDM Petani Pemakai Air Bendung Copong DI Leuwigoong Kab. Garut, Cecep Moch. Tapip : “Utamakan Kualitas Pekerjaan Irigasi kerjakan Dengan Profesional Jangan Asal Demi Mengejar Proges Semata”.
Liputan Khusus
Oleh : Wishnoe Ida Noor
Garut – Selepas Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa SNVT PJPA Cimanuk-Cisanggarung, Andry Octo Arisandi, ST., Camat Cibatu, Drs. Sardiman Tanjung, dan Ketua P3A Raksa Tirta Bendung Copong Daerah Iriasi (DI) Leuwigoong Kabupaten Garut, Tantan Asmara, S.Pd.I., memberikan sambutan serta harapannya pada acara Sosialisasi Pembangunan Irigasi Tersier DI. Leuwigoong Kanan Kab. Garut (Tahap II) TA 2021 PPK Irigasi dan Rawa 1 SNVT PJPA BBWS Cimanuk-Cisanggarung, di Aula Kecamatan Cibatu, Jum’at (12/03/2021) dilanjutkan dengan prakata dari Ketua Pemberdayaan SDM Petani Pemakai Air Bendung Copong Daerah Irigasi Leuwigoong Kabupaten Garut, Cecep M. Tapip atau yang lebih akrab disapa abah Cecep.
Pada kesempatan tersebut, Abah Cecep mengucapkan terimakasih pada semua tamu undangan yang telah menghadiri acara, diawali dengan sapaan santun pada para pejuang pangan masyarakat petani yang slelalu gigih berjuang mengolah alam dan menanam segala sesuatu untuk kebutuhan mencukupi makanan yang berupa pangan.
“Terimakasih saya ucapkan atas segala pengorbanya, karena tampa para petani, sekuat apa pun peradaban ini tak akan bisa berdiri dengna sempurna, karena pangan merupakan kebutuhan sehari-hari yang diperlukan semua mahluk hidup dari mulai hewan dan manusia pengisi jagat raya, maka tak salah kalau petani disebut mahkluk yang paling mulia di Jagat raya ini,” ujarnya.
Diplomasi yang disampaikan Abah Cecep membawa semua tamu undangan untuk mencoba merenungkan sejenak, bahwa semua yang di tanam petani akhirnya bermamfaat buat kehidupan manusia.
Manfaat tersebut dapat kita rasakan, lanjut Abah Cecep dari mulai hasil sawah, kebun, hutan, sungai dan danau itu akhirnya dimakan Manusia dan semua mahluk yang di ciptakan untuk penyeimbang alam ini
Menurutnya, bahwa petani itu sangat santun dan menjalankan aqidah Agama dengan taat dan sabar serta membaca alam (iqro alam) dengan rasa dan perasaan yang lembut, segala sesuatu yang dilakukan oleh para petani tak surut dengan amal ibadah, antara petani tidak saling bertikai, bahkan selalu tukar pikiran untuk merawat dan menjaga tanamannya dari mulai penyediaan air dll selalu komunikasi.
Sisi yang mengharukan dan patut dicontoh dalam hidupnya, petani jarang memikirkan perutnya sendiri, coba amati kalau ada petani lagi panen sayur/buah-buahan, lantas ada petugas Negara dari mulai Kuwu, Penyuluh Pertanian, Pegawai Kesehatan, Babinsa atau Babinmas, petani selalu menyapa dengan santunnya. “Bapak, ibu, pulang dari mana? Mampir dulu, barangkali Bapak atau Ibu mau sekedar mencicipi hasil panen kami,” ujar Abah.
Dia (petani) tidak memikirkan untuk menjualnya, itu yang patut diteladani oleh kita, tapi berbeda dengan kaum gaji, dikala mendapatkan gaji ke-13 dan tunjangan lainnya, pernah mendengar tidak, mereka mengimformasikan, bahwa dirinya sudah mendapatkan gaji ke-13 terlebih memberikan tawaran barangkali mau mencicipi?, tanya Abah dan mendapat aplouss dari seluruh tamu undangan diiringi senyum simpul mereka.
Abah menjelaskan, bahwa mengenai dengan di mulainya pekerjaan irigasi tahap II Tersier Daerah Irigasi Leuewigoong, dirinya berharap semua pihak mampu bekerjasama dengan sinergis antara pemborong, Petani pemakai air dengan petugas-petugas lainnya.
“Benar harus ada padat karya, dan mohon dilaksanakan dengan baik bagaimana mekanismenya, dan harus diingat, bahwa pekerjaan irigasi harus extra hati-hati dengan mengutamakan kualitas dan kuantitas, jadilah orang-orang profesional dibidangnya serta harus di utamakan jangan asal tunjuk demi mengejar Progres,” tandas Abah Cecep mengakhiri sambutannya.
Bingung Ingin Kuliah yang Berkualitas? Klik aja Link di bawah ini !!!