Betapa Luasnya Pengetahuan Rasulullah SAW, Bahkan Beliau Tak Berhenti Mengejar Hingga Dunia Kiamat

Share posting

Artikel Ekslusif

Oleh : H Derajat

Ilustrasi-kibrispdr.or

Saudaraku, kekasihku yang karena kalianlah aku bisa hidup berbahagia hingga kini. Karena berkah kalianlah Allah mencukupi bahkan melebihkan kenikmatannya atas aku dan keluarga.

Saudaraku, sahabatku dan kekasihku, halaman demi halaman tentang Rasulullah SAW telah dibuka. Dari berbagai sumber dan referensi-referensi yang berasal dari Kitab Suci, menguak rahasia hakekat Rasulullah SAW akan berbanding lurus dengan rahasia-rahasia Ketuhanan. Memahami struktur keimanan kepada Rasulullah SAW bermakna juga sebuah track record memahami Tuhan. Tentunya, pemahaman yang dimaksud di sini adalah pemahaman dengan segenap jiwa raganya yang meliputi seluruh tingkah lakunya baik lahir maupun bathin.

Artinya, seseorang yang membuka khazanah tentang Rasulullah SAW adalah seseorang yang sudah melangkah untuk bertauhid. Bukan menyatakan tauhid, akan tetapi mentauhidkan Allah dengan segenap jiwa raganya sehingga ia memahami tentang Keesaan Allah SWT. Implikasinya, ia pasti memahami struktur penciptaan alam semesta, termasuk manusia, yang berpuncak pada Ciptaan Awwal (al-khalqul awwal, ‘aqlu kulli, Nur Muhammad, al-Jauhar Awwal, Nurul Awwal, dst). Artinya pula, memahami khazanah Rasulullah SAW adalah juga bermakna memahami struktur alam semesta.

Alam semesta yang berasal dari pancaran Nûrullâh yang dipantulkan kepada Rasulullah SAW adalah pengetahuan tanpa batas. Pengetahuan Allah Yang Maha Agung memang tak terbatas. Karena itulah, Allah ‘Azza wa Jalla mengatakan bahwa seandainya samudera dan lautan menjadi tinta, dan pohon-pohon menjadi pena untuk menuliskan Kalimat-kalimat Allah (pengetahuan -pen), bahkan jika air laut yang dijadikan tinta itu habis, lalu  ditambahkan tujuh laut lagi, Kalimat-kalimat Allah pun tak akan pernah habis ditulis.

وَلَوْ أَنَّمَا فِى ٱلْأَرْضِ مِن شَجَرَةٍ أَقْلَٰمٌ وَٱلْبَحْرُ يَمُدُّهُۥ مِنۢ بَعْدِهِۦ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمَٰتُ ٱللّٰهِ ۗ إِنَّ ٱللّٰهِ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Luqman: 27)

Hingga air dari tujuh samudera yang menjadi tinta itu habis dan kering, ilmu pengetahuan yang Allah SWT limpahkan kepada kekasih-Nya, Penutup Para Nabi, tak akan pernah habis. Beliaulah SAW satu-satunya yang berbicara mewakili Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala tak pernah berbicara pada siapapun, dalam Hadhirat Ilâhiyyah-Nya, kecuali kepada dia yang paling mulia di antara seluruh ciptaan-Nya, Sayyidina Muhammad SAW. Tak seorang pun mampu mendekati Hadhirat Ilâhiyyah sedekat seperti Penutup para Nabi SAW. Allah Ta’ala pertama kali menciptakan ruhnya. Ruhnya berkilau memancarkan cahaya. Itulah  ‘Nûr Ilâhiyyah’.

Dari  ‘Nûr Ilâhiyyah’ tersebut, Allah ciptakan segala sesuatu. Tak seorangpun atau apapun mampu mencapai langsung Dzat Allah SWT. Tak ada yang dapat mencapai-Nya, tak mungkin. Hanya melalui beliaulah Dzat Allah SWT bisa dikenali. Karena esensi dari seluruh ciptaan bersama beliau SAW. Ilmu pengetahuan dan esensi segala sesuatu telah dikaruniakan kepada beliau. Karunia tersebut terus berlanjut kepada beliau SAW tanpa henti. Terus menerus mengalir, tak pernah berhenti. Tak pernah terputus!

Marilah kita buka halaman berikut, semoga Allah akan membukakan hati dan pikiran kita bahwa Rasulullah SAW masih eksis untuk terus mengajarkan kita tanpa henti :

https://pasulukanlokagandasasmita.com/betapa-luasnya-pengetahuan-rasulullah-saw/

Jangan pernah ragukan bahwa Rasulullah SAW sangat sayang dan selalu membimbing kita semua hingga akhir zaman.

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *