Riwayat Shalawat Burdah

Share posting

bahkan Rasulullah pun memberikan jubahnya kepada sang penulis Shalawat

Artikel Ekslusif

Oleh: H. Derajat


Ilistrasi-kumparan.com

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillâhirrahmânirrahîm

Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.

Saudaraku terkasih, Allah SWT memerintahkan kita untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Karena itu, tak ada alasan bagi kita untuk mengatakan bahwa itu adalah prilaku bid’ah. Sebab perintah tersebut langsung dari Allah SWT.

Para ‘Ulama terdahulu telah banyak menuliskan dan menyebarkan berbagai macam bentuk shalawat, diantaranya ada Shalawat Jibrill, Shalawat Badar, Shalawat Burdah, Shalawat Thibbil Qulub, dst.

Di bawah ini akan kita sajikan salah satu dari sekian banyak bentuk Shalawat kepada Nabi kita yang Agung Muhammad Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam.

Siapa yang tidak tahu Shalawat Burdah? Sebuah syair (qashîdah) yang berisi pujian-pujian pada Nabi SAW. Pesan moral, nilai spiritual dan semangat perjuangan yang sering kita dengar dan kita bacakan baik saat menjelang Adzan Maghrib maupun saat memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.

Potongan Shalawat Burdah tersebut menggema di setiap Masjid atau Mushalla di pelosok-pelosok Negeri, baik di perkotaan maupun pedesaan. Langgam dan iramanya begitu akrab di telinga. Suara-suara yang menggemakannya berasal dari berbagai kalagan; anak-anak, remaja, dewasa, bahkan hingga ke orang-orang tua.

Diantara potongan Shalawat (Qashîdah) al-Burdah yang paling sering dibaca adalah:

مَوْلَايَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَآئِمًا أَبَدًا ۞ عَلَى حَبِيْبِكَ خَيْرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ

Mawlâya shalli wa sallim dâiman abadan, ‘alaa Ĥabîbika khayril khalqi kullihimi

“Wahai Junjunganku, limpahkanlah shalawat dan salam selamanya atas kekasih-Mu, makhluk terbaik di semesta ini”.

يَا رَبِّ بِالمُصْطَفَىٰ بَلِّغْ مَقَاصِدَنَا ۞ وَاغْفِرْ لَنَا مَا مَضَى يَا وَاسِعَ الكَرَمِ

Yâ Rabbi bil-Mushthafâ balligh maqâshidanâ, waghfir lanâ mâ madhâ yâ wâsi’al-karami

“Wahai Tuhanku! Melalui perantara kekasihmu (Muhammad saw) sampaikanlah kami pada tujuan kami. Dan ampunilah dosa-dosa kami yang lalu, wahai Dzat yang Maha Luas kemurahan-Nya”.

هُوَ الْحَبِيْبُ الَّذِيْ تُرْجَى شَفَاعَتُهٗ ۞ لِكُلِّ هَوْلٍ مِنَ الْأَهْوَالِ مُقْتَحِمِ

Huwal ĥabîbul ladzî turjâ syafâ’atuhu, likulli hawlin minal ahwâli muqtaĥimi

“Dialah kekasih yang diharapkan syafa’atnya, untuk menghadapi setiap peristiwa dahsyat yang menimpa umat manusia”.

Shalawat Burdah atau yang dikenal juga dengan Qashîdah al-Burdah, dikarang dan ditulis oleh Imam Al-Bushiri. Nama lengkapnya adalah Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Sa’id al-Bushîrî. Beliau dilahirkan di daerah Dallas pada hari selasa tanggal 1 Syawwal 608 H. Ayah beliau berasal dari Mesir daerah Bushir, salah satu desa Mesir atas (Mesir pedesaan).

Sejak kecil, Al-Bushiri dididik langsung oleh ayahnya dalam mempelajari ilmu al-Qur’an. Al-Bushiri juga merupakan murid seorang sufi besar bernama Abdul Abbas al-Mursi, seorang Mursyid generasi kedua Tarekat Syadziliyah. Usai mempelajari ilmu kesusastraan Arab di Kairo, beliau akhirnya menjadi sastrawan dan penyair yang ulung.

Al-Bushiri diberi gelar “Sayyidul Maddah” yang berarti pemimpin para pemuji Rasulullah SAW. Sebab shalawat Burdah karyanya dipandang sebagai puncak karya sastra (magnum opus) dalam memuji Rasulullah SAW.

Lalu, bagaimana sejarah perjalanan Imam Al-Bushiri ketika mengarang shalawat tersebut?

Asal muasal bagaimana Shalawat al-Burdah ditulis oleh Imam Al-Bushiri adalah ketika ia sedang menderita sakit lumpuh. Dia mengisi kekosongan waktunya dengan berharap ia mendapat Syafa’at Nabi Muhammad SAW. Ia pun mulai menulis sajak-sajak indah tentang Nabi Muhammmad SAW.

Meskipun Imam Al-Bushiri merupakan sastrawan dan penyair yang ulung, akan tetapi ia masih harus menghadapi berbagai rintangan dalam mengarang dan menyusun Shalawat al-Burdah.

Suatu ketika saat Imam Al-Bushiri mengarang Shalawat al-Burdah, sampai akhirnya dia harus berhenti di kalimat  “Fa mablaghul ‘ilmi fîhi annahu basyarun” (pada bagian ketiga bait ke-23). Imam Al-Bushiri sama sekali tak bisa melanjutkan penggalan kalimat syair yang dikarangnya.

Hingga akhirnya beliau bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Dalam mimpinya itu, ia membacakan syair yang ia buat untuk Nabi SAW. Sampai pada kalimat “Fa mablaghul ‘ilmi fîhi annahu basyarun”, beliau terdiam dan tidak bisa melanjutkan. Kemudian Nabi bersabda “Bacalah…!”. Imam Al-Bushiri pun menjawab bahwa ia tidak bisa melanjutkan potongan syair tersebut. Lalu, Nabi bersabda lagi  “Wa annahu khairu khalqillahi kullihimi.”

Lafadz lengkapnya:

فَمَبْلَغُ الْعِلْمِ فِيْهِ أَنّهُ بَشَرٌ ۞ وَأَنَّهُ خَيْرُ خَلْقِ اللّٰهِ كُلِّهِمِ

Fa mablaghul ‘ilmi fîhi annahu basyarun, wa annahu khayru khalqillâhi kullihimi

“Puncak pengetahuan tentang Rasulullah SAW, bahwa sesungguhnya beliau adalah manusia dan sesungguhnya beliau sebaik-baik makhluk di antara semua makhluk Allah SWT”.

Imam Al-Bushiri pun menambahkan lanjutan syair yang disabdakan Nabi SAW pada karangannya. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW melepas jubahnya, dan diselimutkan kepada tubuh Al-Bushiri. Nabi juga mengusap wajah Al-Bushiri.

Saat itu pula Imam Al-Bushiri terbangun, dilihatnya jubah pemberian Nabi Muhammad SAW menyelimuti tubuhnya. Seketika itu juga, beliau sembuh dari penyakitnya. Dia juga mendapati potongan syair yang tak tuntas dikarangnya, kini sudah lengkap.

Berikut kami sajikan Qashidah al-Burdah dalam bentuk e-book, yang di dalamnya terdapat Sejarah Biografi Imam Al-Bushiri beserta penulisan syair tersebut yang terdiri dari 160-an bait dan dikelompokkan menjadi sepuluh fasal atau tema pokok.

E-book Qashidah al-Burdah yang kami sajikan ini berisikan tulisan Arab, Lafadz Arab dengan tulisan Latin, beserta terjemahan Bahasa Indonesia. Silahkan didownload atau dibaca dalam link yang tertera pada awal artikel di atas :

https://pasulukanlokagandasasmita.com/shalawat-burdah-imam-al-bushiriy/

Marilah kita share semampu yang dapat kita perbuat untuk menyebarkan dan kembali menghidupkan Shalawat yang nyaris jarang kita dengarkan. Padahal di surau-surau atau di mesjid-mesjid yang sering dikumandangkan Shalawat pastilah daerah di sekelilingnya aman, damai dan sejahtera, mengapa kita tidak pernah berpikir kesana ?

https://pasulukanlokagandasasmita.com/shalawat-burdah-imam-al-bushiriy/

Jadikanlah share WA ini sebagai wujud saling mencintai sesama mukmin :

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا

Artinya:  “Demi Dzat yang jiwaku dalam genggamannya. Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan (sempurna) beriman sampai kalian saling mencintai,” (HR Muslim)

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *