Belajar Mencari Tuhan Dari Seekor Ikan Kecil

Share posting

Artikel Eksklusif

Oleh : H.Derajat

Ilustrasi-islampos.com

Karena rasa cintaku padamu wahai saudaraku maka ku persembahkan kisah hikmah ini.

Inilah sebuah kisah di alam binatang yang mirip dengan diri kita ketika mencari Allah. Saking dekatnya Allah dengan diri kita sehingga justru kita mencari yang jauh di luar diri kita.

Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang bincang di tepi sungai. Kata ayah kepada anaknya, “Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati.”

Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengarkan percakapan itu dari bawah permukaan air, ia mendadak menjadi gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, “Hai, tahukah kamu dimana air? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati.”

Ternyata semua ikan tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil semakin gelisah, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal serupa, “Dimanakah air?”

Jawab ikan sepuh, “Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita akan mati.”

Apa arti cerita tersebut bagi kita. Manusia kadang-kadang mengalami situasi seperti si ikan kecil, mencari kesana kemari tentang kehidupan, tentang kebahagiaan, dan  tentang segala sumber kehidupan yaitu Tuhan padahal kita sedang bersamaNya, dalam lingkupNya, bahkan dalam kebenaran Tauhid kita harus sampai pada keyakinan dari Allah, untuk Allah dan bersama Allah namun kita tidak menyadarinya.

Mari kita renungkan dengan bathin ayat ini,

أَنْفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

Wa fī anfusikum, a fa lā tubṣirụn

Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan ?

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

“Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” [QS. Qaaf : 16].

أَلَا إِنَّهُمْ فِي مِرْيَةٍ مِنْ لِقَاءِ رَبِّهِمْ ۗ أَلَا إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُحِيطٌ

Alā innahum fī miryatim mil liqā`i rabbihim, alā innahụ bikulli syai`im muḥīṭ

Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu.

Begitulah Allah Tuhanmu, begitu kita menyadari dan merasa diri kita tahu tentangNya maka kita akan dibuatNya ragu agar kita tidak merasa mudah bertemu dengan Tuhan.

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ

Dan Dia berada dimana pun kamu berada.

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ

Kami telah mengutus seorang utusan dalam dirimu.

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ

Dan ketahuilah sesungguhnya Allah menempatkan diriNya antara manusia dan hatinya

فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَىٰ قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّ

maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah.

وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ

dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.

Saya rasa cukuplah ayat-ayat Al Quran ini memberi  petunjuk kepada diri kita.

Semoga Allah merahmati kita semua dengan ilmu yang bisa mengajak kita kepada kedekatan padaNya, dan pada pengetahuan tentang Dia Yang Maha Suci dan Maha Dekat itu.

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *