Pemimpin Pertanggungjawabannya Di Dunia Dan Akhirat
Oleh : Laela
Purwakarta– Assalamu’alaikum, Salam Sejahtera, Rahayu. Alhamdulillah Wasyukurillah (Segala puji hanya bagi Allah dan segala syukur hanya kepada Allah) Alhamdulillah sekarang di Purwakarta khususnya di Pondok Pesantren “Uniq” Nusantara Pancasila cabang Purwakarta. Sebagai pemimpin harus betul-betul tanggungjawab dunia dan akhirat, tampunglah negeri kita, anak bangsa harus diayomi, harus menjadi persatuan dan kesatuan, mau rukun damai, cinta kasih sayang. Demikian disampaikan Abuya Mama Ghufron Albantani pengasuh Yayasan YPP “Uniq” Nusantara Pancasila kepada media ini usai menjalankan ibadah sunnah salat tarawih bulan ramadan 1443 Hijriah, Sabtu malam (16/4/2022 Masehi ) di area mesjid Jami Almuhsin, Jalan Jembatan Sadang No.30 Purwakarta, Jawa Barat.
Hal itu disampaikannya, menjawab pertanyaan –insan Pers perihal pendapatnya mengenai pemimpin, ada yang tidak mengetahui atau lalai dalam permasalahan warganya, salah satu contoh masih ada pelecehan sexsual kepada pria dan wanita di bawah umur atau dewasa dan seringnya tersiar kabar dugaan kuat adanya korban penyekapan secara tidak manusiawi wanita asal Indonesia di luar negara, serta adanya kecemburuan sosial dari bantuan pemerintah untuk warga miskin yang masih kedapatan di terima mereka yang lebih mampu.
Banyaknya pembangunan pisik, tapi sekedar pembangunan rumah singgah bagi warga bermasalah dan darurat diperlukan sementara, sebagai antisipasi jika timbul dialami warganya di luar dugaan belum terpenuhi dengan baik, contoh tempat pemandian bagi Orang Dengan Gangguan jiwa (ODGJ) dari dijalanan sebelum di bawa ke tempat layak atau rumah sakit jiwa, serta rumah singgah yang sering diperlukan tidak ada, terkadang fakta dilapangan menambah beban Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dengan keterbatasan sarana prasarana yang jauh dari memadai.
Abuya Mama Ghufron Albantani menegaskan.
Seorang pemimpin harus bertanggungjawab di dunia dan akhirat. Insyaallah kalau kita benar-benar menerapkan persatuan dan kesatuan, urusan itu mudah, mudah sekali, yang penting masyarakat bersatu, ibarat rakyat mau sama-sama, mari kita sama membangun negara Republik Indonesia.
” Saya yakin bisa, semua bisa sempurna, karena rakyat ini membutuhkan sosok-sosok yang benar-benar pertanggungjawabannya di dunia dan akhirat. Hanya persatuan dan kesatuan, kembali ke fithrah (pembersihan dan penyucian diri), pangku kesatuan dan persatuan cinta kasih sayang, rukun damai, kegotongroyongannya sesuai Pancasila, merah putih Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”
Kenapa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan, bisa jadi wali bisa tidak, itu semua dari Allah, perempuan bisa jadi wali contohnya Robiah, itu jelas dari Allah semua, di Indonesia kenapa ada Kartini, ada Dewi Sartika ada Inggit dan lainnya. Qudrot Irodat (kuasa pemilik kehendak sempurna) Allah itulah pemimpin, ada pemimpin diri sendiri, ada pemimpin rumah tangga, ada pemimpin kerakyatan ada pemimpin di atas kerakyatan,”ungkap ulama yang banyak dirindukan dam dekat dengan rakyat tersebut.
Sebelumnya, menjelang berbuka bersama dihadapan hadirin, dalam ceramahnya Abuya mengajak kita semua gotongroyong membangun Indonesia, tidak saling menyalahkan dan senantiasa peduli sesama membantu program pemerintah sesuai Pancasila. Baik yang hadir dan yang tidak hadir semua di do’akan, dari Sabang sampai Meroke Bangsa Indonesia bersatu akan kuat.
Di waktu dan kesempatan berbeda Sekretaris Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purwakarta Dr. Yusep Solihudien, S.Ag. di ruang kerjanya kepada media ini menyampaikan, lancarnya komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait seputar pelayanan kepada warga yang memerlukan itu penting, warga bisa mendapatkan bantuan dari program pemerintah negara atau luar pemerintahan.
Salah satu contoh, Dewan Kerja Mesjid (DKM) tidak hanya memakmurkan seputar mesjid, tapi berguna untuk kepentingan umat yang memerlukan terlebih saat darurat. Pegawai pemerintah dalam melayani dengan waktu dan jam kerja yang telah di tentukan.