Hakikat Fitrah Manusia

Share posting

inilah petunjuk dari firman Allah kepada Nabi Daud sebagai aturan hidup bagi manusia

Artikel Eksklusif

Oleh : H Derajat

Ilustrasi-utakatikotak.com

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillâhirrahmânirrahîm

Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.

Aturan Hidup Tertuang di Sini!!!

Allah berfirman kepada Nabi Daud AS, marilah kita ambil hikmahnya yang mulia karena berisi proses kebatinan hidup kita agar mencapai kedekatan dengan Allah SWT.

Saudaraku, Sahabatku dan Kekasih hatiku, sungguh mencintaimu adalah sebuah kewajiban ibadah mutlak yang tiada tergantikan. Teringat amanah Mursyidku yang mulia Mama Arjaen bahwa pandanglah seluruh manusia sebagai anak-anak dan saudaramu walau kepada pendosa sekalipun karena engkau tidak akan pernah tahu kapan Allah menurunkan rahmatNya dan mengampuni dosa-dosanya, bahkan selalulah beranggapan mungkin saja kita lebih berdosa ketimbang mereka.

Sejalan dengan Nasehat Mulia Mursyid kami tersebut maka  aku kisahkan kepadamu ketika Nabi Daud menerima firman Allah sebagai patokan kebatinan untuk dijalankan agar mencapai ridha Ilahi…:

“Wahai Daud, katakanlah kepada mereka yang menghadap-Ku dengan penuh kecintaan bahwa tiada apa pun yang akan membahayakan mereka jika saja Aku menghijab mereka dari seluruh makhluk. Malah, lebih bagus jika Aku gantikan dengan terbukanya hijab antara

mereka dan Aku, sehingga mereka akan bisa melihat kepada-Ku dengan mata hatinya.

Tidak pula akan membahayakan jika saja duniawi Aku jauhkan dari mereka ketika kenikmatan dalam beragama telah Aku hamparkan pada mereka. Juga, tidak akan membahayakan jika saja mereka dibenci oleh para makhluk ketika mereka telah mendapatkan ridha-Ku.

Wahai Daud, kau menyangka bahwa dirimu telah mencintai-Ku. Kalau demikian, maka keluarkanlah kecintaan duniawi dari seluruh bilik hatimu, sebab keduanya merupakan lawan yang tidak akan bisa berkumpul selamanya.

Wahai Daud, berkumpullah bersama para kekasih-Ku dengan sepenuh hati. Sebaliknya, berkumpullah dengan mereka yang mencintai duniawi dengan hati-hati. Namun, mengenai urusan agama, harus kau serahkan kepada-Ku sepenuhnya, dan jangan sekali-kali agama diserahkan kepada pencinta dunia itu.

Kemudian mengenai masalah yang sudah jelas dan sesuai dengan apa yang Aku kehendaki, maka segeralah engkau berpegangan dengannya. Adapun yang masih mengandung keraguan, maka segara serahkan kepada-Ku. Aku akan segera memberi pertolongan kepadamu dan menegakkan sikapmu yang tampak belum lurus. Aku juga akan memberi bantuan terhadapmu dalam menghadapi berbagai kesulitan kendati kau tidak meminta bantuan.

Wahai Daud, Aku telah bersumpah dengan Dzat-Ku, bahwasanya Aku tidak akan memberi pahala seorang hamba kecuali terhadap mereka yang betul-betul telah Aku kenal bersungguh-sungguh berserah diri di hadapan-Ku, dan mereka yang telah menyadari bahwa tiada daya sedikit pun kecuali dengan pertolongan-Ku.

Jika engkau telah bersikap demikian, maka akan segera Aku lepaskan kehinaan dan keluh kesah yang selalu menggeluti dirimu, kemudian segera Aku taruhkan rasa cukup dan kekayaan jiwa pada dirimu.

Aku pun telah bersumpah bahwa jika saja seorang hamba itu begitu membanggakan kekuatan dirinya, maka segera akan Aku serahkan saja kepadanya terhadap urusannya sendiri, sehingga sekali-kali Aku tidak akan memberi pertolongan kepadanya. Serahkanlah segala urusanmu kepada-Ku. Jangan pula kau serikatkan amal-amalmu kepada selain diri-Ku, hal itu akan berakibat kawan-kawanmu tidak akan bisa mengambil manfaat apa pun darimu.

Wahai Daud, sadarilah bahwa makrifat kepada-Ku itu tanpa suatu batas, dengan demikian tidak pernah ada habisnya. Dan, jika kau memohon tambahan nikmat kepada-Ku, maka segera akan Aku perkenankan, malah tambahan itu tidak pernah ada batasnya.

Kemudian beritahukan kepada seluruh Bani Israel bahwasanya antara diri-Ku dan para makhluk tidaklah pernah ada pertalian nasab. Dengan demikian, jika saja mereka mengagungkan kemauan dan kecintaan kepada-Ku, maka segera akan Aku beri karunia yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pula pernah terdengar telinga, ataupun terlintas di benak hati para manusia.

Wahai Daud, taruhlah Aku di depan kedua belah matamu, kemudian pandanglah Aku dengan mata hatimu, jangan dengan mata kepalamu. Lihatlah mereka yang akalnya selalu terhijab dari-Ku, pada akhirnya selalu terputus dari segala pahala-Ku. Sebab, Aku telah bersumpah demi kemuliaan dan keagungan-Ku, bahwa Aku tidak akan membuka sebuah pahala bagi seorang hamba yang melaksanakan ibadah hanya berdasar coba-coba atau bermalas-malasan.

Wahai Daud, merendahlah kepada mereka yang menimba ilmu kepadamu, jangan sekali-kali kau bersikap takabur kepada mereka, sebab jika saja yang telah mencintai-Ku mengetahui martabat para penimba ilmu, niscaya mereka akan rela menjadi tanah sebagai tempat berpijak para penuntut ilmu.

Wahai Daud, jika saja kau menyembuhkan seorang murid dari penyakit bangga dengan duniawi, kau akan Aku tulis sebagai orang yang berjihad. Dan, barangsiapa telah Aku tulis semisal orang yang berjihad, ia tidak akan mengalami keluh kesah, juga tidak lagi membutuhkan uluran tangan para makhluk.

Wahai Daud, berpeganglah dengan kalam-Ku, dan pergunakanlah tubuhmu untuk selalu beribadah kepada-Ku demi keselamatan tubuhmu sendiri. Jangan pula kemauan nafsu itu engkau turuti, sikap itu akan menjadikan dirimu terhijab dari cinta-Ku. Jangan pula kau membuat putus asa terhadap para hamba dari rahmat-Ku. Kemudian hilangkanlah segala syahwat yang masih bergelayut pada dirimu, sebab memperturutkan syahwat itu hanya Aku perbolehkan bagi para hamba-Ku yang masih lemah. Mereka yang kuat dalam beribadah, jelas akan menyingkirkan segala syahwatnya, sebab syahwat akan bisa mengurangi kelezatan bermunajat kepada-Ku.

Memperturutkan syahwat itu sudah cukup sebagai siksaan bagi para ahli ibadah itu, di samping akan Aku halangi akal mereka untuk berpikir mengenai keagungan-Ku. Sebab, sekali-kali Aku tidak merelakan jika saja para kekasih-Ku itu bergelimang duniawi, Aku jelas akan menyingkirkan mereka darinya.

Wahai Daud, janganlah kau menjadikan seorang ‘alim yang mabuk duniawi sebagai pengantar antara diri-Ku dan dirimu. Kala itu terjadi, maka akan Aku halangi dirimu dari mencintai-Ku. Mereka itu adalah rampok yang akan menghalangi para hamba untuk mendekat kepada-Ku.

Janganlah kau memperturutkan segala syahwat, akan lebih baik jika syahwat itu kau perketat dengan memperbanyak berpuasa. Namun, ketika berbuka, janganlah kau memperbanyak makan, sebab kecintaan-Ku terhadap seseorang itu jika saja ia tampak selalu berpuasa.

Wahai Daud, biasakanlah untuk mencintai-Ku dengan jalan memusuhi nafsumu. Cegah dari memperturutkan hawa nafsu, dengan demikian kau akan selalu Aku pandang, di samping tirai yang ada pada dirimu akan tersingkapkan.

Wahai Daud, nasihat-Ku kali ini Aku perhalus, dengan harapan agar dirimu lebih kuat dalam berpacu meraih berbagai pahala tatkala telah Aku curahkan kepadamu. Sekarang, semua itu masih Aku tahan menunggu semangatmu dalam melaksanakan ibadah.

Wahai Daud, jika saja mereka yang berlaku maksiat itu melihat bagaimana Aku menunggu mereka, bagaimana pula kasih sayang-Ku agar mereka meninggalkan segala kedurhakaannya, sungguh mereka akan mati karena begitu merindukan-Ku. Sendi-sendi mereka juga akan terlepas sebab dirundung cinta kepada-Ku yang tiada tertahankan lagi. Wahai Daud, sikap-Ku seperti itu adalah mengenai mereka yang durhaka, bagaimana sikap-Ku terhadap mereka yang selalu menghadap pada-Ku.

Wahai Daud, saat-saat seseorang paling perlu dikasihani adalah jika ia tidak membutuhkan Aku lagi, atau mereka yang telah membelakangi-Ku. Namun, saat yang paling berharga dan paling terhormat bagi seseorang adalah jika saja ia telah kembali kepada-Ku.”

Itulah isi wahyu yang telah disampaikan Allah dan diresapi oleh Nabi Daud dengan sepenuh hati. Semoga kita bisa mengambil i’tibar dan pelajaran yang berharga darinya, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

Wallâhu A’lamu bish-Shawâb

 

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *