Panduan Wajib Para Pesuluk

Share posting

diambil dari buku What the seeker needs karya Syekh Muhyiddin Ibnu Arabi

Artikel Ekslusif

Oleh : Dr., Supard, S.H., M.H

Kepala Kejaksaan Tinggi Riau

Als Rd Mahmud Sirnadirasa

ILUSTRASI-CNN Indonesia

Sahabat…dikutip dari Link Jatman yang saat ini dipimpin oleh Maulana Syekh Habib Luthfi bin Yahya, seorang Mursyid dari berbagai Tarekat Mu’tabarah tentang hukum dasar kita untuk mengikuti Tarekat (thariqah).

Pertanyaan:

Bagaimana hukum masuk thariqah dan mengamalkannya?

Jawaban:

Jika masuk thariqah bertujuan untuk khusus belajar dzikir dan wirid, maka hukum masuk thariqah adalah sunnah Rasulullah SAW.

Jika masuk thariqah bertujuan untuk membersihkan sifat-sifat rendah (takhalli) di dalam qalbu dan menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji (tahalli), maka masuk thariqah hukumnya fardlu ‘ain.

Mengamalkan wirid setelah baiat (talqin) hukumnya adalah wajib.

Hal ini seperti yang disepakati oleh para ulama thariqah dalam Keputusan Muktamar Ke I Jam’iyyah Ahlith Thariqah Mu’tabarah di Tegalrejo, Magelang Tanggal 18 Rabiul Awal 1377 H/12 Oktober 1957 M.

“Jikalau yang dikehendaki masuk thariqah adalah belajar untuk membersihkan hati dari sifat-sifat yang rendah, dan menghiasi dengan sifat-sifat yang terpuji, maka hukumnya fardhu ‘ain (wajib ‘ain). Hal ini seperti hadis Rasulullah SAW yang artinya: “Menuntut ilmu diwajibkan bagi orang Islam laki-iaki dan orang Islam perempuan”.

Akan tetapi, jika yang dikehendaki masuk thariqah mu’tabarah itu khusus untuk dzikir dan wirid, maka termasuk sunnah Rasulullah SAW. Adapun mengamalkan dzikir dan wirid setelah baiat, maka hukumnya wajib, untuk memenuhi janji. Adapun mentalqinkan (mengajarkan) dzikir dan wirid kepada para murid, hukumnya sunnah, karena sanad thariqah kepada Rasulullah SAW itu memiliki sanad yang shahih.

Bersuluk dalam melaksanakan thariqah sebaiknya mempunyai Bekal, agar tidak tersesat di perjalanan. Kali ini kami sajikan nasihat tentang Apa-apa yang kita butuhkan sebagai seorang penempuh jalan spiritual (salik) yang diberikan oleh  Syaik Al-Akbar Muhyiddin Ibnu Al-‘Arabi ra.

Membaca pedoman bersuluk di dalam link yang disebutkan dibawah ini, bagaikan kita berhadapan dengan Sang Syekh agung tersebut. Memiliki Syekh Mursyid adalah suatu kewajiban dan tidak ada alasan untuk terputus walaupun Syekh yang menjadi Mursyidnya langsung telah wafat, pasti ada penerusnya walau dibanyak ajaran Tarekat Sang Mursyid merahasiakan penerusnya karena ada hikmah dibalik kerahasiaannya itu.

Secara berturut-turut pedoman bersuluk bagi penganut semua ajaran Tarekat kami sajikan untuk para Salik Tarekat sbb :

Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi: Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian 1)

Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi: Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian 2)

Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi: Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian 3)

Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi: Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian 4)

Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi: Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian 5)

Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi: Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian 6)

Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi: Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian 7)

Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi: Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian 8)

Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi: Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian 9)

Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi: Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian 10 -Selesai)

Seperti dikatakan oleh Syekh Akbar Muhyiddin Ibnu Arabi bahwa seorang Salik itu wajib beriman kepada Allah Al-A’laa (Sang Maha Tinggi), dan tiada satu makhluk pun baik tampak maupun ghaib yang menyerupainya. Allah Sang Maha Sempurna, tiada kekurangan apa pun; Beriman kepada para utusan-Nya dan melaksanakan pesan-pesan kebenaran yang mereka bawa baik yang memiliki tafsir yang jelas maupun samar; Beriman kepada al-Quran, aturan-aturan, dan keadilan Allah.

Pernyataan-pernyataan yang dikemukakan oleh para orang suci dan ayat-ayat al-Quran merupakan cara seorang pejalan untuk memahami Keindahan atribut (Nama, shifat, af’al) Allah. Cintailah keluarga Allah, terimalah visi misi kebenaran mereka. Jangan berbicara dengan maksud untuk menyerang mereka. Jangan menghakimi seorangpun dari mereka. Pandanglah mereka dengan pandangan kesyukuran. Tunjukkan penerimaanmu kepada para nabi dan orang suci atas karakter yang membedakan kesempurnaan mereka satu sama lain sebagai seorang manusia, dan tempat-tempat suci mereka. Terima dan imani tingkah laku dan kata-kata para orang suci, bahkan jika kau tidak memahami maksud dari tingkah laku dan kata-kata mereka dan mukjizat-mukjizat yang menjadi atribut mereka.

Pandanglah keseluruhan ciptaan termasuk manusia dengan pandangan yang baik: terima, setujui, maafkan, layani, cintai. Berusahalah untuk menyesuaikan dirimu dengan dunia. Dengarkan kata hatimu. Bersihkan hatimu. Di dalam hati yang bersih, berdoalah selalu untuk saudara-saudara seimanmu. Tolong dan layani, sebanyak dan sesering yang kau mampu orang-orang yang mengalami kesengsaraan dan melarat dengan kemiskinan mereka dan para pejalan.

Jangan mengharapkan keuntungan, imbalan sepadan, pemuliaan dan pemujaan atas pelayananmu kepada makhluk. Jika ada yang berterima kasih kepadamu, terimalah dengan penuh kerendahhatian. Adalah kewajibanmu untuk meringankan beban seseorang. Jika seseorang yang engkau tolong membalasmu dengan sesuatu yang menyakitkanmu, maka tunjukkanlah kesabaranmu dan bersabarlah. Ingatlah bahwa Allah beserta orang-orang yang sabar.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (TQS. 2: 153)

Jangan habiskan kehidupanmu dengan sesuatu yang sia-sia tidak berguna dan tiada usaha keras untuk memperbaiki dirimu serta membuang waktumu tanpa melakukan hal apapun/tidak bekerja/menganggur. Sungguh, Pantulkan dan ingatlah Allah (dzikrullah), bacalah al-Quran sang pembimbing menuju jalan yang terang. Tolonglah orang-orang untuk meninggalkan kejahatan dan serulah mereka untuk berbuat kebajikan. Perbaikilah hubungan silaturahim. Tolonglah orang-orang untuk menolong orang lainnya juga.

Bertemanlah dengan teman-teman yang benar; mereka yang akan memberikan dukungan kepadamu dalam sebuah perjalanan berjama’ah di atas kebenaran berdasarkan iman. Bersama teman-teman yang beriman, maka benih iman akan saling menumbuhkan sebuah pohon yang disirami oleh air dan saling mencahayai satu sama lainnya. Hati-hati berada bersama orang-orang yang tidak mencari kebenaran dan yang tidak mempedulikan pentingnya iman. Mereka adalah musuh dari kebenaran yang egkau yakini.

Carilah seorang guru sempurna/sejati/mursyid yang akan membimbingmu di atas Shirothol Mustaqiim. Dalam pencarianmu, jujurlah, karena kejujuran merupakan karakter utama seorang pejalan sejati. Dengan kejujuran dan penuh pencarian kebenaranmu, maka Tuhan akan memanifestasikan atribut (Nama, shifat, af’al)-Nya untuk membimbing perjalananmu dan akan membimbingmu untuk menemukan seorang guru yang sempurna/ sejati/ mursyid. Kejujuran dalam diri seorang pejalan bagaikan sebuah berkah dimana ketika ia ada, maka Allah akan menghancurkan setan-setan, setan dalam diri pejalan dan egonya melalui rasa dan perlakuan pelayanan yang besar kepada-Nya. Kejujuran bagaikan sebuah katalisator (pemercepat proses) yang akan mengganti kejahatan menjadi emas dan memurnikan segala sesuatu yang disentuh olehnya.

Semoga Allah meridhoi amal ibadah kita dalam menuju kedekatan dengan Nya…aamiin.

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *