Rasul Itu Penjual Benih Kehidupan

Share posting

ajaran agama itu sesungguhnya menawarkan benih kehidupan, dan kita semua wajib menanamnya serta memeliharanya

Oleh: H. Derajat

Ketua Pasulukan Loka Gandasasmita


Ilustrasi-Minanews

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيم

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Allahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa Muhammad wa ‘ala aali Sayyidina Muhammad.

SELAMAT TAHUN BARU 1 MUHARRAM 1445 H

“Adhang-adhang tetese embun, pasrah peparing marang Gusti” (Setelah usaha yang maksimal pasrahkanlah semua pada Tuhan)

Sahabatku, kami di Pasulukan Loka Gandasasmita mengucapkan selamat Tahun Baru 1 Muharram 1445 H teriring do’a semoga di Tahun Baru ini iman, keislaman dan kedekatan kita pada Allah dan RasulNya lebih tebal juga lebih baik dari sebelumnya sehingga keberkahan hidup kita bertambah. Aamiin.

Di tahun baru ini khususnya untuk keluargaku, anak istriku, aku memberikan nasehat yang penuh hikmah mengenai tugas Kerasulan yang diterangkan oleh Nabi Isa as :

Penjual Benih Kehidupan

Suatu hari istriku bertanya soal kebaikan dan keburukan di hadapan Tuhan, maka aku jawab dengan sebuah kisah untuk ditarik kesimpulannya.

Istriku sayang, petiklah hikmah yang terkandung dalam kisah ini maka engkau tak akan pernah salah mendudukkan Tuhanmu dalam kehidupan ini.

Suatu malam, seorang wanita bermimpi masuk ke sebuah toko baru di pasar. Dia terkejut, menemukan Nabi Isa as di belakang toko.

“Engkau menjual apa di sini?” ia bertanya.

“Apa saja yang menjadi keinginan hatimu,” kata Nabi Isa.

Hampir tak berani percaya apa yang didengarnya, wanita itu memutuskan minta hal-hal paling baik, yang dapat diinginkan seorang manusia pada umumnya. “Aku minta ketenteraman hati dan cinta, bahagia dan bijaksana, dan bebas dari sakit.” katanya. Lalu sebagai pikiran baik kemudian ditambahkan, “Tidak hanya untuk saya. Untuk semua orang di dunia.”

Nabi Isa tersenyum. “Kukira, engkau menafsirkan aku salah, nak,” jawab Nabi Isa. “Kami tidak menjual buah di sini. Hanya benih.”

Demikianlah istriku, yang kamu harus pahami bahwa Allah melalui para Nabi, para Wali dan para orang-orang sholeh hanya menebarkan bibit kebaikan, bibit kekayaan, bibit keimanan dan semua bibit kebutuhan hidupmu. Beliau semua tidak menjual buah kebaikan, buah keimanan, buah kekayaan dan buah perbekalan kehidupanmu. Tugasmulah menanamkan benih itu, merawatnya, kemudian memetik hasilnya.

So, jangan pernah salah sangka pada Tuhanmu…

Sebagaimana Rasul SAW yang mulia mengatakan :

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَقِ

Innama buistu liutammima makarimal akhlak

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

Dari upaya yang benar-benar serius untuk memuliakan akhlak kita itulah akan timbul kemuliaan diri yang akan menjamin semua kebutuhan hati selama hidup. Dari sana ada air mengalir yang jernih sebagaimana di surga yang mengandung makna sumber kehidupan yang jernih tanpa cacad.

Semoga Allah Ta’ala memaafkan dosa kesalahan kita, memberi nikmat kehidupan kita, dan melimpahkan kebahagiaan kepada kita semua dalam berkeluarga dan berumah tangga. Aamiin….

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *