Balai Bahasa Provinsi Jabar Apresiasi Pelaksanaan FTBI Kab. Garut Dalam Upaya Melestarikan Bahasa Daerah

Share posting

Liputan Khusus

Oleh: Wishnoe Ida Noor

Balai Bahasa Provinsi Jabar Apresiasi elaksanaan FTBI Kab. Garut Dalam Upaya Melestarikan Bahasa Daerah (foto oleh Wishnoe Ida Noor-grahabignews.com).

Grahabignews.com. Garut – “Saya menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Pendidikan yang selalu memberikan dukungan terhadapa pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu sebagaisalah satu tahapan dari upaya literasi bahasa Daerah yang sudah dilaksanakan ke 3 kalinya dan saya salut serta bangga kepada masyarakat Garut yang begitu antusias dalam mengikuti ajang ini dan ini merupakan apresiasi rasa kecintaan kita terhadap Bahasa Sunda yang diikuti oleh 42 Kecamatan muda-mudahan ini menjadi contoh bagi Kabupaten lainnya ”.

Kepala  Balai Bahasa Jawa Barat, Dr. Herawati, S.S., M.A (foto oleh Wishnoe Ida Noor-grahabignews.com)

Hal  iu dikatakan oleh Kepala  Balai Bahasa Jawa Barat, Dr. Herawati, S.S., M.A dalam acara Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Jenjang Sekolah Dasar Tingkat Kabupaten Tahun 2023 yang dilaksanakan di SMK Ciledug Al-Musadaddiyah Jl. Mayor Syamsu, Rabu (04/10/2023).

“Mudah-mudahan Festival Tunas Bahasa Ibu yang dilaksanakan di Kabupaten Garut ini benar-benar bisa menumbuhkan rasa cinta anak-anak pada Bahasa Sunda,” ucapnya.

Yang harus diingat sambungnya, bahwa Festival Tunas Bahasa Ibu ini bukan tujuan akhir dari pelaksanaan literisasi Bahasa Daerah sebagai salah satu bentuk tanggungjawab kita terhadap upaya Bahasa Daerah, melainkan ini adalah wadah untuk mengapresiasi memberikan kesempatan kepada anak-anak kita untuk mencintai Bahasa Daerah, karena meskipun secara kuantitas penutur Bahasa Sunda pasti sangat banyak, tetapi jika tidak mewariskannya pada generasi muda maka hal ini akan menjadi masalah kedepannya.

718 Bahasa Dearah yang ada di Indonesia, dan melalui Festival Tunas Bahasa Ibu ini sebagai salah satu upaya dalam mendukung penguatan kebijakan Pemerinah Daerah terkait dengan pengajaran Bahasa Sunda sebagai salah satu muatan lokal di jenjang pendidikan formal.

“Jadi, bukan untuk mnggantikan muatan lokal Bahasa Sunda melainkan untuk meguatkan pembelajaran Bahasa Sunda dengan cara yang menyenangkan. Anak-anak kita bisa mengungkapkan rasa cinta mereka, sikap positif mereka terhadap Bahasa Sunda melalui kegiatan lomba yang disediakan oleh anak-anak kita sebagai salah satu bentuk apresiasi, dan ini bukan tujuan akhir dari literasi Bahasa Daerah,” tandasnya.

Mudah-mudaan kegiatan ini akan terus berlanjut, shingga Bahasa Sunda bisa hidup dan berkembang di masyarakat dan dilestarikan, pungkasnya.

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *