Kolaborasi Disperindag ESDM dan Dekranasda Garut, Kembangkan Potensi Eceng Gondok

Share posting

Oleh Rudi Herdiana

Produk Kerajinan Eceng Gondok. (Foto: Rudi Herdiana – grahabignews.com)

Grahabignews, Garut – Selama tiga (3) hari, Dinas Perindustrian Perdagangan Energia dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Garut, gelar Pelatihan Kerajinan Produk Berbahan Dasar Eceng Gondok di Fave Hotel Garut.

Secara resmi, pelatihan tersebut dibuka oleh Ketua Umum Dekranasda Kabupaten Garut, Diah Kurniasari Rudy Gunawan, Selasa (14/11/2023) yang diikuti oleh 50 peserta, termasuk warga sekitar Situ Bagendit dan perajin setempat.

Pelatihan ini, menjadi langkah awal guna mengurangi populasi eceng gondok di rawa dan memberikan manfaat bagi masyarakat dalam mengembangkan kerajinan khas Kabupaten Garut.

Ketua Umum Dekranasda Kabupaten Garut, Diah Kurniasari Rudy Gunawan, berharap kepada para peserta dapat menghasilkan karya unggulan melalui eceng gondok, karena sumber daya yang melimpah di Situ Bagendit.

“Kita punya batik, punya kulit, akar wangi, sutra bulu dan sekarang kita coba, meski sebenarnya kita terlambat karena sebenarnya eceng gondok ini banyak. Tapi kita baru hari ini, semoga bisa memberi pelajaran memanfaatkan eceng gondok,” ujar Diah.

Pelatihan Kerajinan Produk Berbahan Dasar Eceng Gondok di Fave Hotel Garut. (Foto: Rudi Herdiana – grahabignews.com)

Terlebih, dirinya menilai jika produksi kerajinan eceng gondok ini relatif tidak memerlukan modal yang besar, hanya diperlukan kemauan serta kreativitas untuk menciptakan karya dari bahan yang biasanya menjadi masalah bagi Situ Bagendit. “Mereka harus jadi role model ya, jadi mereka memberi pelatihan lagi untuk sekitarnya,” ucapnya.

Kepala Disperindag ESDM Kabupaten Garut, Ridwan Effendi, mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan memberikan nilai tambah pada potensi yang selama ini dianggap bermasalah. “Eceng gondok yang dulunya menjadi masalah dapat menjadi berkah dan meningkatkan ekonomi keluarga di sekitar Situ Bagendit,” harapnya.

“Tentu saja hal ini bisa menjadi inspirasi bagi yang lain, tentu saja tidak hanya eceng godok nantinya, banyak barang-barang lain atau mungkin komoditas lain yang bisa dikembangkan,” tutur Ridwan.

Tindaklanjut dari pelatihan ini, akan fokus pada pengembangan sumber daya manusia dan pemasaran produk berbahan dasar eceng gondok, dimana saat ini sedang dikembangkan bersama Dekranasda Kabupaten Garut.

Ridwan Effendi menegaskan, bahwa potensi eceng gondok tidak hanya sebagai bahan kerajinan kreatif, akan tetapi bisa sebagai pupuk organik dan bahan pendukung bangunan.

(Foto: Rudi Herdiana – grahabignews.com)

Sementara Narasumber Slamet, perajin kerajinan eceng gondok asal Kabupaten Semarang, diundang untuk berbagi ilmu. Bahkan dirinya menekankan semua jenis eceng gondok di Indonesia dapat digunakan untuk kerajinan, dengan kualitas yang dipengaruhi oleh lingkungan, air, dan luas tempat tumbuh.

Slamet menuturkan, dalam pelatihan tersebut, para peserta belajar mulai dari bagaimana proses pembuatan berbagai produk dari eceng gondok, seperti souvenir, sandal, kotak tisu, tempat sampah, hingga pot.

“Cuma semua enceng gondok baik pendek atau panjang bisa digunakan, cuma kita yang sementara ini di Asia tenggara itu di Rawa Pening itu nomor 2 se Asia Tenggara, nomor satunya di Thailand kualitasnya,” ucapnya.

Disinggung Slamet, terkait pendistribusian eceng gondok di tempat tinggalnya, di mana petani eceng gondok setor ke pengepul dan perajin membeli eceng gondok ke pengepul. “Harga terkini dari eceng gondok kering yang menjadi bahan baku kerajinan di wilayahnya, yaitu berkisar di angka Rp7.500 per kilogramnya,” jelasnya.

“Setelah itu ada proses dari bleaching anti jamur, terus nanti pengeleman sampai finishing, kemudia yang terakhir adalah packing, jadi sangat – sangat mudah sekali untuk dipelajari,” pungkasnya.


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *