Ijinkan Aku Merindu Mu
Cerpen Lilis Yuliati, S. Pd., M. Pd.

riaukepri.com
Kutatap langit tak bergemintang dari malam pekat nan gelap berselimut kabut kian tebal, untuk kuhalau dari rasa rindu yang ku eja, dari serpihan hurup tentang nama mu, di kebisuan dari angan terpenjara rasa di buai sunyi. Sepi tanpa mu merajai singgasana hati mengisi relung sanubari ku.
Kamu… yang ku rindu, memburu menggiring aku merindu tentang mu. Ijinkan aku merindu mu, mematri rasa di kedalaman jiwa membawa mu dalam dekap ku, hatiku dalam genggaman mu, enggan pergi dan berlalu dari singgasana hatimu.
Berulang kali ku coba kepakkan sayap rinduku menghalaunya dari dawai rindu yang kian mencengkram, memaksa diri menemuimu, walau hanya dalam angan dan mimpi diantara bunga tidurku. Selalu aku merindumu…
Seperti kena candu, ingin meneguknya aku terbius adamu di keheningan, antara hiruk pikuk rasa nan kian mengikat jiwa. Kian menukik tatapmu, mengcengkram adaku membelenggu rasa, inginku selalu bersamamu, menatapmu kasmaran aku di buatnya, sesungging senyum manismu.
Semanis tiap tegukan dari secangkir kopi yang selalu kau suguhkan, membius jiwa. “Aku memujamu”, bisik Pras, menatap Aini di keheningan, malam itu. Tanpa eksperi, mematung Aini di kursi roda dengan tatapan Pras nan berbinar. “Sembuhlah sayang”, kecupan manis mendarat di kening Aini.
Penuh cinta, aroma rasa kebersamaan mengurai tawa mendekap asa, mencumbu rindu terbelenggu rasa… sepi yang tercipta. Dari untaian ayat-ayat suci memuja keagungan Sang Illahi, Maha Pencipta dari segala Yang di ciptakan, untuk do’a yang di untai atas sembuhnya Aini dari sakit yang telah lama di deritanya, kecelakan yang dialaminya membuat Aini lunglay dengan kursi roda yang senantiasa menemaninya.
Menemani dengan setia langkah Aini, seperti kesetiaan Pras yang selalu menjadi obat mujarab yang sangat berarti bagi Aini, motivasi hangat memicu semangat perempuan yang senantiasa di pujanya. Di tatapnya Aini dalam langkah tertatih-tatih, meninggalkan Pras yang termenung sendiri.
Kembali Pras sendiri mencumbu sepi, mendekap rindu melepas Aini untuk kembali melanjutkan study dan pengobatan untuk kesembuhannya. Sebongkah harap tentang kebersamaan juga mimpi-mimpi dari tidur panjang tentang Aini, segera bersama dari perpisahan ini. Dari dawai rindu nan kian menggebu untuk segera bersatu.
Berharap nyanyian lagu kasmaran di musim gugur kali ini, segera bersemi dengan gemuruh rindu nan senantiasa berlagu dari pesan singkat via WA yang Pras terima. “Aku segera kembali, jemput di bandara petang nanti, ijinkan aku merindu mu, peluk cium… Aini”.
Banyuresmi, 04 April 2020.