Abraham Ola, S.Pd., Wakasek SMAN 1 ADONARA BARAT NTT, SKS itu Ibarat Rumah Pluralisme
Wawancara Ekslusif dengan Abraham Ola, S.Pd. ( Bram Nonvivara Wahang )
Oleh : Lilis Yuliati, S.Pd., M.Pd. & Wishnoe Ida Noor
Nusa Tenggara Timur – Sastra Kidung semilir atau yang lebih di kenal dengan SKS, tidak hanya memiliki anggota dari pulau Jawa saja, tetapi memiliki anggota dari berbagai pulau di wilayah Indonesia. Kebhinekaan sangat jelas disini, walau dari berbeda suku bangsa dan ras tetapi memiliki satu visi dan misi yang sama, bersama ingin mengangkat kesussastraan di Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Selasa (21/4) GrahaBigNews, mentranspormasikan kembali wawancara ekslusif dengan salah satu anggota SKS dan sahabat nun jauh di Desa Hurung, Rt.008 RW.004 Kecamatan Adonara Barat, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Beliau adalah Abraham Ola, S.Pd. atau yang lebih di kenal dengan nama Bram Nonvivara Wahang. Wakil kepala sekolah bagian kurikulum di SMAN 1 ADONARA BARAT Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). “Saya hanya orang biasa yang ingin belajar dalam kebersamaan”, Bram mengawali percakapannya kepada GrahaBigNews.
Bram menceritakan awal mula bergabung dengan SKS, mulai di penghujung tahun 2015. Awal mengenal dan bergumul dengan SKS besutan Momy Sussy ketika bertemu kerabat saya John Dewa Bayu Samudera, jelasnya.
“Dari beliau saya akhirnya mengenal, tahu, menggumuli diri di SKS, dan belajar banyak dari SKS. Sejak itu intens mengikuti kegiatan dan aktif memberi ruang bagi kiprah SKS di Indonesia Timur, teristimewa di Flores Timur, tepatnya di Pulau Adonara Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)”, ujarnya.
Abraham Ola sedikit bercerita tentang keberadaan dirinya di SKS, bahwa awalnya dia bukan sebagai pendiri. Tetapi sebagai orang yang ingin belajar dari Komunitas SKS dengan sedikit pemahaman yang minim tentang sastra dan melihat komunitas SKS sebagai tempat menempah diri, di sana akhirnya bergabung. Menuangkan ide dan kreatifitas. Dia belajar banyak hal dan sangat mengembirakan. Bahkan SKS telah menjadi rumah keduanya.
Hal yang melatar belakangi Bram untuk bergabung di SKS, adalah ingin belajar dan mengembangkan ide dan kreatifitas menulis. Memang menulis menjadi sebagian kecil hobinya. Hanya saja setelah selesai kuliah, kreatifitas itu mati. Muncul semangat menulis lagi ketika diperkenalkan komunitas SKS ini kepadanya oleh John Dewa Bayu, kenang Bram mengungkapkan kepada GrahaBigNews.
“Lalu bisa kenal dan banyak belajar dari Momy Sussy, Bunda Lilis, Mas Bajang Sakti, Kerabat John, Dede Lingga, Mba Laras, Angel, Singa Sundaya Prabangsa. Orang-orang ini memberi kontribusi besar dan memdorong saya dalam hal menulis. Juga Leny Dafza, Octa dan lain-lain. Mereka orang-orang baik yang telah Tuhan kirim untuk saya”, sambung Bram.
Wakil kepala sekolah bagian kurikulum di SMAN 1 ADONARA BARAT ini mengaku, dengan bergabung di SKS, dia mulai memberi imbas positif dalam literasi, ungkapnya. Lebih lanjut Bram mengatakan, bahwa Literasi bahkan menjadi ikon di wilayah Kabupaten Flores Timur, NTT. Terutama di sekolah tempatnya mengajar SMAN 1 ADONARA BARAT. Dengan langkah kecil ternyata menjadi geliat besar literasi di wilayah dan sekolah ini, tandasnya.
Pengajar yang sejak tahun 2002 mendefikasikan diri sebagai PNS di sekolah ini mengatakan, Hal ini bukan hanya isapan jempol. Dua tahun terakhir ini berhasil melaunching tiga buku. Tahun 2018 buku Antologi puisi Kompilasi karya siswa, guru SMA Adonara Barat dan penyair SKS judul bukunya, Selaut Sastra Adonara. Tahun 2019 di penghujung November kemarin 2 judul buku. Masing-masing Antologi Puisi Siswa berjudul Selangit Puisi di Tanah Mahar Gading dan Buku Fiksi Kompilasi Puisi dan Cerita Rakyat Berjudul Adonara dalam legenda, jelas Bram.
Menurutnya, Komunitas SKS memberi warna, ruang dan gerakan yang sangat besar dan masif dalam perkembangan sastra. Di SKS orang bukan belajar sasrta melulu bukan hanya menulis puisi, prosa, kritik dan essay. Tetapi juga sebagai ruang belajar bersama. Belajar untuk maju bersama, belajar untuk memghargai dan toleran.
“SKS itu ibarat rumah Pluralisme. Kekeluargaan sangat kental. Dan ini yg unik. Sebelumnya hanya bersua di maya tapi ketika ada event bersama semua kami merasa seperti satu keluarga”, ungkapnya.
Lebih lanjut wakil kepala sekolah yang dalam mengisi waktu senggangnya di habiskan dengan bermain teater, mengatakan bahwa, keberadaan SKS bahkan sangat intens mempercakapkan sastra, bukan saja soal sastra modern tapi menggali kembali sastra lama yang kaya akan nilai-nilai hidup, budaya, sosial, filosofi hidup, juga tatakrama. Buku Edisi kesebelas dengan Judul Lorong Peradaban Sastra semua jenis sastra lama terakodir di sana. SKS kembali memperkenalkan sastra lama yang nyaris punah bahkan hilang itu.
Terkait animo masyarakat terhadap sastra, Bram mengatakan bahwa, animo masyarakat terhadap sastra akhir-akhir ini sedikit kendor. Hal ini sangat tergantung pada bagaimana sastra itu diperkenalkan ke publik atau didekatkan ke masyarakat.
Bram yang nota benenya adalah salah satu anggota Nara Teater di Flores Timur yang sempat mentas di TIM Jakarta tahun 2018 mengungkapkan, padahal esensi sastra bagi manusia dan kehidupannya sangat besar. Di setiap wilayah di nusantara kan ada folklore, pantun, syair. Tetapi, karena kurang diberi ruang dan wadah untuk diekspresikan makanya orang menganggap sastra sangat gersang, sastra hanya milik kaum intelek dan sastrawan.
“Nah, sekarang literasi masuk dalam lingkungan pendidikan. Semoga animo sastrapun semakin baik di masyarakat”, harapnya.
Harapan lain dari Bram terhadap SKS, sekiranya SKS tetap manjadi pioner perkembangan sastra dan Literasi. Sudah banyak buntinya SKS bergelut di sana. Workshop kepenulisan sastra, seminar sastra, apresiasi sastra, dan juga kegiatan produktif dan kreatis tentang sastra, SKS selalu menaruh kepeduliannya. Sekiranya SKS tetap dalam kesungguhan, komitmen ini menggairahkan dan menggiatkan kekusastraan Nusantara.
“Selama di SKS saya pernah menjadi wakilnya mas Bajang Sakti yaitu sebagai wakil ketua. Kalau sekarang sebagai ketua Claster di Wilayah Nusa Tenggara Timur khususnya Flores Bersama John Dewa Bayu”, pungkas Bram kepada GrahaBigNews .