Menjadi teman Nabi Musa di Surga karena doa ibunya

Share posting

Artikel Eksklusif

Oleh : H Derajat


Ilustrasi-id.pinterest.com

Bismillahirrohmanirrohim

Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad wa ala ali Sayyidina Muhammad.

اللهم أسعد امي كما أسعد تني كبيرا

Allahumma as’ad ummi kamaa as’adatni kabiira

Artinya : “Ya Allah, gembirakanlah ibuku sebagaimana ibuku sangat-sangat menggembirakan aku.”

Sahabatku terkasih, beruntunglah orang yang masih memiliki ibu sehingga kita masih bisa memohonkan doa beliau untuk kehidupan yang sedang kita jalani. Ibu kita adalah permata kehidupan ini.

Diceritakan dalam kitab Durrotun Nasihin karangan  Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad Syakir al-Khubuwiy; ulama kurun 13 hijriyah pada  bab 13  tentang  keutamaan berbakti pada orang tua, bahwa pada suatu hari Nabi Musa as bertanya kepada Tuhannya. Nabi Musa as adalah satu-satunya Nabi yang diberi keleluasaan oleh Allah SWT untuk berbicara langsung dengan-Nya tanpa perantara.

“Wahai Tuhanku, tunjukkanlah padaku siapa teman dekatku besok di surga?” Allah SWT menjawab:

“Pergilah ke kota fulani dan datangilah pasar fulani maka disana engkau akan mendapati seorang penyembelih hewan yang wajahnya seperti begini begini. Dia inilah temanmu nanti di Syurga”.

Kemudian keesokan harinya Nabi Musa as berangkat ke tempat yang telah ditunjuk oleh Tuhannya. Sampailah ia di warung si penyembelih hewan tadi dan Nabi Musa as menunggu di sana sampai sore. Ketika akan pulang, si penyembelih hewan mengambil sedikit potongan daging dan membawanya ke rumah. Nabi Musa as mengikuti orang tersebut. Sesampainya di rumah, pemuda tadi segera memasak daging tersebut. Nabi Musa as heran dan bertanya :

“Apakah kamu nanti akan kedatangan tamu?”

Pemuda tadi menjawab : “Ya”

Setelah masakan tersebut siap dihidangkan, pemuda tersebut masuk ke dalam kamar. Tidak lama kemudian dia keluar dengan keranjang di punggungnya. Betapa terkejutnya Nabi Musa as karena di dalam keranjang itu ada seorang nenek-nenek tua renta yang sudah sangat lemah seperti anak burung dara yang baru menetas. Pemuda tadi mengeluarkan nenek itu dari keranjang yang ternyata adalah ibunya dan perlahan dengan kasih sayang dia menyuapi ibunya tadi sampai kenyang. Dia bersihkan keranjang tempat ibunya, dia salin bajunya kemudian dicuci dan dijemurnya. Setelah itu ibunya diletakkannya kembali dalam keranjang.

Betapa kagumnya Nabi Musa as melihat perbuatan pemuda ini dan beliau melihat kedua bibir nenek yang sangat tua renta itu bergerak-gerak. Nabi Musa as mendengarkan  kata-kata yang keluar dari kedua bibir tersebut dengan seksama :

“Ya Allah, jadikanlah anakku teman Nabi-MU, Musa as, di Syurga kelak”,  demikian pintanya.

Setelah itu pemuda tadi menggantung keranjang tempat ibunya dengan tali. Demikianlah yang dilakukan si pemuda untuk menjaga ibunya. Nabi Musa as. berkata :

“Wahai anak muda, bagimu berita gembira. Aku adalah Musa, utusan Allah, dan engkau adalah temanku besok di Syurga”.

Nabi Musa juga menceritakan kedatangan beliau adalah mengikuti petunjuk dari Allah berkenaan dengan pertanyaan Nabi Musa kepada-Nya tentang siapakah gerangan teman beliau di Syurga nanti.

Semoga Allah memudahkan kita menuju Syurga-Nya dengan rahmat-Nya dan keagungan asma-asma-Nya dan dengan kehormatan Nabi-Nya yang menjadi sebaik-baiknya manusia, Nabi Muhammad SAW. Amiin…

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *