Walau Fasilitas Belum Mumpuni, SMP Plus Alkohar Masuk di Jajaran 12 SMP Negeri dan Swasta dalam Sekolah Penggerak

Share posting

Oleh : Hidir Hidayat, S.Pd.

Kepala Sekolah SMP Plus Alkohar, Saepuloh, S.Pd.Gr,” kemajuan dalam bidang pendidikan benar-benar bisa terealisasi, dengan adanya intervensi dan dukungan berbagai pihak dalam kemajuan pendidikan di Kabupaten Garut,”. (foto oleh Hidir Hidayat-grahabignews.com)

 

Garut – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Plus Alkohar masuk kedalam program pelopor sekolah penggerak yang dicanangkan pemerintah melalui Kemenristekdikbud. Sekolah tersebut berada dibawah naungan Yayasan Al-Qohar dan terletak di Jl. KH. Hasbulloh no 100 RT 02 RW Desa Sukabakti Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.

Sekolah ini masuk dalam 12 sekolah SMP negeri dan swasta di Kabupaten Garut yang berkesempatan masuk untuk mendapatkan manfaat dari program sekolah penggerak. Kepala Sekolah SMP Plus Alkohar, Saepuloh, S.Pd.Gr mengatakan bahwa kemajuan dalam bidang pendidikan benar-benar bisa terealisasi, dengan adanya dukungan berbagai pihak dalam kemajuan pendidikan di Kabupaten Garut.

SMP Plus Alkohar yang notabene sekolahnya kecil,kata dia, sangat berharap adanya intervensi pemerintah terkait program sekolah penggerak tersebut.

Adanya digitalisasi sekolah, pendampingan konsultatif dana simetris, perencanaan berbasis digital dalam program sekolah penggerak, dikatakannya sangat membantu sekolahnya.

“Dengan adanya kurikulum sekolah penggerak yang diimplementasikan pada tahun 2021-2022, semoga menjadi tonggak awal pada peningkatan kualitas sekolah kami,” ujarnya. Selasa(17/08).

Jumlah siswa didik di SMP Plus Al-Kohar terdiri dari 7 rombel dan terdiri dari 180 siswa dan dibimbing oleh 18 tenaga pendidik. Tak beralasan memang, meskipun dihimpit oleh dua sekolah negeri favorit dan sebaran sekolah yang sangat banyak di sekeliling sekolahnya, namun keberuntungan dan takdir yang maha kuasa memanggil SMP Plus Al-Kohar masuk dalam jajaran kelompok 12 sekolah SMP negeri dan swasta untuk masuk dalam program pelopor sekolah penggerak melalui seleksi yang ketat.

“Misi inti dari sekolah penggerak adalah mencetak profil pelajar pancasila, maka dengan intervensi yang dilakukan dari program ini,selain digitalisasi sekolah, juga peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia(SDM), dan itu kepercayaan yang sangat mahal,” jelasnya.

“Karena tadinya Kami pun berfikir realistis, karena melihat persaingan sekolah yang begitu mapan, dengan kapasitas SDM Kepala Sekolah yang sangat mumpuni,tapi Alhamdulillah Kementrian Pendidikan memberikan kepercayaan yang sangat besar, tentunya kami optimalkan,” katanya.

Lanjut Saepuloh, terkait dengan fasilitas sekolahnya yang secara fasilitas belum mumpuni dan terbatas, namun sekolahnya ditakdirkan lulus, menurut ketentuan dari Kementrian pendidikan, bahwa pemerintah tidak melihat fasilitas sekolah untuk sementara.

“Ketika kepala sekolah lolos dan memenuhi 10  kriteria yang ditentukan, dan ketika memenuhi kriteria dan lolos, maka akan diintervensi untuk digitalisasi sekolah, dan saya harap benar-benar terealisasi di lapangan,” ujarnya.

Sejauh ini SMP Plus Alkohar meskipun sudah Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dari tahun 2018, namun belum mendapatkan bantuan komputer dari Pemerintah melalui Dinas Pendidikan. Di SMP Plus Alkohar, disamping mata pelajaran pokok dari pemerintah, juga terdapat program unggulan terdiri dari bahasa Arab, BTQ, Pidato, dan Tahfidz Qur’an.

“Saya berharap dengan program sekolah penggerak ini, menjadi katalisator untuk dapat bantuan dari pemerintah,” pungkasnya.

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *