Tato Gambar Singa

Share posting

Artikel Ekslusif

Oleh : H Derajat


Ilustrasi-gambarsempurna.blogspot.com

Rasulullah Saw bersabda:

لَأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ

“Sungguh, seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dan dibawa dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta kepada orang lain, baik orang lain itu memberinya atau menolaknya” (HR. Bukhari)

Sahabatku dimanapun engkau berada, ku doakan engkau dengan doa terbaikku semoga engkau dan keluargamu diberkahi Allah, dirahmatiNya, dilimpahkan rizkiNya, diberi kesehatan dan keselamatan dalam menjalani kehidupan ini.

Sesungguhnya saat ini dan selama hidupmu Tuhan sedang merajah dirimu dengan kehidupan utuh yang Maha Sempurna bagimu. Kepedihan, cobaan, penderitaan, kekecewaan adalah bagian dari kesempurnaan KaryaNya maka terimalah semuanya dengan sabar sampai gambaran kehidupanmu utuh dengan berbekal keyakinan bahwa Dia Yang Maha Kasih telah mentakdirkanmu kebaikan dan kesempurnaan tanpa cacat.

Beginilah kira-kira ilustrasi dalam hidup ini yang ku buatkan perumpamaan dalam kisah berikut :

Pada suatu ketika ada seorang laki-laki yang menginginkan rajah gambar singa di punggungnya. Dia segera pergi ke tukang rajah dan menyatakan apa keinginannya.

Tetapi segera setelah merasakan beberapa tusukan (jarum) pertama, laki-laki itu mulai mengerang dan merintih: “Engkau mau membunuhku! Bagian singa mana yang sedang kau buat?!”

“Aku baru mengerjakan ekornya sekarang.”

“Maka, biar kita hapus saja ekornya!” teriaknya. Maka sang seniman mulai lagi. Dan lagi-lagi si pasien tidak tahan merasakan tusukan. “Bagian mana lagi, kali ini?” teriaknya, “karena aku tak tahan merasakan sakitnya.”

“Kali ini,” kata sang seniman, “adalah telinga singa.”

“Biar kita miliki gambar singa tanpa satu telinga,” katanya dengan terengah-engah.

“Maka sang pembuat rajah mencoba lagi. Tidak berapa lama setelah jarum menusuk kulitnya, ia menggeliat lagi, “Bagian singa yang mana lagi, kali ini?”

“Ini adalah bagian perut singa,” kata sang seniman dengan lemah.

“Aku tidak mau seekor singa dengan perut!” teriak laki-laki tersebut.

Dengan perasaan jengkel dan putus asa, sang seniman pembuat rajah berdiri, sebentar. Kemudian dia membuang jarumnya dan berteriak, “Seekor singa tanpa kepala, tanpa ekor; tanpa lambung? Siapa yang dapat menggambar demikian? Bahkan Tuhan pun tidak!”

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *