Kisah 3 Kaleng Coca Cola

Share posting

kisah inspiratif tentang  arti seorang sahabat yang menjadi amanah Rasulullah saw

Artikel Eksklusif

Oleh : H Derajat


Ilustrasi-tipspengembangandiri.com

Engkaulah sahabat terbaikku, yang denganmu semoga Allah menebarkan keberkahan, keselamatan dan ampunanNya dalam kehidupan yang fana ini.

Jadilah kaleng Coca-Cola termahal dengan memilih lingkungan terbaik.

Ada 3 kaleng coca cola, ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama.

Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik, mengangkut kaleng-kaleng coca cola dan menuju ke tempat yang berbeda untuk pendistribusian.

Pemberhentian pertama adalah supermarket lokal. Kaleng coca cola pertama diturunkan di sini. Kaleng itu dipajang di rak bersama dengan kaleng coca cola lainnya yang diberi harga Rp.4.000,00. (empat ribu rupiah).

 

Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Di sana, kaleng kedua diturunkan. Kaleng tersebut ditempatkan di dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp.7.500,00. (tujuh ribu lima ratus rupiah).

Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat mewah. Kaleng coca cola ketiga diturunkan di sana. Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau di dalam kulkas. Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan.  Dan ketika ada yang pesan, kaleng ini dikeluarkan bersama dengan gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng coca cola itu, menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan. Harganya Rp.60.000,00. (enam puluh ribu rupiah).

Sekarang, pertanyaannya adalah : Mengapa ketiga kaleng coca cola tersebut memiliki harga yang berbeda padahal diproduksi dari pabrik yang sama, diantar dengan truk yang sama dan bahkan mereka memiliki rasa yang sama?

Lingkungan Anda mencerminkan harga Anda. Lingkungan berbicara tentang RELATIONSHIP.

Apabila Anda berada di lingkungan yang bisa mengeluarkan terbaik dari diri anda, maka Anda akan menjadi cemerlang. Tapi bila Anda berada di lingkungan yang meng-kerdil- kan diri Anda, maka Anda akan menjadi kerdil.

Orang yang sama, bakat yang sama, kemampuan yang sama + lingkungan yang berbeda = NILAI YANG BERBEDA

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

“Permisalan teman yang baik dengan teman yang buruk adalah ibarat penjual minyak kasturi dan pandai besi. Si penjual minyak kasturi bisa jadi akan memberimu minyaknya tersebut atau engkau bisa membeli darinya, dan kalaupun tidak, maka minimal engkau akan tetap mendapatkan aroma harum darinya. Sedangkan si pandai besi, maka bisa jadi (percikan apinya) akan membakar pakaianmu, kalaupun tidak maka engkau akan tetap mendapatkan bau (asap) yang tidak enak.” (HR. al-Bukhari no. 5534, Muslim no. 2628).

Maka dari itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita agar selektif dalam memilih teman, khususnya teman dekat atau sahabat karib. Hal itu disebabkan karena agama seseorang itu sangat ditentukan oleh agama teman dekatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“(Agama) seseorang itu sesuai dengan agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memperhatikan siapa yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, al-Hakim dan Ahmad, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albani di dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 927)

Ku tutup dengan ijazah do’a untuk bersahabat dengan orang baik :

اَللَّهُمَّ وَفِّقْنِي لِمُوَافَقَةِ اْلأَبْرَارَ، وَجَنِّبْنِي مُرَافَقَةَ اْلأَشْرَارِ، وَآوِنِي بِرَحْمَتِكَ اِلَى دَارِ الْقَرَارِ بِإِلَهِيَّتِكَ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ

“Allâhumma waffiqnî limuwâfaqatil abrâr, wa jannibnî murâfaqatal asrâr, wa âwinî birahmatika ilâ dâril qarâr bi ilahiyyatika yâ Ilâhal ‘âlamîn.”

“Ya Allah, bimbinglah daku untuk bersahabat dengan orang-orang yang berbuat kebajikan. Jauhkan daku dari persahabatan dengan orang-orang yang berbuat kejelekan. Curahkan kepadaku rahmat-Mu sampai hari kiamat, dengan Ilahiyah-Mu wahai Tuhan semesta alam.”

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *