Mengingat Allah Dalam Tarekat Syathariyyah

Share posting

inilah kunci keimanan yang jarang terpublikasikan

Oleh : Pasulukan Loka Gandasasmita

Ilustrasi-ngopibareng.id

Dengan senantiasa memohon bimbingan-Nya, petunjuk-Nya, berkah dan rahmat-Nya serta ridha dan maghfirah-Nya, risalah tentang Ilmu Syathariyah, Nubuwah dan Dzikir ini dimaksud untuk memperjelas hubungan antara ketiganya.

Sebagaimana telah sering dijelaskan baik lewat tulisan  di dalam Risalah Ilmu Syathariyah maupun dengan lisan, bahwa di dalam Kitab Futuhati al-uluhiyyah dijelaskan oleh para Wasithah asal kata Syathariyah adalah:

طَرِيْقُ السَّآئِرِيْنَ اِلىَ اللهِ وَهُمُ الشَّطَارُ مِنْ اَهْلِ الْمَحَبَّةِ اِلَى اللهِ وَهٰذَا الطُّرُقُ مَبْنِيٌّ عَلَى سَلَامَةٍ لِقَوْلِهِ تَعَالَى “وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ” وَبِاْلإِرَادَةِ لِخَبَرٍ “مُوْتُوْا قَبْلَ اَنْ تَمُوْتُوْا”  ـ

Thariiqu as-saairiina ilaa Allah wahum Asy-Syathar min ahlil muhibbah ilallah; wa haadza ath-thuruqu mabniyyun ‘ala salaamati al-mauti liqaulihi Ta’aala ‘walaa tamuutunna illa wa antum muslimun’ wa bi al-iraadati li khabrin ‘muutuu qabla antamuutuu’.

Maksudnya adalah bahwa Ilmu Syathariyah ini adalah ilmunya orang-orang yang dengan bersama-sama menempuh jalan menuju kepada Allah sehingga sampai bertemu dengan-Nya. Mereka adalah Asy-Syathar, yakni orang-orang yang ahli di dalam mencintai Allah. Dan ini adalah satu-satunya jalan yang tetap untuk keselamatan ketika mati guna memenuhi amanah Allah, sebagaimana firman-Nya: “janganlah kamu semua mati kecuali mati selamat yang dengan rasa damai dan bahagia bertemu dengan-Nya”, juga memenuhi perintah Junjungan Nabi Muhammad SAW dalam sebuah haditsnya: “(belajar) matilah kamu semua sebelum mati”.

Hal ini dimaksudkan supaya mengalami rasanya mati yang benar sebagaimana wafatnya para kekasih Allah, yaitu mati dalam keadaan: “Wujuuhun yauma idzin naadhirah ilaa Rabbiha naadzirah”. Wajah-wajah mereka (orang-orang yang matinya selamat dengan rasa bahagia bertemu Tuhannya) di hari itu wajahnya berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat (dengan mata hati). (QS. Al-Qiyamah [75]: 22-23):

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ ، إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat”.

Itulah sebabnya, ilmu yang menunjukkan “pintunya mati” supaya selamat bertemu Tuhan dan merasakan bahagianya hidup kekal dengan-Nya di hari akhir, disebut Ilmu Syathariyah. Adalah mati yang “fii maq’adhi shidqin ‘inda malikin muqtadirin” (QS. Al Qamar [54]: 55). Ketika mati yang pasti ditemui dan hanya sekali dirasakan, kembali di dalam tempat yang benar (lalu merasakan betapa bahagia hidup kekal dengan Yang Maha Kekal) di sisi Maha Raja diraja Yang Berkuasa.

Perintah Allah dengan firman-Nya dalam QS. al A’raf [7] ayat 205 :

وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ

“Dan ingat-ingatlah Rabbmu di dalam dirimu (di dalam rasa hatimu) dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan (cara mengingat-ingat-Nya) tidak dengan melahirkan dengan kata-kata (tetapi diingat-ingat di dalam rasa hati), di sepanjang pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”.

Berhubung sangat detailnya pembahasan ini maka sebaiknya dimohonkan untuk membuka link dibawah ini, inilah amanah para Mursyid, para Wali Allah, Rasulullah bahkan Allah sendiri memerintahkannya namun jarang yang mengetahuinya :

https://pasulukanlokagandasasmita.com/dzikir-thariqat-syathariyah/

Sarat mutlak bagi kita semua adalah beriman kepada Al Ghayb yang WujudNya Mutlaq tak terbantahkan, artinya Al Ghayb itu bisa dilihat dan dirasakan keberadaanNya walaupun Dia gaib…loh koq demikian ? Silahkan dibuka pembahasannya dalam link di atas.

Semoga Allah merahmati kita semua dengan keberkahanNya bisa melihatNya (makrifat) ketika di dunia ini. Aamiin.

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *