Upacara Peringatan Hari Ibu ke – 94 Di Kec. Banyuresmi Usai Dilaksanakan
Oleh : Lilis Yuliati, M.Pd
Garut – Kecamatan Banyuresmi menggelar upacara Hari Ibu ke – 94. Bertempat di depan kantor Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut, Jln. KH. Hasan Arief no.1, kamis (22/12).
Camat Banyuresmi bacakan pidato Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, pada Upacara Peringatan Hari Ibu ke – 94.
Acara dihadiri oleh Forkopimcam, ketua Persit, ketua Bhayangkara, para kepala Upt Puskesmas, para Kepala Sekolah SD, SMP, SMA, Korwil Pendidikan, Pertanian, kepala KUA, ketua MUI, ketua TP PKK kecamatan, ketua TP PKK desa, karang taruna dan organisasi perempuan lainnya.
Bertindak selaku Inspektur upacara Camat Banyuresmi, Dra. Hj. Eti Nurul Hayati, M.Si., dengan semua pelaksana tugas upacara menggunakan pakaian kebaya.
Beberapa petugas pada acara tersebut diantaranya : Komandan Upacara, Sari Nuryanti, unsur Pkk Desa Binakarya. Pembaca Tek Pancasila, Imas Masturoh, unsur PKK Sukasenang, pembaca teks UUD 1945, Nurtika, S.Pd., unsur PKK Sukamukti, pembaca sejarah singkat hari ibu, Vini, unsur PKK Karyamukti, pembaca do’a, Eni Suhartini, unsur PKK Cipicung dan pembawa acara, Nalis Nuraena, unsur PKK Sukamukti. Sedangkan pembaca pidato Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Camat Banyuresmi, Dra. Hj. Eti Nurul Hayati, M.Si.
Dalam meenyampaikan pidato Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Camat Banyuresmi, Dra. Hj. Eti Nurul Hayati, M.Si. mengungkapkan bahwa peringatan Hari Ibu yang selalu kita peringati, merupakan bentuk penghargaan dan apresiasi kita kepada perjuangan perempuan Indonesia dari masa ke masa. Sejak Kongres Perempuan Pertama di tahun 1928, yang menjadi tonggak perjuangan perempuan Indonesia, perempuan Indonesia sudah sangat berperan dalam derap pembangunan di Indonesia.
Dari perspektif kesetaraan gender pun, perbedaan peran perempuan dan laki-laki di Indonesia bisa dianggap secara umum terlihat tidak terlalu tampak perbedaan yang sangat ekstrem, meskipun masih ditemui isu gender di berbagai bidang pembangunan.
Pandemi Covid-19 saat ini memperlihatkan, bahwa perempuan mendapat beban lebih berat, seperti hasil survei yang dilakukan oleh UN Women bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan Indosat Ooredoo, bahwa pandemi Covid-19 telah memperparah kerentanan ekonomi perempuan dan ketidaksetaraan gender serta dapat mengancam upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s).
Namun, di samping itu ternyata perempuanlah yang mengambil peran pertama bergerak menanggapi bencana Covid-19 ini sebagai penggerak sosial dengan membuat gerakan gotong-royong membangun kesadaran bersama untuk penyediaan makanan, dan alat pelindung diri (masker).
Perempuan bergerak mengatasi kondisi ekonomi diantaranya dengan memproduksi kebutuhan yang meningkat pada saat pandemi, seperti masker, desinfektan dan alat pelindung yang melibatkan banyak orang.
Perempuan juga mengambil peran penting dalam memerangi Covid-19 dengan menjadi tenaga kesehatan, ilmuwan/peneliti, dan dapat diandalkan untuk mencegah penyebaran Covid-19, yakni melalui keluarga.
“Melalui PHI ke-94 Tahun 2022 ini, Saya berharap bahwa perempuan-perempuan Indonesia di generasi masa kini dalam segala aktivitasnya, tidak melupakan makna dari perjuangan perempuan Indonesia di masa yang lalu.”
Diakhir membacakan pidatonya, Camat Banyuresmi mengajak khususnya perempuan generasi millennial, ayo…. masa ini, adalah milik kalian! Mari warnai PHI dengan peran dan karya nyata bagi Indonesia tercinta. Terima kasih Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.