Apakah Ibadah Kita Diterima Allah?

Share posting

Marilah kita sama-sama cari tahu apakah Allah menerima amal ibadah kita ? Cirinya ada di diri kita sendiri tanpa perlu berspekulasi tentang nilai ibadah kita

Artikel Eksklusif

Oleh : KRH. . Yogi Muhammad Rahman, S.H.M.H

Ilustrasi-Pinterest

Telah berkata Mursyid kami Abah Guru Sekumpul Martapura dengan ujarannya sebagaimana dikatakan dalam youtube ini :

https://youtube.com/shorts/_XRzwp73sAQ?feature=share

Abah Guru mengatakan bahwa hati yang ikhlas dan hanya berharap atas ridho Allah diharapkan mampu meraih derajat tinggi, yakni husnul khotimah.

“Amalan hati yang paling baik adalah husnudzon,” tegas Abah Guru Sekumpul

Berbaik sangka kepada orang lain menjadi kunci penting dalam mendidik hati yang tulus dan ikhlas. Makanya, Abah Guru Sekumpul juga menjelaskan ciri-cirinya.

“Tanda orang yang telah dipilih Allah Swt untuk menjadi baik adalah dia baik sangka kepada seluruh makhluk Allah swt dan buruk sangka kepada dirinya sendiri,” kata Abah Guru Sekumpul.

Dengan punya prinsip baik sangka, maka ia mampu menutup aib orang lain yakni dengan tidak melihat sama sekali akan aib orang itu.

“Tanda ibadah diterima oleh Allah hati tidak pernah melihat aib orang lain lagi dan hanya melihat kebaikan orang saja,” kata Abah Guru Sekumpul.

Bagaimana caranya agar hati makin bersih, suka berbaik sangka dan mampu menutupi aib orang lain?

Pertama, butakan matamu dari melihat aib orang lain dan buka mata hatimu untuk melihat aib kamu sendiri.

Kedua, supaya mati kita dalam keadaan beriman dan husnul khotimah adalah jangan sekali-kali kita melihat kekurangan dan keburukan orang lain.

Ketiga, hanya hati yang bersih saja yang selamat di hadrah Allah swt.

Keempat, husnudzon kepada orang soleh paling tinggi derajatnya.

Abah Guru Sekumpul kemudian memberikan pelajaran penting dari sosok waliyullah, yakni marga Al Aidrus.

Al Aidrus itu artinya pemuka para wali. Para habaib dari golongan Al Aidrus, mulai Habib Abdullah al Aidrus al Akbar dan keturunannya, banyak yang mendapatkan maqom yang tinggi itu disebabkan karena hati mereka banyak husnudzon kepada orang muslim.

Habib Abdullah Al aidrus al akbar berkata: “husnudzon adalah wilayah dirinya.”

“Artinya, orang yg husnudzon itu tanda adanya wilayah /kewalian di dalam dirinya,” kata Abah Guru Sekumpul.

Bukan hanya itu, lanjut Abah Guru Sekumpul, apabila seseorang melihat orang lain dengan husnudzon (baik sangka), maka itu alamat adanya taufiq, alamat bahwa hati orang tersebut ‘hidup’ dan mendapatkan Nuur.

Abah Guru Sekumpul kemudian menjelaskan orang yang beriman tandanya kata-katanya baik, umpamanya melihat anaknya tidur, dia mengatakan ‘hai wali majzub bangun’.

Ketika melihat anaknya beribadah dia mengatakan, ‘hai wali”. Semakin banyak engkau husnudzon kepada orang lain semakin banyak Nuur di hatimu.

“Kebiasaan para wali dari dahulu, kalau melihat atau bertemu orang lain, hatinya penuh dengan sangka baik,” demikian dikatakan oleh Abah Guru.

Meskipun mereka didzolimi pun, katanya, mereka mudah menyangka jangan-jangan orang ini adalah malaikat yang dikirim Allah swt. Jangan-jangan ia adalah Nabi Khidir, jangan-jangan ia adalah wali.

Demikianlah dikatakan oleh Mursyid kami Abah Guru Sekumpul tentang ciri-ciri orang yang amal ibadahnya diterima di sisi Allah. Semoga Allah memberikan keberkahanNya berupa petunjuk yang Haq kepada kita sebagai makhlukNya.

 

 

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *