Tenaga Ahli Mabes Polri Isi Dialog Kebangsaan Kabupaten Garut

Share posting

Oleh: Agung Gunawan

Kegiatan Dialog Kebangsaan Sosialisasi Kerukunan Umat Beragama, Rabu (29/03). (Foto: Istimewa – grahabignews.com)

grahabignews.com, Garut – Bertempat di SMA Darussalam Wanaraja Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut, telah di laksanakan kegiatan Dialog Kebangsaan Sosialisasi Kerukunan Umat Beragama dengan tema “Beragama, Berbangsa, Bernegara dalam Perspektif NKRI.”

Kapolres Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro, S.H., S.I.K., melalui Kapolsek Wanaraja AKP Maolana mengatakan, bahwa kegaiatan ini sangat penting untuk menjaga keutuhan NKRI.

Kegiatan tersebut dihadiri 300 peserta terdiri dari Kakesbangpol Garut H. Nurodin M.Si., Ketua FKUB Kab. Garut Drs. H. Mahyar Suara S.H., M.H, unsur Forkopimcam Kecamatan Wanaraja, Sukawening, Karangpawitan, Sucinaraja dan pangatikan serta Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama dari 5 Kecamatan.

Sebagai nara sumber, adalah Kasubdit Kontra Ideologi Dit Cegah Densus 88 AT Mabes Polri Kombes Pol Ponco Ardani S.H., M.H. dan Tenaga Ahli Pencegahan Radikalisme Ekstrimisme Terorisme Mabes Polri, Gus Islah Bahrawi.

(Foto: Istimewa – grahabignews.com)

Gus Islah Bahrawi mengatakan, kita yang beragama juga punya hak untuk berpolitik dan di wakili dalam kepentingan-kepentingan politik. Tapi, jangan sekali-kali menunggangi agama untuk kepentingan politik, karena semua sejarah telah memberi contoh kepada kita betapa bahayanya politisasi agama.

Ini memang betul-betul menjadi suatu ukuran bagi kita semua yang ada di Indonesia, ketika kepentingan politik itu menunggangi agama ujung-ujungnya adalah kejahatan.

Makanya mereka tahu khilafah ini tidak bisa hidup di bumi hari ini. Tidak ada satu pun negara yang menggunakan sistem ideologi khilafah hari ini, tapi itu selalu dihidupkan supaya ideologinya terjaga.

Saya selalu menolak tesis yang mengatakan khilafah ini sitem dari Tuhan. Tuhan tidak perlu politik, Tuhan tidak perlu negara. Tuhan sudah menciptakan alam semesta ini dan memilikinya.

(Foto: Istimewa – grahabignews.com)

Islam terpecah karena kepentingan politik. Sehingga yang terjadi adalah gerakan kekerasan yang mendegradasi esensi agama.

Maka saya menginginkan untuk menyelamatkan Islam dari anggapan negatif, intoleran, ekstrimis, dan sejenisnya.

Lanjut Bahrawi, karena jika agama di bawa untuk kepentingan politik, maka perpecahan akan terjadi dimana-mana.

Bila ada perbedaan pendapat, lakukan diskusi yang mengedepankan ilmu pengetahuan, bukan emosi dan ambisi kekuasaan.

Dialog Kebangsaan diakhiri dengan tanya jawab oleh peserta, dan berakhir pukul 17.30 wib, Rabu (29/3/2023)


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *