Ketika Amey Gancell Dilamar???
Wawancara Eksklusif
Oleh : Wishnoe Ida Noor
Grahabignews.com, Garut – Apa yang membuat hati kita terenyuh, tersentuh sehingga luluh ketika kita dilamar? Tentu jawabannya akan beragam sesuai dengan pengalaman, pemikiran, pertimbangan dan sikondisinya masing-masing.
Demikian halnya bagi sosok Amey Gancell sedikit berbagi pengalaman, ketika dirinya terlibat langsung pada suatu kegiatan perpisahan peserta didik tingkat SD.
“Bukan masalah ceremonial perpisahannya melainkan lebih kepada pembelajaran yang sangat berharga bagi saya ketika melihat, mencermati, mencoba memahami dan mengerti bagaimana tugas dan tanggungjawab yang diemban oleh para pendidik di dalam mencerdaskan anak bangsa,” tuturnya mengawali pembicaraan pada GrahaBigNews, di kediamannya Jl. Cimanuk 56 Pedes Garut. Senin (26/06/2023).
Yang lebih esensi lanjutnya adalah ketika menempatkan diri sebagai orang tua yang menyekolahkan kedua putrinya di SDN 2 Pataruman Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut, bagaimana membangun sinergi sehingga akselerasi komunikasi yang harmonis bisa terjalin.
Para peserta didik dengan berbagai sifat dan karakter juga kemampuannya masing-masing juga keberadaan para orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya di sekolah tersebut, tentu saja ada banyak potensi yang harus digali dan disikapi sehingga terbangun kondusifitas.
Menurutnya, perpisahan sekolah kerap menjadi polemik ketika berhubungan dengan nominal. Namun, tidak demikian adanya jika semua bisa dibicarakan dengan baik sehingga melahirkan kesepakatan yang mufakat.
Akhirnya dengan pemikiran dan implementasi merayakan acara perpisahan dengan sederhana tanpa membebani para orang tua, Amey Gancell menyediakan waktu dan tempat melatih anak-anak untuk pentas perpisahan disanggarnya bersama para orang tua lainnya., dan ternyata setelah digali banyak potensi yang ada di peserta didik SDN 2 Pataruman dari mulai Jaipong yang pernah menjadi juara pada event tertentu, Pencak silat, Pildacil, dan lainnya.
Alhamdulillah dengan adanya kerjasama yang baik dengan para orang tua siswa, merekapun melakukan hal yang sama seperti Amey Gancell yang melatih putra-putrinya di kediamannya masing-masing.
Sederhana tapi tak mengurangi makna dari pembentukan karakter anak-anak, hasil latihan di sanggar Amey Gancell berupa paduan suara, tari kreasi, catwalk model, dan publik speaking yang pada akhirnya mereka bisa tampil dengan sempurna.
Di luar dugaan, ternyata acara perpisahan tersebut mendapatkan apresiasi dari Kepala Sekolah, Pengawas, Lurah, Bhabinkamtibmas, Babinsa dan tokoh masyarakat yang menghadirinya serta acarapun berlangsung sukses tanpa ekses dipenuhi perasaan haru biru.
Sebagai Ketua Pelaksana pada acara tersebut, Amey Gancell Elin Herlina dalam sambutannya menandaskan bahwa kita harus memposisikan anak sesuai dengan masanya, sebagaimana diatur dalam undang-undang No. 23 Tahun 2022 tentang perlindungan anak.
“Itu artinya bahwa setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya,” ungkapnya berdiplomasi.
Menurtnya, ketika semua pihak bersatu, bahu membahu untuk sesuatu tujuan tertentu perlu kiranya kita belajar dari ilmu sapu lidi yang mengikat kuat ketika bersatu, dan fungsional.
Meski merasa malu hati karena menyadari keterbatasan baik secara ilmu maupun lainnya, lamaran dari pihak sekolah agar dirinya berkenan untuk menjadi Ketua Komite Sekolah , akhirnya diterima sebagai ujian untuk amanah agar bisa membawanya untuk bersinergi menuju akselerasi SDN 2 Pataruman cerdas, mandiri, ungul dan berakhlaq mulia yang mengimani Asmaul Husan, insya Alloh, pungkasnya.