Peguron Tarekat Adalah Madrasah Kenabian

Share posting

tahukah kalian bahwa Rasulullah adalah saksi hidup ketika engkau melakukan perbuatan baik maupun buruk. Beliau hidup dan menjadi saksi akhlak perbuatanmu hingga jaman berakhir

Artikel Eksklusif

Oleh : H Derajat

Ketua Pasulukan Loka Gandasasmita


Ilustrasi-Pixabay

Nabi SAW hadir menjadi saksi dan bukti kebenaran ayat-ayat Allah, pemberi kabar gembira, pemberi peringatan, penyeru kepada jalan Tuhan, sekaligus sebagai pelita terang yang menyinari hati umat manusia. Nabi SAW tetap hidup sepanjang zaman hingga akhirnya. Mengawal dan menjadi pembimbing umat manusia hingga akhir zaman. Kepatuhan umat manusia akan kabar dan peringatan yang disampaikan oleh Nabi SAW adalah sebuah bentuk “penyelarasan” manusia kepada tugas Kenabian.

Dengan mengemban fungsi kenabian tersebut, madrasah kenabian sesungguhnya merupakan institusi pembebasan manusia dari kegelapan kekufuran (dzhulumãt al-kufr) menuju cahaya iman (nûr al-îmãn), sekaligus sebagai sumber nilai bagi pencerdasan manusia dari kebodohan menuju kemajuan ilmu pengetahuan, dan merupakan referensi keteladanan dalam membentuk pribadi yang berakhlak mulia dan beramal shalih.

Adapun mengenai Madrasah Kenabian dan Kesaksian Rasulullah SAW kepada umatnya telah kami jelaskan secara detail pada link berikut ini :

Salah Satu Tugas Kenabian; Menjadi Saksi Atas Prilaku Umatnya

Dari Madrasah kenabian, akan muncul para alumni yang akan menjadi  Insãn al-Kãmil yang selanjutnya akan membimbing secara estafet umat manusia. Mereka yang terkait pada estafet Kenabian adalah para Pewaris yang melanjutkan pengkabaran, pembimbingan dan pendidikan. Dasar kurikulum yang dibawanya merujuk kepada Nabi SAW sebagai patron dan peletak dasar.

Para pembimbing yang mewarisi misi Kenabian adalah mereka yang bertalian secara sanad, memiliki  mahabbah (cinta) yang daqîq (dalam), dan punya  dzauq (taste -cita rasa) yang satu frekuensi dengan Nabi SAW. Mereka yang masih hidup disebut dengan  Mursyid atau Rabbãniy, sedangkan mereka yang sudah wafat disebut dengan  Rijãl al-Ghãib.

Merekalah para Guru yang membimbing manusia untuk bisa selaras dengan misi Kenabian. Keselarasan manusia dengan misi Kenabian akan meringankan Nabi SAW dalam kesaksiannya di hadapan Allah SWT. Demikianlah tugas daripada Mursyid Tarekat sebagai pengingat dan pemberi kabar gembira dalam menyadarkan umat manusia agar kembali pada pemahaman bahwa Rasulullah itu selalu berada pada di sisi kita dan menjadi saksi perilaku kita di dunia ini.

Jika manusia tidak ingin diselaraskan, tidak ingin dibimbing, tidak ingin dididik, dan tidak ingin dibebaskan dari kegelapannya, Allah SWT mengajarkan Nabi SAW untuk bertawakkal;  “Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan pemilik ‘Arasy (singgasana) yang Agung“.

 

Seorang Mursyid Tarekat tidak pernah mengharapkan upah dalam mengajarkan ilmunya sebagaimana Allah memerintahkan Rasulullah dalam firmanNya dalam Surah Yusuf :

وَمَا تَسْـَٔلُهُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍۗ اِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعٰلَمِيْنَ

“Dan kamu sekali-kali tidak meminta upah kepada mereka (terhadap seruanmu ini), itu tidak lain hanyalah pengajaran bagi seluruh alam.” (QS Yusuf ayat 104)

Wallahu ‘alam…

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *