Meski Kasus Aktif Covid-19 Melonjak, Pemkab Garut Tidak Akan Lakukan Refocusing Dana

Share posting

Oleh: Wishnoe Ida Noor

Pelaksanaan Rakor bersama dengan unsur Forkopimda Provinsi Jawa Barat terkait Penanganan Covid-19 di Jawa Barat yang diselenggarakan secara virtual dan dihadiri oleh unsur pimpinan daerah di 27 kota kabupaten se Jawa Barat, Selasa (15/6/21). (Foto : Deni Septyan/Diskominfo Garut – grahabignews.com)

Garut – Bupati Garut, Rudy Gunawan, menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) bersama dengan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Jawa Barat terkait Penaganan Covid-19 di Jawa Barat yang diselenggarakan secara virtual dan dihadiri oleh unsur pimpinan daerah di 27 kota kabupaten se Jawa Barat.

Bupati Garut menuturkan, bahwa Kabupaten Garut masuk 3 besar sebagai daerah dengan kasus aktif paling tinggi di Jawa Barat, hal ini disampaikan Bupati Garut saat diwawancarai wartawan seusai acara di depan Gedung Command Center Garut, di Jalan Kabupaten, Kecamatan Garut kota, Kabupaten Garut, Selasa (15/6/21).

“Sekarang itu justru terjadi di kampung-kampung. Di selatan saja sekarang ini diperkirakan di Garut Selatan ada 400 yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari beberapa hari kemarin, yang membawa dampak (besar) Garut itu ya 400 itu, sehingga Garut masuk 3 besar sebagai daerah yang kasus aktifnya paling tinggi,” ujar Bupati Garut.

 

Ia mengatakan bahwa terjadinya pelonjakan kasus di Kabupaten Garut ini salah satunya dikarenakan acara pernikahan yang tidak terkendali. “Kasus aktif terbesar ada di daerah selatan, masuk klaster kampung karena semenjak ada hajatan, jadi Alhamdulillah dampak dari Pilkades engga ada kita nunggu dua minggu dampak dari Pilkades tidak ada , yang ada dari dampak hajatan saya mendapatkan konfirmasi di sana ada hajatan sedikit-sedikit tidak terkendali,” ucapnya.

Selain itu, sambung Rudy,  keterlambatan masyarakat dalam melaporkan gejala-gejala terkait Covid-19 menjadi salah satu penyebab banyaknya orang yang meninggal dunia di Kabupaten Garut. “Jadi kesulitan kita masyarakat itu masyarakat yang tidak mencium itu tidak melapor jika sudah keadaan panas dingin baru ke Puskesmas itu sudah dalam kondisi fase 2, jadi banyak yang meninggal di Garut karena mereka itu tidak pernah melapor,” lanjut Rudy.

Meskipun begitu, Bupati Garut mengatakan bahwa pihaknya tidak akan melakukan refocusing dana, karena Pemerintah Kabupaten Garut masih memiliki dana Belanja Tidak Terduga (BTT) yang masih berkisar di angka 10 sampai 12 milyar. “Enggak kami tidak refocusing kembali, tapi kami siapkan sekarang ini dari BTT, BTT kami masih ada, cadangannya kami ada sampai bulan sebelum perubahan itu, perubahan kan 2 bulan lagi, kira kira di angka 10 sampai 12 milyar,” kata Bupati Garut.

Maka dari itu, Ia menilai bahwa anggaran untuk penanganan Covid-19 di Kaputen Garut masih sangat aman. “Masih aman, sangat aman, anggaran sangat aman, karena Garut ini anggarannya aman, kami yakin tidak ada kekurangan apapun, kami akan melakukan langkah efektif, efisien dan pertanggung jawaban yang baik penanganan covid19 ini, obat kami kirimkan dan kami belikan obat ini kami 2,5 milyar yang di distribusikan ke puskesmas-puskesmas,” pungkasnya.

Data Dinkes Garut Hunian Untuk Isolasi Pasien Covid-19 sampai dengan tanggal 15 Juni 2021 :

  1. Rusun Gandasari : 102 pasien
  2. Islamic Center : 64 pasien
  3. RSUD dr. Slamet : 158 pasien
  4. RS lain : 302 pasien

Bingung Ingin Kuliah yang Berkualitas? Klik aja Link di bawah ini !!!

http://pmb.fteknikuniga.ac.id


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *