Observasi Pakan Ternak Pilot Project Distan Kab. Garut Gandeng PPAPG

Share posting

Wawancara Eksklusif

Oleh : Hartono & Wishnoe Ida Noor

 

Ketua Koperasi PPAPG, H. Ricky Megawan, SE (foto oleh Wishnoe Ida Noor-grahabignews.com)

Garut – Kabupaten Garut sebuah kabupaten yang memilki banyak potensi Sumber Daya Alam dan SDM yang memadai, akan tetapi hingga saat ini bebagai program hanya begitu begitu saja, hal tersebut berdampak pula pada sektor perekonomian rakyat yang salah satunya para peternak ayam petelur di Kabupaten Garut banyak yang gulung tikar.

Hal tersebut diebabkan dari berbagai aspek produksi yang sangat mahal, sementara nilai jual yang tidak seimbang dan persaaingan yang begitu ketat, itulah yang menyebabkan terpuruknya para peternak ayam telur di Kabupaten Garut, dan  tidak kurang dari 180 peternak yang merasa tidak ada perhatian dari pihak pemerrintah, sehingga akhir-akhir ini ingin mengikuti aksi demontrasi ke Jakarta seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa Kabupaten, baik dari Jawa Barat maupun luar Jawa Barat.

Keinginan untuk aksi dari para pelaku usaha peternak ayam petelur ditanggapi sigap oleh Dinas Perdagangan Kabupaten Garut, agar para peternak mempertahankan usahanya bisa tetap berjalan bahkan lebih maju dilakukan hearing pada hari Rabu (13/10/2021) dan mendapatkn beberapa solusi yang dikomunikaikan dengan beberapa SKPD sebagai leading sektor.

PPAPG sebagai paguyuban yang menyikapi keterpurrukan para peternak ayam petelur, selain hearing pihaknya juga sudah mempersiapkan konsep bagaimana mencari solusi agar telur lokal bisa terbeli masyarakat dan juga bagaimana agar para peternak mendapatkan pakan yang kebih murah dan berkualitas baik, sehingga PPAPG mendapatkan solusi mendirikan koperasi unttuk melakukan sinergitas baik dengan pemerintah, Gapoktan dan juga para peternak se-Kabupaten Garut.

Usai melaksankan komunikasi bersama Dinas Pertanian di gedung Gapoktan Kp. Cangkuang RT 01 RW 04 Desa Bagendit Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut terkait analisis bagaimana menciptakan pakan yang nota bene jagung sebagai sumber dasar bahan utama.

H. Ricky Megawan, SE., (berkemeja hitam garis) saat diwawancara oleh GrahaBigNews di dampingi Kang Hafid, Pemerhati Kebijakan Pemerintah Kabupaten Garut (foto oleh Wishnoe Ida Noor-grahabignews.com)

Usai acara, Ketua Koperasi PPAPG, H Ricky Megawan, SE., memaparkan bahwa pihaknya dengan sangat serius ingin berjihad menyelamtkan banyak pihak daam sektor peternakan yang dinilai selama ini kurang perhatian dan tidak memilki sumber kekuatan untuk bersaing dengn pasar luas, dimana hal terebut dipengaruhi biaya produksi yang begitu mahal.

Tahun ini dirinya ingin menjadi pencetus untuk kemandirian peternak ayam petelur di Kabupaten Garut, agar mampu bersaing pasar dengan solusi menciptakan pakan sendiri yang akan dikelola oleh koperasi yang dipimpinya.

Harusnya tandas Ricky,  Kabupaten Garut mampu mandiri  dan tidak bergantung kebutuhan pakan pabrikan yang sangat mahal dan kurang menguntungkan. Koperasi yang dipimpinya berupaya untuk membngun komunikasi dengan intansi terkait terutama pihak Dinas Pertanian yang nota bene memahami keberadaan jagung sebagai bahan pokok untuk pembuatan pupuk.

Pihaknya dengan berbagai cara ingin, agar pemerintah Garut perduli dan pihaknya dengan gagasan yang harus terwujud jelas harus ada dukungan.

“Mindset tersebut tidak akan ada pihak yang dirugikan bahkan simbiosis mutualisme di Kabupaten Garut bakal terjadi, petani jagung tidak akan kesusahan menjual dan tidak akan kebingungan dalam permodalan, pembuatan pakan di bawah koperasi yang saya jelas akan didukung dengan aspek legal yang bisa dipertanggung jawabkan, sehingga produk bukan hanya untuk peternak Garut saja, tapi juga untuk pasar luas, “ tandasya.

“Atas nama PPAPG dan Koperasi, saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, terutama Dinas Pertanian Kabupaten Garut yang telah memberikan solusi bagi kami,” ucapnya.

H.Ricky berharap, semua pihak mampu saling mendukung agar Garut menjadi percontohan yang mampu mandiri dalam pembuatan pakan secara Nasional dan peternak Garut tidak lagi mengalami keterpurukan akibat kalah saing pasar yang disebabkan mahalnya pakan, pungkasnya.

 

 

 

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *