AH BODOHNYA AKU, MENGAPA AKU TAK BISA MENDENGAR SUARA TUHAN ?

Share posting

Oleh : H Derajat

ampung.tribunnews.com

Tidak kah kita tahu wahai sahabatku, bahwa Tuhan Maha Berbicara (Al Kalam) tetapi mengapa kita tidak bisa mendengarnya ? Bukankah Nabi Muhammad pun Utusan Tuhan untuk menyampaikan pesan-pesanNya hingga jaman berakhir, namun mengapa pesan itu tak pernah bisa kita dengarkan selain dari sekedar baca buku dan kitab-kitab. Apa yang salah pada diri kita ? Mari kita simak ilustrasi kisah dibawah ini.

Suatu hari, seorang dari desa mengunjungi temannya di kota. Bunyi ribut mobil-mobil dan derap orang yang lalu-lalang sangat menganggu orang desa itu. Kedua orang itu kemudian berjalan-jalan dan tiba-tiba orang desa itu berhenti, menepuk pundak temannya dan berbisik, “Berhentilah sebentar. Apakah kamu mendengar suara yang kudengar?”.

Teman kotanya itu menoleh ke arah orang desa itu sambil tersenyum, dan kemudian berkata, “Yang saya dengar hanyalah suara klakson mobil serta suara orang lalu-lalang. Apa yang kau dengar?”.

“Ada seekor jangkrik di dekat sini dan saya bisa mendengar suara nyanyiannya.”

Teman dari kota itu mendengarkan dengan penuh perhatian, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, “Saya pikir kamu hanya bergurau. Tidak ada jangkrik di sini. Dan seandainya ada, bagaimana orang bisa mendengar suaranya di tengah kebisingan jalan ini? Jadi, kamu pikir kamu bisa mendengarkan suara seekor jangkrik?”.

Kata orang desa itu, “Ya! Ada satu ekor yang bernyanyi di sekitar sini sekarang.”

Orang desa itu berjalan ke depan beberapa langkah, lalu berdiri di samping tembok suatu rumah. Di situ ada tanaman yang tumbuh merambat. Orang desa itu memetik beberapa daun, dan di atas daun itulah terdapat seekor jangkrik yang bernyanyi keras sekali.

Teman dari kota itu kini bisa melihat jangkrik itu, dan dia pun mulai bisa mendengar kan suara nyanyiannya. Ketika mereka kembali berjalan-jalan, orang kota itu berkata kepada teman desanya, “Kamu secara alami bisa mendengar lebih baik dari kami.”

Orang desa itu tersenyum dan kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berkata, “Saya tidak setuju dengan pendapatmu. Orang desa tidak bisa mendengar lebih baik daripada orang kota. Sekarang lihat, saya akan memperlihatkannya kepadamu!”.

Lalu, orang desa itu mengambil uang logam dan menjatuhkannya di trotoar. Bunyi uang logam itu membuat banyak orang menoleh ke arahnya. Kemudian orang desa itu memungut uang logam itu dan menyimpannya kembali di kantungnya, dan kedua orang itu kembali berjalan-jalan.

Kata orang desa itu, “Tahukah kamu sobat, suara uang logam itu tidak lebih keras daripada nyanyian jangkrik tadi. Meski demikian, banyak orang kota mendengarnya dan menoleh ke arahnya. Di lain pihak, saya adalah satu-satunya orang yang mendengar suara jangkrik itu. Alasannya tentu bukan, bahwa orang desa bisa mendengar lebih baik daripada orang kota. Tidak. Alasannya adalah bahwa kita selalu mendengar dengan lebih baik hal-hal yang biasanya kita perhatikan.”

Seringkali ketika kita dalam masalah, kita berteriak memohon pertolongan pada Tuhan, dan kita merasa Dia diam saja. Ketika membaca cerita ini kita jadi sadar, sebabnya bukan karena Tuhan tidak menjawab, tapi karena kita lebih fokus pada diri kita sendiri dan permasalahannya. Dan dengan kesombongan, kita tidak pernah fokus pada Tuhan dan pertolongan-Nya. Kita terlalu yakin bahwa kita penentu jalan kehidupan kita.

Rasul mengajarkan kita untuk terus berdoa meminta hal sekecil apapun kepada Allah bahkan sekedar meminta garam untuk makan. Hal ini sebenarnya Rasul mengajarkan kita bahwa kita bukan penentu kehidupan ini dan bukan pula penyebar kesejahteraan, tapi hanya sekedar kepanjangan tangan Allah. Bahkan para wali mengatakan bahwa kita ini hanya wayang dan Allah lah dalang kehidupan kita.

Kita memasang telinga agar Tuhan menjawab sesuai dengan keinginan dan cara kita dan menolak suara Tuhan yang mengatakan bahwa Dia menyediakan jalan lain yang lebih baik!

Dua kalimat berikut ini sebaiknya dijadikan standar kehidupan maka suara Tuhan dan Nabi mu akan jelas terdengar :

Allahu yarzuqu limay yasya wa yaqdiru limay yasya hanya Allah saja yang memberi rizqi kepada yang dikehendakinya dan hanya Allah saja yang menentukan takdir kepada siapapun yang dikehendakinya. Dengan kalimat itu jelas kita ini hanya kepanjangan tangan Dia (Allah) dan bukan penentu kehidupan ini !!!!

H.Derajat,

Pasulukan Loka Gandasasmita.


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *